Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerita Pagi: Telur Ceplok Badrun

13 Januari 2014   09:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13895807431019214058

“Kata Alif bapaknya pulang mulung kadang ga menentu jadwalnya, jadi sambil nunggu bapaknya pulang, ibunya makan telur ceploknya Badrun”.

“Kain rajutan itu dikasih sama mamanya Alif, katanya dulu pernah jadi tukang cuci di rumah orang kaya, trus pas mau lebaran, majikannya bagi-bagi baju bekas, Ibunya Alif dapat banyak baju bekas, salah satunya rajutan ini mak”.

Rajutan ini katanya yang paling disukai mamanya Alif, dia juga terima kasih sama emak soal telur ceplok itu”. “Kain rajut ini dikasih ke emak dari mamanya alif”.

Ibu Rukinah terdiam, sedikit hampir menitikkan air mata, ada perasaan haru yang menyelimuti pikirannya pagi itu. Telur ceplok Badrun membawanya pada satu jalinan kekeluargaan yang tidak nampak, namun terasa begitu dekat. Anaknya Badrun di usianya yang masih kanak-kanak, menemukan jalinan persahabatan yang tak ternilai harganya.

Seperti rajutan yang diterima Bu Rukinah, dia semakin meyakini bahwa hidup ini mirip rajutan. Benang-benang kehidupan dirajut dengan baik, menghasilkan kombinasi warna yang sangat indah, mesti dijaga agar tak menjadi rajutan kusut yang tidak bermakna.

“Run, ini sarapannya, lima telor ceplok seperti biasa, sampaikan salam emak sama Alif ya, sering-sering ajak Alif main ke rumah ya”. Badrun berbinar-binar menatap emaknya, “ terima kasih mak”.

Pagi itu terasa sangat berbeda, sangat tenang, semunya merasakan kebahagiaan, begitu pun keluarga Alif, senyum tak pernah lepas dari wajahnya sepanjang perjalanan menuju sekolah, sebentar lagi dia bertemu Badrun, menyantap telur ceplok kesukaannya.

*** Ilustrasi: aries20031973.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun