Mohon tunggu...
ratih ramadhaniah
ratih ramadhaniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi prodi S1 Akuakultur, Universitas Airlangga, SIKIA, Banyuwangi.

Gemar membaca artikel terutama mengenai otomotif dan lingkungan, hobi mendengarkan musik,

Selanjutnya

Tutup

Nature

Deepwater Horizon: Tragedi Pencemaran Laut Terbesar ke-2 di Dunia

18 Mei 2023   13:45 Diperbarui: 18 Mei 2023   13:39 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hewan yang terdampak kasus Deepwater Horizon tahun 2010. ( Foto: google )

Mengulas kembali pada tahun 2010, sebuah tragedi yang mengakibatkan pencemaran terjadi dan sangat berdampak besar terutama pada wilayah perairan. Anjungan minyak lepas pantai terbesar kala itu mengalami ledakan yang diduga diawali dari rentetan ledakan sumur berisikan lumpur-lumpur yang bercampur dengan minyak bumi di Teluk Meksiko. Anjungan minyak ini dikenal dengan nama "Deepwater Horizon". Tak hanya mencermari perairan, tragedi ini juga berdampak pada organisme hidup disekitarnya. Banyak terumbu karang yang rusak, jutaan hewan laut yang mati akibat tercemar minyak, dan gangguan kesehatan serta menurunnya ekonomi masyarakat disekitar wilayah tersebut. Kisah ini pun diangkat menjadi film dokumenter dengan judul yang sama yakni Deepwater Horizon. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Deepwater Horizon, berikut beberapa informasinya. 

Berdirinya Deepwater Horizon 

Ilustrasi : Deepwater Horizon 2010.source:wikipedia.com
Ilustrasi : Deepwater Horizon 2010.source:wikipedia.com

Drilling rig Deepwater Horizon milik Transocean, Amerika serikat dibuat oleh PT. Hyundai Heavy Industries, Di Korea Selatan tahun 1998 hingga 2001. Pada tahun yang sama, perusahaan Inggris yakni BP atau British Petroleum menyewa anjungan minyak tersebut. Kemampuan Deepwater Horizon dalam mendeteksi sumber-sumber minyak bumi inilah yang membuat BP kerap memperbarui kontrak, hingga kontrak berakhir tahun 2013. Melalui drilling rig ini, BP menemukan beberapa titik sumber minyak bumi. Salah satunya ladang minyak Kaskida  yang terletak di blok Keathley Canyon 292 sektor Teluk Meksiko Amerika Serikat, 250 mil barat daya New Orleans, Louisiana, yang menjadi titik pengeboran utama BP kala itu. Setelah beberapa tahun mendapatkan keuntungan yang fantastis melalui pengeboran di Kaskida, BP kembali menemukan titik baru sumber minyak bumi yang juga memiliki potensi, yakni Ladang Minyak Tiber, yang terletak di Teluk Meksiko. Meski telah mengobservasi dan menemukan adanya resiko, pengeboran di titik ini pun tetap dilanjutkan. titik baru ini sangat beresiko karena memiliki panjang vertikal 10.638 meter kedalam laut. 

Penyebab Terjadinya Ledakan

Ilustrasi: ledakan drilling rig di Teluk Meksiko,2010. ( Foto: BBC )
Ilustrasi: ledakan drilling rig di Teluk Meksiko,2010. ( Foto: BBC )

Pada 20 April 2010, ledakan tak terkendali terjadi yang diduga berasal dari anjungan minyak, Deepwater Horizon. Sebanyak 11 ABK menjadi korban dan kobaran api  baru bisa dipadamkan setelah 2 hari kemudian yakni pada 22 April 2010. Pada tanggal yang sama, anjungan ini tenggelam kedalam laut dan meninggalkan bocoran pipa yang terhubung dengan sumur di dasar laut dan menyebabkan tumpahan minyak terbesar di perairan AS. Ledakan awal diduga berasal dari sumur berisi lumpur yang terhubung oleh pipa yang di hubungkan di dasar laut. Sumur ini digunakan sebagai tempat menyaring lumpur agar tidak bercampur dengan minyak saat diangkut ke permukaan. Adanya campuran nitrogen dalam pengeringan semen guna menutup sumur, membuat lumpur bermigrasi dan pipa tak mampu menahan hingga bocor dan meledak. Nitrogen ditambah pada campuran semen yang dipakai diduga tidak diuji maksimal tentang kesesuaiannya pada deepwater oil rig. Akibatnya, minyak dan gas bermigrasi ke atas melalui reservoir dan menimbulkan terjadinya ledakan.

Dampak Terhadap Lingkungan dan Organisme Sekitar 

Ilustrasi: hewan yang terdampak kasus Deepwater Horizon tahun 2010. ( Foto: google )
Ilustrasi: hewan yang terdampak kasus Deepwater Horizon tahun 2010. ( Foto: google )

Diperkirakan setara 134 juta galon minyak tumpah ke teluk akibat insiden ini. Hasil Analisa forensik BOP menemukan bahwa satu set blind shear ram yang dirancang untuk memotong pipa yang digunakan untuk mendistribusikan minyak tidak dapat digunakan. Ini karena pipa telah bengkok akibat tekanan gas dan minyak. Hasilnya, tumpahan minyak mencemari wilayah lautan sekitar 180 ribu kilometer persegi. Minyak yang tercemar tidak hanya mencemari lautan, juga tempat hidup asli ribuan spesies makhluk hidup. Melalui Laman NOAA tercatat, tumpahan minyak Deepwater Horizon telah menrusak habitat dari 8.332 spesies makhluk hidup, termasuk spesies ikan, burung, dan mamalia laut. Tak sampai disitu, 103 pekerja yang ditugaskan untuk membersihkan minyak dan 35 warga sekitar mengalami gangguan kesehatan. Dari studi Universitas Columbia, terdapat anak-anak dan orang tua yang tinggal sekitar radius 15 kilometer dari pantai juga mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental. Kerugian yang di alami negara bagian Lousiana diduga sebesar 32 juta dolar AS sebab penurunan jumlah wisatawan. Bisnis perikanan di Teluk Meksiko juga mendapatkan kerugian hingga 247 juta dolar AS karena ikan-ikan tercemar dalam insiden tersebut. Sementara itu, BP sendiri dilaporkan mengalami kerugian hingga mencapai 90 miliar dolar AS. BP pun ditetapkan harus bertanggungjawab atas insiden ini. Tak sendiri, BP menuding bahwa pihak Transocean dan Halliburton juga terlibat dalam insiden ini. Sehingga ketiganya ditetapkan sebagai tersangka utama kasus meledaknya Deepwater Horizon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun