Program-program strategis ini nyatanya ketika sampai di daerah (seperti tol laut) ternyata tidak sementereng kedengarannya ketika digaungkan pada saat debat capres. Tol laut ini bukan hanya soal bagaimana menyamaratakan/keseragaman harga misal semen di Indonesia Timur dan Pulau Jawa.Â
Tidak sesederhana itu pastinya, Tol laut pasti direncanakan untuk tujuan yang lebih besar, bukan tentang apa yang dari luar dibawa masuk ke daerah, tapi sebaliknya apa yang ada dari daerah yang bisa juga dibawa keluar.Â
Suatu hari saya iseng bertanya ke salah satu pejabat tata ruang, sejauh ini seperti apa sih ketergantungan pemerintah daerah tentang tol laut di daerahnya? Saya menanyakan apakah ada rencana strategis daerah untuk memanfaatkan tol laut ini untuk mendongkrak produk unggulan penduduk yang bisa dibawa keluar,jawabannya ternyata jauh dari ekspektasi saya. Nyatanya masyarakat dan pemerintah daerah belum bergerak sejauh itu.Â
Saya tidak mengatakan apakah tol laut di semua tempat kurang berhasil menggairahkan geliat ekonomi masyarakat. Tol laut ini adalah ide yang sangat jenius sehingga sangat disayangkan bila tidak ada rumusan strategis dalam kerangka program yang jelas tentang apa saja yang akan dilakukan, digerakkan pemerintah daerah agar keberadaan tol laut ini tidak sia-sia.Â
Pembenahan di sana-sini memang diperlukan, terutama dalam level rencana program kerjasama bagi setiap daerah yang menjadi wilayah pelayanan tol laut. Pemerintah harus tahu benar dan punya data cukup detil setiap sektor pertanian, perikanan, perkebunan bahkan peternakan yang kemudian dikelola (packaging produk olahan) sedemikian rupa untuk dibawa melintasi rantai-rantai pemasaran se-Indonesia melalui tol laut.
Dengan mengusung konsep konektivitas antar pelabuhan-pelabuhan di seluruh Indonesia, sudah selayaknya tol laut menjadi salah satu infrastruktur yang layak menjadi primadona setara dengan pembangunan bandara. Tol laut akan menjadi lambang kemaritiman kebanggaan Indonesia bila dikelola dengan benar.Â
Bila tol laut ini berhasil, mungkin saya tidak akan pernah lagi melihat proses jual beli unik antara mama-mama penjual ikan dengan penumpang kapal atau  koki kapal yang menjual es krim ke anak-anak. Dalam segala kondisi ketertinggalan, disitu saya merasa membutuhkan kehadiran senyata-nyatanya peran pemerintah.
Tabik.
***
Tulisan ini disusun dalam seri Travel to Remote: Papua Barat
- Travel to Remote: Keliling Taman Nasional Teluk Cenderawasih
- Trave to Remote: Lelaki Misterius di Pulau Mapimonu
- Travel to Remote: Tol Laut itu Nyata
- Travel to Remote: Keramahan di Yomakan
- Travel to Remote: Tiga Mutiara Baru Pariwisata Papua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H