Mohon tunggu...
Ratih MarianaDewi
Ratih MarianaDewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang yang bertekad untuk memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

5 November 2022   00:00 Diperbarui: 5 November 2022   00:14 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam Guru Penggerak

Tergerak

Bergerak

Menggerakkan

Perkenalkan nama saya Ratih Mariana Dewi,S.Pd. Saya merupakan calon guru penggerak angkatan 7 dari SDN Srondol Weatan 03. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menuliskan artikel pemahaman saya tentang kesimpulan dan refleksi pengetahuan serta pengalaman baru terhadap pemikiran Ki Hadjar Dewantara guna memenuhi tugas 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi-kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.

Sebelum mempelajari modul ini, saya percaya bahwa pembelajaran perlu difokuskan untuk mencapai kompetensi murid dari segi aspek pengetahuan yang lebih dominan. Pembelajaran diupayakan menuntaskan target kurikulum. Saya berusaha menyelesaikan semua materi pelajaran sesuai dengan target waktu yang ditetapkan pada program semester sehingga kurang memperhatikan bagaimana minat murid terhadap pembelajaran di kelas. Apakah mereka merasa senang selama pembelajaran? Apakah mereka merasa antusias dan semangat mengikuti pembelajaran? Terkadang pertanyaan ini luput dari perhatian saya.

Saya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah saya susun untuk memudahkan proses pembelajaran. Pembelajaran sudah dirancang untuk mengaktifkan murid  namun terkadang pada saat pelaksanaannya saya lebih dominan untuk memberikan pemahaman materi kepada murid. Murid mempunyai sedikit ruang untuk memperoleh konsep pemahaman mereka sendiri karena keterbatasan waktu pembelajaran.

Pembelajaran yang saya lakukan belum semuanya mempertimbangkan aspek lingkungan alam dimana tempat murid tumbuh dan berkembang. Saya percaya akan lebih mumudahkan bagi guru untuk menyampaiakn materi pembelajaran menggunakan buku guru dan siswa padahal ada beberapa bagian dalam buku siswa tersebut yang mungkin kurang tepat jika saya terapkan dilingkungan tempat saya mengajar. Murid juga belum optimal dalam pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi karena keterbatasan sarana dan prasarana sekolah. Mereka belum mngembangkan kompetensi ketrampilan abad 21 secara maksimal.

Pada awalnya saya memiliki pemahaman bahwa kematangan budi pekerti murid dan minatnya terhadap kebudayaan lokal akan tumbuh dan berkembang seiring dengan bertambahnya usia mereka. Saya percaya bahwa murid yang memiliki budi pekerti yang baik berasal dari latar belakang keluarga yang baik pula. Minat murid terhadap kebudayaan lokal akan berkembang dengan sendirinya saat mereka sudah melek akan kebudayaan lokal.

Pemikiran saya menjadi terbuka setelah mempelajari modul ini. Saya begitu takjub dengan pemikiran yang disampaikan oleh KHD. Beliau mengemukakan bahwa pembelajaran hendaknya menyenangkan bagi murid. Tujuan pendidikan menurut KHD yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Saya kemudian menyadari bahwa kodrat anak masih berada pada fase belajar sambil bermain. Saya mulai menerapkan pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada pencapaian ketuntasan materi namun terkadang menyelipkan game-game seru untuk meningkatkan semangat mereka.

Pemikiran KHD yang menyatakan guru hendaknya “menghamba” pada anak membuat saya yakin bahwa pembelajaran memang harus dipusatkan pada murid. Guru ikhlas dan tanpa pamrih memenuhi kebutuhan belajar anak. Guru menyediakan ruang anak mengeksplore bakat, minat, dan potensi yang dimiliki melalui berbagai aktivitas yang berpusat pada murid.

Melalui modul ini saya memiliki pengetahuan baru bahwa pendidikan hendaknya dilakukan sesuai dengan kodrat alam dan zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Saya berupaya menyesuaikan pembelajaran dengan lingkungan sekitar. Nilai – nilai kearifan lokal juga konsisten diterapkan dalam pembelajaran. Murid juga didorong memiliki kemauan untuk belajar sesuai dengan tuntutan zaman tanpa meninggalkan akar budayanya.

Pendidikan budi pekerti memang tidak dapat dilepaskan pada diri murid. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh KHD bahwa keseimbagan antara cipta, rasa, dan karsa perlu dipupuk agar anak mencapai keselarasan hidup. Penanaman budi pekerti harus saya terapkan sedini mungkin agar anak dapat bersikap dan bertutur kata sopan dalam kegiatannya sehari-hari. 

Pola pikir saya yang beranggapan bahwa budi pekerti sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang keluarga sekarang telah memudar karena menyimak pembelajaran yang diumpamakan seperti menanam benih padi.

Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. kebudayaan akan luntur jika tidak diwariskan. Hal ini sejalan dengan pemikiran KHD. Minat murid terhadap kebudayaan harus dipupuk melalui kegiatan – kegiatan kebudayaan. Siapa lagi yang akan meneruskan buah pikir dan karya dari para leluhur kita jika bukan para generasi penerus bangsanya.

Trilogi pendikan yang disampaiakan KHD harus kita pegang teguh selama mendampingi murid dalam proses belajarnya. Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan) dimaknai sebagai guru harus bisa memberikan contoh teladan bagi murid muridnya. 

Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun kekuatan dan terus berkarya). Kehadiran guru di tengah – tengah murid harus dapat memfasilitasi kebutuhan murid akan belajar. Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Seorang guru memberikan semangat, arahan, dan dorongan agar murid dapat belajar dengan tuntas.

Tentunya aksi nyata dibutuhkan untuk mencerminkann pemikiran KHD dalam proses pembelajaran. Penerapan pendidikan yang menyenangkan dapat dilakuakn melalui kegiatan ice breaking, game turnament, dan aktivitas lain yang membangkitkan gairah murid untuk belajar. Pengoptimalan berbagai media pembelajaran baik audio, visual maupun audiovisual juga harus dilakukan.

Penerapan berbagai model dan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik harus dilakukan. Pembelajaran berbasis proyek, pemecahan masalah, percobaan, atau diskusi kelompok dapat diterapkan untuk memberikan keleluasaan kepada murid mengkontruksi konsep materi pembelajaran.

Pemanfaatan berbagai sumber pembelajaran yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar maupun kemajuan IPTEK harus dikembangkan. Pembuatan modul ajar yang mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman anak harus dibuat sebagai pendampingan murid belajar.

Penanaman budi pekerti dan minat terhadap budaya lokal dapat dilakukan melalui kegiatan – kegiatan pembiasaan dan kebudayaan sekolah. Murid dituntun untuk terlibat aktif selama kegiatan. Jika diperlukan reward and punishment dapat diterapkan untuk memotivasi anak memiliki budi pekerti yang baik dan minat terhadap kebudayaan sendiri. Jati diri mereka pada akhirnya tidak akan tergerus oleh pengaruh negatif gobalisasi.

Saya akan berusaha memberikan contoh teladan bagi murid. Mereka tidak akan kehilangan arah dalam proses pembelajarannya. Saya berada ditengah-tengah mereka untuk memfasilitasi murid ketika mengalami kesulitan dan hambatan. Saya berupaya memberikan solusi di saat anak mengalami permasalahan. Saya akan senantiasa memberikan dorongan dan penguatan agar murid dapat mencapai  kompetensi yang diharapkan.

Filosofi dan pemikiran KHD memang tak lekang oleh zman. Betapa indahnya dunia pendidikan di Indonesia jika semua guru dapat menerapkan filosofi dan pemikiran KHD dalam proses pembelajaran mereka. Semoga dengan artikel ini dapat membuat hati para guru terbuka untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita.

Salam Guru Penggerak

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun