Aco menuturkan bahwa saat ini kopi sudah mengalami berbagai inovasi. Salah satunya kopi dengan aroma buah-buahan. Kopi dengan aroma buah tersebut  diproses secara alami, bukan dengan penambahan ekstrak buah seperti yang saya bayangkan.
Saya memang sempat membayangkan, sewaktu dia bercerita tentang  Kopi Wine, apakah ini kopi sejenis anggur yang efeknya bisa membuat mabuk? Atau hanya istilah saja.
Begitupun ketika Aco menjelaskan kopi-kopi yang beraroma buah, saya membayangkan ada proses ekstraksi buah-buahan yang kemudian dicampurkan ke dalam bubuk kopi.
Nyatanya tidak, karena untuk menghasilkan Kopi Wine yang mahal itu ada proses panjang sehingga tercipta aroma kopi yang khas dengan cita rasa yang juga cukup kuat di ujung lidah namun tetap lembut dalam tegukan.
Yang membuat saya cukup menikmatinya adalah aroma yang dihasilkan Kopi Wine ini begitu kuat. Sejenak sebelum mencecapinya, saya butuh waktu beberapa detik mengenali aromanya yang khas, dan alhasil saya percaya bahwa kopi dengan gelas berukuran gelas Espresso di tangan saya adalah kopi terbaik dengan istilah "proses fermentasi" yang baru saya ketahui saat itu.
Menurut Aco, keberhasilan Kopi jenis Wine sangat ditentukan oleh proses pasca panen. Jenis-jenis kopi yang bisa diolah dengan teknik Wine ini adalah Arabika dan Robusta.
Proses fermentasi dalam teknik Wine ini dimulai sejak pemetikan biji kopi, lalu tahap sortir (memilah biji kopi) kemudian setelah pemilahan, biji kopi dibungkus plastik kemudian memasuki masa fermentasi secara alami selama 35 hari.
Pasca proses fermentasi inilah yang menentukan apakah biji-biji kopi ini berhasil mengeluarkan bau yang khas atau malah gagal menjadi kopi Wine.
Menurut Aco, proses fermentasi ini menghasilkan semacam pembusukan ke biji kopi sehingga menghasilkan/mengeluarkan aroma khas kopi begitu juga dengan citarasa pahit yang kuat. Setelah itu dilakukan penjemuran biji kopi hingga kadar air 15%, kemudian kopi siap diroasting (sangrai).
Setelah proses pasca panen yang cukup memakan waktu, dan pertaruhan apakah berhasil atau gagal, saatnya proses terakhir yakni roasting. Dia menjelaskan bahwa sebenarnya yang menentukan cita rasa kopi terbaik ada pada saat proses roasting atau sangrai.Â