Anand L.Rai tersenyum ketika ditanya soal film terbarunya Zero yang diperankan Bintang Bollywood, salah satu King Khan, yakni Shahrukh Khan. Dipilihnya nama Zero dijawab Anand melalui proses panjang, menurutnya film ini adalah proyek besar dan ambisius karena belum ada dalam sejarah perfilman di India yang mengangkat tema orang kerdil diterbangkan ke ruang angkasa. Baginya Zero punya pesan penting dari sekadar sebuah tontonan hiburan.
Zero bagi Anand memiliki pesan optimisme bagi orang-orang yang bermimpi besar namun memiliki keterbatasan fisik dan dia ingin menyebarnya seperti virus untuk menarik perhatian dunia.Â
Jelas bahwa Anand ingin menandai era baru perfilman India bahwa Film India tidak lagi tentang tari-tarian dengan drama romantis melankolis seperti yang ada selama ini. Lebih spesifik lagi, Anand memberi sinyal bahwa tidak lama lagi India (salah satu negara berkembang di Asia Selatan) akan mengirimkan astronotnya ke luar angkasa pada tahun 2022, dua tahun lagi dari sekarang (tidak lama lagi bukan?).
Jauh sebelum berita mencengangkan ini membuat saya terhenyak, India dahulu memang telah menjadi pusat peradaban dunia. Jantung kota yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, sains, seni dan sastra berhasil mengantarkan orang Asia pertama yang meraih nobel Academy Award bidang Sastra. Penulis besar lahir di kota ini, Bankim Chattopadhyay.Â
Masa keemasan ini mereka sebut juga dengan istilah Renaisans Bengali, dinamai dari kelompok etnis utama Kolkata, kesadaran India seperti sepupu Italia-nya dimana bangkit tanpa terduga.
Dan kini India bangkit kembali, dengan wajah barunya, bukan lewat sastra melainkan sains.
Sosok Penting di Balik Cita-cita Besar India?
Narendra Modi, Perdana Menteri India menjadi salah satu pemimpin dunia yang berani menggaungkan kampanye digital pada tahun 2016 yang terkenal dengan slogan "Startup India". Startup India merupakan sebuah revolusi besar di bidang teknologi dan industri 4.0 di India.Â
Misi ini memang diakui sangat ambisius, tapi nyatanya India memang punya kekuatan besar itu, Modi tidak sekadar bermimpi. Tercatat investasi pertumbuhan startup di India mencapai US$ 13 mn di tahun 2010 dan meningkat cukup pesat menjadi US$ 1,818 mn.
Tidak main-main India menargetkan ada sekitar 11,500 perusahaan startup (bila dibandingkan dengan Indonesia pada riset CHGR, usaha rintisan ini akan tumbuh 6,5 kali lipat atau sekitar 13,000 usaha rintisan di tahun 2020) pada tahun 2020, dimana di tahun 2014 saja sudah ada 3,100 startup.Â
Proyeksi pertumbuhan usaha rintisan di Indonesia dengan India memang beda tipis, tapi perlu kita ketahui, India sudah punya 3,100 usaha rintisan, sedangkan Indonesia baru menggerakkan 1,000 usaha rintisan. Tentu jalan masih panjang.