Mohon tunggu...
Ratih Purnamasari
Ratih Purnamasari Mohon Tunggu... Konsultan - Tata Kota

Engineer | r.purnamasari16@gmail.com | Ratih antusias pada isu perkotaan, lingkungan, kebencanaan, smart city, blockchain dan big data. Sebagiaan ide dirangkum di mimpikota.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aktivitas Ruang Publik Sunmor (Sunday Morning) di UGM

5 Februari 2012   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Semua tempat di muka bumi ini indah, indah karena berisi muatan keberagaman yang berbeda disatu tempat dengan tempat yang lain, unik karena hanya satu-satunya. Maknai keberadaan ruang yang ada disekitar kita' _^^_ [caption id="attachment_168429" align="aligncenter" width="400" caption="suasana sunmor UGM http://hamidanwar.blogspot.com/"][/caption] Ada yang Unik..

Hiruk pikuk kembali meramaikan kampus UGM di sepanjang jalur pintu masuk arah selatan Sagan sampai ke penghujung utara Fakultas Peternakan UGM. Setiap minggu pagi, ada kegiatan 'wisata belanja' murah dan variatif yang berlangsung. Warga Jogja menyebutnya SUNMOR atau sunday morning__cukup kreatif. sepanjang ruas jalan arah selatan ke utara disesaki oleh pedagang kaki lima dan pengunjung yang datang berbelanja atau hanya sekedar ingin menikmati suasana Sunmor. Sekitar 2 bulan yang lalu ketika untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ke Kota Pelajar, teman-teman mengajakku untuk mengisi waktu senggang hari minggu, melihat suasana Sunmor di UGM. Sepintas aktivitas seperti ini tidak jauh berbeda dengan pasar pagi yang terdapat di beberapa kota seperti Makassar yang juga rutin mengadakan pasar pagi setiap hari minggu di sepanjang jalan menuju Anjungan Pantai Losari. Akan tetapi yang membuat suasana Sunmor UGM sedikit berbeda adalah karena aktivitas ini berlangsung dalam Kampus UGM. Sehingga selain berbelanja pengunjung dapat sekaligus berkeliling menyakasikan kemegahan kampus UGM. suasana asri dan sejuk juga merupakan salah satu faktor pendukung lainnya yang menjadikan Sunmor di UGM selalu dinantikan.

Ragam Wisata Belanja Barang - barang yang dijual sangat bervariasi, mulai dari perlengkapan sehari-hari seperti sepatu,sendal, pakaian, celana. ada juga asesoris menarik lainnya seperti barang-barang perlengakapan kamar: gorden, hiasan dinding yang semuanya disajikan dalam bentuk yang unik dan pastinya dengan harga miring. Semua barang yang dijual mewakili jenjang usia. ada barang untuk anak-anak, remaja dan juga orangtua, ya.. semua kalangan bisa menikmati wisata belanja, mereka bercampur dalam satu ruang dengan kesibukan yang beragam pula. selain suasana berbelanja, faktor menarik lainnya yang sangat unik adalah bervariasinya jenis kuliner dan jajanan tradisional dengan harga yang sangat terjangkau. Pengunjung memiliki keleluasaan memilih makanan /kuliner yang mereka gemari. tata letak warung makan pun sangat strategis, pada umumnya warung makan di Sunmor berada di sepanjang jalan menuju arah utara (arah keluar kampus), sehingga setelah pengunjung puas berbelanja, pengunjung dapat langsung singgah di warung makan, pola tata letak beberapa warung makan berbentuk linear mengikuti sisi jalan sebelum sampai ke penghujung utara fakultas peternakan UGM. Semua warung makan menyajikan konsep lesehan, sehingga kita benar-benar merasakan suasana makan dirumah sendiri, jauh dari unsur formalitas, benar-benar santai. Ruang Publik,,Where?????

Pembunuhan Masa depan Anak-anak dimulai dari Tidak adanya Tempat Bermain

Dahulu sebelum kota-kota berkembang, ruang publik masih banyak kita temukan. ruang publik dibeberapa negara Eropa seperti Paris menggunakan ruang publik untuk berkumpul atau beranjang sana dengan kolega, teman ataupun keluarga. ruang publik menjadi sarana 'Silaturahmi' dan saling mengenal. Ruang publik itu sendiri bentuknya bisa beragam, ada yang difungsikan untuk berolah raga, dan ada juga yang dimanfaatkan untuk wisata belanja dan pusat jajanan sekaligus dalam satu tempat atau bisa juga berupa taman, taman bermain, taman refleksi dan berbagai konsep taman lainnya. Namun karena geliat perkembangan kota yang terus berlangsung maka konsep perkembangan perkotaan mulai beralih pada kegiatan indoor. Mall mulai bermunculan dan menggeser keberadaan ruang publik bersifat outdoor. Parahnya lagi ruang publik yang bersifat outdoor dengan fungsi ganda sebagai daerah resapan air juga harus beralih fungsi. Semakin berkurangnya daerah yang menjadi resapan air maka resiko banjir juga meningkat. Mainset peradaban perkotaan yang kebabblasan mulai menggeorogoti sendi-sendi penataan kota yang sebelumnya masih menjaga kelestarian lingkungan.

Anak-anak kecil akhirnya kehilangan tempat bermain dan berganti dengan aktivitas bermain di Mall. bukankah ini memperlihatkan secara tidak langsung kepada sang anak perilaku yang konsumtif sejak dini?? kita bisa belajar pada Kota Bogota yang secara konsisten menciptakan ruang publik untuk warga kotanya. Warga Kota Bogota berpendapat:

DI SHOPPING MALL YANG MEWAH, WARGA MISKIN MERASA SEBAGAI ORANG ASING ATAU TIDAK DITERIMA (TIDAK SEDERAJAT)

DI PERPUSTAKAAN MEREKA MERASA DITERIMA DAN DIHARGAI. ORANG MISKIN BISA DATANG KE TEMPAT ITU BUKAN KARENA KEKAYAANNYA ATAU MEMILIKI PENDIDIKAN YANG TINGGI, TAPI CUKUP SEBAGAI SEORANG WARGANEGARA,

MENJADI WARGA COLOMBIA SUDAH MERUPAKAN SUATU KEBANGGAN TERSENDIRI.

13284102971629490764
13284102971629490764

Semoga ruang publik yang masih terjaga di daerah kita tetap konsisten dengan fungsinya. biarkan saja ruang tersebut tumbuh alami. sebagai warga kota yang sudah cukup penat melakoni beragam aktivitas,warga kota  butuh ruang untuk melepas kejenuhan, salah satu wadahnya adalah ruang publik yang nyaman dimana warga kota bisa berkumpul, dan larut dalam aktivitas santai. Jika untuk menghadirkan ruang publik sudah menjadi barang langka maka kita tinggal menantikan gejala stres perkotaan yang melanda warga kota. selamatkan kota kita karena kota adalah wadah yang menampung generasi berperadaban dan berperikemanusiaan. Jika kota sudah berada dalam kondisi amburadul, maka hal tersebut akan berbanding lurus dengan perilaku warga kotanya.percaya deh..._^^_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun