Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

[Seri India] Dari Film Tarian hingga Mengirim Astronotnya ke Luar Angkasa

21 Februari 2019   14:20 Diperbarui: 22 Februari 2019   09:53 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anand L.Rai tersenyum ketika ditanya soal film terbarunya Zero yang diperankan Bintang Bollywood, salah satu King Khan, yakni Shahrukh Khan. Dipilihnya nama Zero dijawab Anand melalui proses panjang, menurutnya film ini adalah proyek besar dan ambisius karena belum ada dalam sejarah perfilman di India yang mengangkat tema orang kerdil diterbangkan ke ruang angkasa. Baginya Zero punya pesan penting dari sekadar sebuah tontonan hiburan.

Zero bagi Anand memiliki pesan optimisme bagi orang-orang yang bermimpi besar namun memiliki keterbatasan fisik dan dia ingin menyebarnya seperti virus untuk menarik perhatian dunia. 

Jelas bahwa Anand ingin menandai era baru perfilman India bahwa Film India tidak lagi tentang tari-tarian dengan drama romantis melankolis seperti yang ada selama ini. Lebih spesifik lagi, Anand memberi sinyal bahwa tidak lama lagi India (salah satu negara berkembang di Asia Selatan) akan mengirimkan astronotnya ke luar angkasa pada tahun 2022, dua tahun lagi dari sekarang (tidak lama lagi bukan?).

Jauh sebelum berita mencengangkan ini membuat saya terhenyak, India dahulu memang telah menjadi pusat peradaban dunia. Jantung kota yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, sains, seni dan sastra berhasil mengantarkan orang Asia pertama yang meraih nobel Academy Award bidang Sastra. Penulis besar lahir di kota ini, Bankim Chattopadhyay. 

Masa keemasan ini mereka sebut juga dengan istilah Renaisans Bengali, dinamai dari kelompok etnis utama Kolkata, kesadaran India seperti sepupu Italia-nya dimana bangkit tanpa terduga.

Dan kini India bangkit kembali, dengan wajah barunya, bukan lewat sastra melainkan sains.

Sosok Penting di Balik Cita-cita Besar India?

Narendra Modi, Perdana Menteri India menjadi salah satu pemimpin dunia yang berani menggaungkan kampanye digital pada tahun 2016 yang terkenal dengan slogan "Startup India". Startup India merupakan sebuah revolusi besar di bidang teknologi dan industri 4.0 di India. 

Misi ini memang diakui sangat ambisius, tapi nyatanya India memang punya kekuatan besar itu, Modi tidak sekadar bermimpi. Tercatat investasi pertumbuhan startup di India mencapai US$ 13 mn di tahun 2010 dan meningkat cukup pesat menjadi US$ 1,818 mn.

Tidak main-main India menargetkan ada sekitar 11,500 perusahaan startup (bila dibandingkan dengan Indonesia pada riset CHGR, usaha rintisan ini akan tumbuh 6,5 kali lipat atau sekitar 13,000 usaha rintisan di tahun 2020) pada tahun 2020, dimana di tahun 2014 saja sudah ada 3,100 startup. 

Proyeksi pertumbuhan usaha rintisan di Indonesia dengan India memang beda tipis, tapi perlu kita ketahui, India sudah punya 3,100 usaha rintisan, sedangkan Indonesia baru menggerakkan 1,000 usaha rintisan. Tentu jalan masih panjang.

Pencapaian ini terbilang tinggi mengingat pemerintah India sendiri menargetkan ada milyuner muda setiap bulannya yang berasal dari industri Startup. Apa? milyuner muda setiap bulan? Ah Indonesia juga banyak yutuber milyuner, tapi apakah muncul setiap bulan itu lain cerita.

Sampai disini saya menarik nafas dalam-dalam, membayangkan dari mana ide gila ini berawal sehingga ibarat menjentikkan jari saya melihat India hari ini melalukan lompatan yang jauh, sangat jauh di bidang teknologi.

Belum usai saya dibuat terhenyak karena target luar biasa modi di bidang Startup, sekarang ada lagi misi gila yakni mengirim astronot India ke luar angkasa, what?. Modi benar-benar gila, dia bukan Elon Musk yang terkenal dengan Teslanya tapi justru karena Modi tidak punya latar belakang sekolah teknik bahkan nyaris tidak menamatkan sekolah tapi mengapa bisa melakukan pencapaian sedemikian hebat?

Modi mungkin sudah melihat jauh ke depan, entah dia sudah melihat potensi besar generasinya yang awalnya bercokol di Bangalor (Silicon Valleynya India) lalu menyebar ke perusahaan-perusahaan besar di bidang teknologi dan menduduki posisi CEO Google atau karyawan-karyawan Apple. Yang jelas Modi adalah orang yang tepat di waktu yang tepat untuk membawa India melesat bersama roketnya di Tahun 2022.

Chandrayaan-2

Momentum awal tahun 2020 tentu akan menjadi momentum bersejarah bagi India, karena di tahun-tahun mendatang negara ini akan terus mengagetkan kita dengan misi-misi futuristik yang masih sulit dipercaya. 

Chandrayaan-2 ini adalah misi ke-2 mengirim manusia ke bulan yang sebelumnya sudah didahului kakaknya, Gaganyaan project. Menandai misi besar itu maka lagi-lagi, Modi menginspirasi dalam pidato kenegaraannya "a son or daughter of India will go to space" by 2022. Perlu diketahui juga dibalik misi besar ini, India bekerjasama dengan Rusia dalam program pelatihan tentang antariksa pada proyek Gaganyaan. Sebenarnya saya bertanya-tanya mengapa tidak dengan Amerika? Kenapa ya?.

Astronot mereka akan diberi nama "Vyomnauts" yang berasal dari kata sanskerta Vyom, artinya ruang angkasa. Sebelum melakukan misi bersejarah ini, India memastikan untuk memperbeharui kembali satelitnya yang dikenal dengan program "Satellite Recovery Experiment". Recovery ini bertujuan untuk membawa satelit dengan berat 550 kg dengan selamat ke orbit dan membawanya kembali ke bumi. 

Lalu apa maksud pemerintah India dengan misi Chandrayaan ini? Jadi tujuan dari misi ini adalah untuk melakukan percobaan di bulan lalu menyampaikan informasi penting tentang untuk rencana pemasangan rover (kendaraan eksplorasi ruang angkasa yang dirancang untuk bergerak melintasi permukaan planet atau benda langit lainnya).

Harapan Yang Terus Tumbuh

India mengingatkan saya dengan ungkapan Eric Weiner dalam bukunya (The Geography of Genius). Salah satu kehebatan India adalah karena mampu "meng-India-kan" apa saja. Bahasa Inggris dengan akses khas hanya ada di India, Silicon Valley di Bangalor, atau Hollywood menjadi Bollywood. Tingkat kepercayaan diri sebuah bangsa yang layak diacungi jempol. 

Apa yang terjadi di India dengan fenomena lompatan teknologinya membuat saya bertanya-tanya, mengapa ada ironi di negara ini. Ironi yang saya maksud adalah di tengah rencana-rencana hebat India dalam kemajuan teknologi mengapa masih ada orang-orang kelaparan, atau kejahatan seksual yang menghantui wisatawan asing. Di sisi lain ledakan penduduk dan akses ke sanitasi dan air bersih menjadi masalah besar hingga saat ini. Masalah yang Indonesia juga hadapi selama bertahun-tahun.

India sama dengan Indonesia, mungkin. Kita sebenarnya sudah banyak melakukan lompatan teknologi namun masih sayup-sayup. Narasinya belum benar-benar digaungkan dalam program-program dan kebijakan strategis di lintas eksekutif. 

Sayangnya di luar sana orang-orang kreatif ini masih berjuang sendiri-sendiri, berdarah-darah sendiri meniti karirnya, barulah ketika berhasil orang-orang yang punya kepentingan berdatangan menjabati tangan atau sekadar unjuk muka. Selain pada dasarnya sebagian orang-orang kita memang senang melihat orang lain tidak berhasil atau kita iritasi melihat rekan kerja ingin maju, kita mengoloknya gila.

Apa yang diraih India saat ini tidak lepas dari bagaimana Narendra Modi memahami pentingnya penglihatan. Dalam kosmologi Hindu India, kreativitas itu tidak pernah dipaparkan secara jelas namun melalui gagasan. 

Peninggian Modi terhadap penglihatan ini yang mengubah semuanya, Modi mungkin tidak benar-benar melakukan sesuatu sama seperti Elon Musk, Modi hanya "melihat" sesuatu. Karena bagi umat Hindu indra adalah penglihatan, mereka ke kuil bukan untuk memuja tapi untuk melihat sosok dewa.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun