Mohon tunggu...
Ratih Nahar
Ratih Nahar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fak. Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Stop Maksiat !

27 Oktober 2013   19:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13829302341767580780

Zaman terus bergulir, hawa nafsu dan iblis menancapkan taringnya hampir di seluruh penjuru dunia. Bagaimana kita hidup pada zaman dimana kolaborasi iblis dan hawa nafsu menjadi penguasa dalam kehidupan manusia, ang menyetting suasana dan menorehkan noda dimana-mana.

Sebuah kenyataan bahwa undang-undang telah dipersiapkan untuk menjerat dan aparat diterjunkan untuk menyikat, tapi kejahatan dan kemaksiatan semakin meningkat.

Sebagai remaja yang beriman, seburuk apapun kondisi zaman, kita harus tetap tegar dan berdiri tegak dalam menghadapi semua ini. sangat disesalkan bila kita hanya terdiam dalam keputusasaan. Padahal, masih banyak cara yang bisa kita lakukan, yang bukan saja mengambil sikap bertahan, tetapi dengan kerjasama yang baik dan dengan penuh kesungguhan, kita pasti berhasil menjadi pemenang dalam melawan iblis dan hawa nafsu.

Usaha menjauhi dan menghindari perbuatan maksiat sebagai berikut:

1.    Waspadalah Terhadap Tipu Daya Iblis

Semenjak Nabi Adam dan Ibu Hawa diterima tobatnya oleh Allah SWT, permusuhan iblis dan semua tentaranya terhadap manusia semakin menjadi-jadi. Apalagi setelah dia menyadari bahwa dirinya telah dilaknat, maka dengan kesungguhannya bersumpah untuk menjadikan anak turun Nabi Adam mendapat bagian yang sama yaitu sama-sama mendapat laknat dari Allah SWT.

Sumpah iblis itu menjadi kenyataan. Iblis menggoda dan menyesatkan manusia dengan taktik yang sangat licik, selangkah demi selangkah dengan hiasan-hiasan yang menggiurkan sehingga mereka merasa nikmat berada di jalan sesat, merasa bangga hidup penuh noda dan dosa, merasa aman berbuat kemungkaran tanpa menyadari hingga akhir hidupnya. Maka janganlah kia memberi kesempatan sedikitpun kepada iblis untuk menghiasi hati kita dengan tarian dan nyanyian indahnya, sebab dibalik semua kesenangan-kesenangan yang ditawarkannya adalah kehancuran yang nyata.

2.    Jangan Mengumbar Hawa Nafsu

Sebuah karunia Allah SWT, bahwa setiap manusia disamping diberi akal juga memiliki nafsu. Dua hal tersebut menyebabkan manusia menjadi makhluk yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Orang-orang yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya, pasti dirinyalah yang akan dikendalikan oleh hawa nafsu. Dan orang-orang yang sudah menjadi kendaraan bagi hawa nafsunya maka dia akan lebih mendengar bisikan setan daripada bisikan kebenaran, sehingga sangatlah mudah mengerjakan kemaksiatan. Maka janganlah membiarkan sekejap pun kepada hawa nafsu untuk menguasai diri kita dengan angan-angan yang dijanjikan keindahan dan kesenangan sesaat.

3.    Mewaspadai Pengaruh Negatif Media Audio Visual dan Internet

Televisi, VCD, DVD, HP, Internet dan lain-lainnya di abad modern ini tidak lagi merupakan barang dan sarana mewah, selain mudah didapat harganya juga terjangkau oleh hampir semua kalangan. Sarana tersebut dengan segala fasilitas khususnya di bidang informasi dan komunikasi, di satu sisi sebenarnya sangat membantu kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari baik dalam hal urusan dunia maupun kelancaran perjuangan agam.

Namun di sisi lain jika kita tidak waspada dan berhati-hati dalam menyikapi dan menggunakannya, bisa jadi semua itu akan menjadi barang laknat dan sarana kemaksiatan. Sungguh memprihatinkan karena benda ini tidak hanya di tangan orang-orang dewasa tapi juga di tangan ank-anak di bawah umur, generasi kita. Dan sekarang apa yang harus kita lakukan? Inilah PR dan tanggung jawab kita bersama, untuk melakukan pencegahan, pembatasan dan pengawasan harus kita tingkatkan.

4.    Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan

Tidak ada benteng yang kokoh untuk menahan dan menghentikan lajunya kerusakan zaman dengan maraknya aneka ragam kemaksiatan, kecuali hanya dengan membangun dan menumbuhkan keimanan dan ketaqwaanm Maka marilah kita lakukan usaha-usaha berikut:

a.     Memperbanyak Ilmu dengan Mengaji Al-Qur’an dan Al-Hadist

Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan pemiliknya. Semakin banyak ilmu yang dia miliki, maka semakin kuat pula arus yang membawanya ke jalan Allah SWT, lebih-lebih di zaman penuh syahwat dan syubhat seperti sekarang ini. dengan memiliki dan menguasai ilmu agama (Al-Qur’an dan Al-Hadist) kita bisa membedakan antara baik dan buruk, manfaat dan mudlorot, halal dan haram, dosa dan pahala, haq dan batal, jalan ke surga dan ke neraka. Dan dengan ilmu kita akan menjadi orang yang faqih sehingga akan merasa takut melakukan kemaksiatan.

b.    Senang Mendengarkan Nasehat

Keimanan manusia terkadang di atas terkadang di bawah, terkadang berkurang dan terkadang bertambah. Ibarat sebuah tanaman, nasehat adalah pupuk bagi keimanan.

c.     Bergaul dengan orang-orang yang Sholih dan Ahli Ibadah

Dengan banyak bergaul bersama orang sholeh, maka kita ada yang selalu mengingatkan jika melakukan kesalahan atau paling tidak akan merasa malu untuk berbuat kejelekan karena berada di lingkungan orang iman. Oleh karena itu menentukan teman bergaul sangatlah penting, karena sebagian waktu kita berada di sisi teman pergaulan kita.

d.    Meningkatkan Taqorrub Ilalloh

Agar kita tidak menjadi budak iblis dan hawa nafsu, maka kita harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqorrub ilalloh), dengan memperbanyak ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah terutama ibadah sholah secara khusyu’ dan thuma’ninah sambil berdoa agar kita terjaga dan terselamatkan dari bencana besar di akhir zaman ini.

e.     Selalu ingat dengan Kematian

Ingatlah bahwa mati itu datangnya sewaktu-waktu, bisa terjadi kapan pun serta tidak pandang dalam usia berapa pun. Dan ingatlah pula bahwa setelah mati ada alam kubur menanti, ada surga dan neraka. Maka bila mengerjakan kebaikan ingatlah surga, ini akan menambah semangat sehingga payah, berat tidak begitu terasa. Bila kita berbuat maksiat ingatlah neraka. Bayangkan penderitaan siksa di neraka maka akan membuat kita takut berbuat maksiat.

Peringatan Allah SWT dan rosulNya terhadap hambaNya begitu jelas dan tegas, akankah kita masih harus menutup hati, mata dan telinga? Siksaan dan ancaman Allah SWT terhadap ahli maksiyat begitu berat dan menakutkan, akankah kita masih berani untuk menghadapinya? Gunakanlah selalu akal sehat, hati nurani dan petunjuk agama untuk mempertimbangkan segala yang akan kita perbuat.

*SUMBER GAMBAR : http://assunnahfm.com

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun