Mohon tunggu...
Ratih PutriSalsabila
Ratih PutriSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang sedang menjalani kegiatan perkuliahannya di semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Air di Situ Rawa Besar Berwarna Hijau: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

29 Desember 2022   01:10 Diperbarui: 29 Desember 2022   01:24 2565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situ Rawa Besar yang memiliki luas cukup besar (Foto: Ratih Putri)

Situ Rawa Besar merupakan danau urban yang terletak di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayahnya mencapai 17 ha sehingga disebut sebagai danau terbesar kedua di Kota Depok. Situ Rawa Besar terletak di pusat kota dengan wilayah permukiman yang padat, dekat dengan pusat industri atau perekonomian kota, dan tingkat mobiltas yang tinggi.

Dengan luas danau yang besar tersebut menjadikan Situ Rawa Besar memiliki peranan penting dalam pengelolaan sumber daya air terutama dalam penampungan air dan sebagai zona resapan air. Namun, dikarenakan terletak di pusat kota tentu keadaan danau dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas yang terjadi di sekitarnya sehingga adanya kemungkinan besar pencemaran air di Situ Rawa Besar.

Bukti terjadinya pencemaran di Situ Rawa Besar adalah warna air danaunya yang tidak jernih dan berwarna hijau. Danau yang berwarna hijau menandakan bahwa terdapat banyak alga hijau yang tumbuh di air tersebut. Hal ini dikenal dengan nama algae bloom. Algae bloom atau ledakan alga dapat terjadi karena adanya nutrisi yang berlebih pada badan air tersebut sehingga alga berkembang biak dengan sangat banyak hingga tidak terkendali. Nutrisi pada badan air tersebut, seperti nitrogen dan fosfor.

Nutrisi pada badan air dapat disebabkan karena terjadinya pencemaran air oleh berbagai bahan yang mengandung banyak fosfat, seperti pupuk, limbah detergen rumah tangga, dan sebagainya.

Alasan mengapa alga dapat berkembang biak dengan pesat jika terdapat nutrisi di badan air, yakni karena alga merupakan mikroorganisme uniseluler yang hidup dengan berfotosintesis sehingga memerlukan nitrogen, fosfor, CO2, dan cahaya matahari untuk memperbanyak diri.

Situ Rawa Besar yang memiliki luas cukup besar (Foto: Ratih Putri)
Situ Rawa Besar yang memiliki luas cukup besar (Foto: Ratih Putri)
 

Pencemaran di Situ Rawa Besar

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh dosen jurusan Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia pada tahun 2021 mengenai potensi sumber polutan berdasarkan parameter fisika dan kimia di Situ Rawa Besar, terdapat beberapa parameter yang diukur dari 30 sampel air yang diambil di beberapa lokasi berbeda. Didapatkan bahwa dari 30 sampel air di Situ Rawa Besar dan dengan penerapan metode indeks pencemaran, status kualitas air di Situ Rawa Besar tergolong tercemar ringan.

 

Kualitas air di Situ Rawa Besar berdasarkan pada besaran konsentrasi parameter, antara lain sebagai berikut.

  • Konsentrasi TDS atau bahan terlarut berupa senyawa kimia dan bahan organik berupa ion dari seluruh sampel berkisar antara 105 – 132,7 mg/L. Besar kosentrasi ini masih di bawah batas yang diperbolehkan, yaitu 1000 mg/L.
  • Konsentrasi rata-rata TSS atau material tersuspensi yang terdiri dari lumpur, pasir halus, dan mikroorganisme dari 30 sampel berkisar antara 14,3 – 97,4 mg/L dan dan 13 sampel (43%) menunjukkan besar konsentrasi yang melebihi batas yang diperbolehkan, yaitu 5 mg/L.
  • Konsentrasi turbidity atau kekeruhan berkisar antara 12,7 – 207 NTU dan 83% sampel yang didapatkan menunjukkan besaran konsentrasi yang melebihi batas yang diizinkan, yaitu 25 NTU.
  • Konsentrasi Nitrat (N) berkisar antara 0,23 – 1,20 mg/L dengan semua besaran konsentrasi sampelnya masih di bawah batas yang diperbolehkan, yaitu 10 mg/L.
  • Konsentrasi Fosfat (P) berkisar antara 0,014 – 0,118 mg/L dengan semua sampelnya masih berada di bawah batas yang diperbolehkan, yaitu 0,2 mg/L.
  • Konsentrasi BOD atau kadar bahan organik dari sampel berkisar antara 1,83 – 5,79 mg/L yang menunjukkan terdapat beberapa sampel yang konsentrasinya melebih batas yang diperbolehkan, yaitu 2mg/L.

Hasil pengukuran dari parameter di atas menunjukkan bahwa nilai PI (Pollution Index) pada air di Situ Rawa Besar adalah 2,99 yang berarti kualitas air di Situ Rawa Besar dalam keadaan tercemar ringan.

 

Permukiman padat penduduk di sekitar Situ Rawa Besar (Foto: Ratih Putri)
Permukiman padat penduduk di sekitar Situ Rawa Besar (Foto: Ratih Putri)

 

Pembuangan Limbah Domestik ke Situ Rawa Besar Menimbulkan Dampak yang Merugikan

Situ Rawa Besar terletak di wilayah permukiman dengan kepadatan penduduk yang cukup padat. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi pembuangan limbah domestik dan organik yang bersumber dari permukiman dan perdagangan tradisional di sekitar danau yang diindikasikan sebagai sumber pencemar. Keadaan ini menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang cukup tinggi di Situ Rawa Besar.

 

Penduduk di sekitar Situ Rawa Besar membuang air limbahnya ke kanal drainase. Lalu, air tersebut mengalir ke parit-parit yang pada akhirnya bermuara ke perairan Situ Rawa Besar. Akibatnya, kandungan konsentrasi BOD pada air menjadi tinggi dan kandungan oksigen (DO) pada air menjadi menipis.

 

Limbah domestik tersebut berupa air detergen yang mengandung banyak nutrisi, seperti fosfat yang menjadi kunci penyebab banyaknya pertumbuhan alga hijau di badan air Situ Rawa Besar. Pencemaran air akibat ledakan alga menyebabkan penurunan kualitas lingkungan berupa:

  • Mengurangi kadar oksigen terlarut karena terjadi perebutan oksigen antara alga dan biota di dalam air;
  • Menurunkan pH air;
  • Melepaskan racun ke air akibat hasil ekskresi alga;
  • Menutupi sinar matahari yang masuk ke dalam badan air;
  • Menyebabkan kematian organisme perairan;
  • Pencemaran air dan bau busuk yang disebabkan oleh organisme mati.

 

Pencemaran air akibat dari limbah domestik juga berdampak pada Kesehatan organisme di sekitar wilayah Situ Rawa Besar karena air limbah dapat menjadi sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa (vektor) penyakit tertentu. Kemudian, air yang tercemar dapat mengganggu pemandangan kota dan mempercepat proses kerusakan benda yang terbuat dari besi di sekitar Situ Rawa Besar.

 

Situ Rawa Besar yang terletak di Kota Depok (Foto: Ratih Putri)
Situ Rawa Besar yang terletak di Kota Depok (Foto: Ratih Putri)

 

Sikap untuk Mengatasi Pencemaran Air di Situ Rawa Besar

 

Pertumbuhan alga hijau yang terus menerus dan tidak terkendali dapat membahayakan kualitas lingkungan terutama kualitas pada air. Air yang tercemar di Situ Rawa Besar, Kota Depok tentu diperlukan suatu tindakan sebagai bentuk upaya mengatasi pencemaran yang terjadi agar organisme di perairan dan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah Situ Rawa Besar dapat lebih sehat dan lebih baik.

 

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran yang mengakibatkan pertumbuhan alga hijau yang tinggi di Situ Rawa Besar, yakni dengan melakukan sosialiasi kepada masyarakat terkait pembuangan limbah domestik dengan cara yang benar, yakni tidak membuangnya secara sembarangan ke perairan yang bermuara di Situ Rawa Besar. Kemudian, dengan menggunakan detergen atau sabun yang bebas mengandung fosfat dan melakukan pengelolaan air di Situ Rawa Besar dengan metode sirkulasi air yang tepat.

 

Dengan begitu, diharapkan masyarakat di sekitar Situ Rawa Besar dapat bersikap lebih bijak dalam mengelola limbah domestiknya dengan tidak mencemari perairan di Situ Rawa Besar, Kota Depok.

Referensi:

Tambunan, M. P., Kuswantoro M., dkk. (2021). A Preliminary Study of the Physico-Chemical Parameters and Potential Pollutant Sources in Urban Lake Rawa Besar, Depok, Indonesia. Jakarta: Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

Fadila, Muhammad Putra. (2022). PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Kasus : Kondisi Pencemaran Lingkungan Perairan Di Setu Rawa Besar Kota Depok). Jakarta: Fakultas Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta.

Marbelia, Lisendra, Sri Puji S., dkk. (2019). Pencemaran Air Oleh Alga. Diakses pada 27 Desember 2022 dari https://wastewater.wg.ugm.ac.id/2019/08/26/pencemaran-sungai/.

Kompas.com. (2022). Pencemaran Air akibat Blooming Algae. Diakses pada 28 Desember 2022 dari https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/14/132653169/pencemaran-air-akibat-blooming-algae?page=all.

BWS Kalimantan 1 Pontianak. (2021). Peristiwa Blooming Alga. Diakses pada 28 Desember 2022 dari http://bwskal1.or.id/2021/03/08/peristiwa-blooming-alga/#:~:text=Dampak%20dari%20peristiwa%20ini%20adalah,di%20dalam%20air%20yang%20lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun