Sampah merupakan hal yang beriringan dengan kehidupan manusia dalam kesehariannya menjalani aktivitas. Hal ini bisa terlihat dari penggunaan kebutuhan sehari-hari manusia yang tidak terlepas dari sampah, terutama sampah plastik. Â Konsumsi masyarakat yang berlebih, menyebabkan dampak buruk pada ekosistem udara dan air yang dapat berakibat serius pada lingkungan sekitar. Selain dampak buruk yang ditimbulkan untuk lingkungan, hal ini juga bisa memicu dampak buruk bagi tubuh manusia yang hidup di daerah yang kotor jika dibiarkan dalam jangka panjang. Faktanya, 60% pencemaran air disebabkan oleh sampah yang kita buang sehari-hari. Pada Riset Greeneration, organisasi non pemerintah yang 10 tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata -- rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu Indonesia dalam kondisi darurat sampah (Kusuma Wardany et al., 2020). Hal ini yang menyebabkan pentingnya edukasi dan pelaksanaan 3R kepada masyarakat.
Pentingnya pengelolaan sampah di masyarakat sangat penting untuk menunjang kesejahteraan masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengelola sampah di lingkungan sekitar. Hal ini meliputi reuse, reduce, recycle. Yaitu, menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai, mengurangi jumlah penggunaan sampah, dan langkah terakhir adalah pengolahan kembali sampah menjadi barang yang layak guna. Jika 2 hal utama tidak bisa dilakukan, maka jalan terakhir yang bisa dilakukan adalah recycle, yaitu daur ulang sampah demi memperpanjang umur sampah yang kita gunakan. Â Â Â
Daur ulang dapat diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan bahan yang seharusnya dibuang sebagai sampah dan mengubahnya menjadi produk baru. Dalam arti, mengubah limbah yang sudah tidak dipakai menjadi barang layak guna untuk mengurangi sumber daya dan mengurangi pengeluaran sampah.
Daur ulang sampah plastik menjadi fokus utama dalam merencanakan program yang dapat membantu masyarakat. Hal ini sejalan dengan tema KKN 76 UPI yang mengusung tema 'Desa Infrastruktur dan Inovasi Sesuai Kebutuhan'. Kagiatan ini berlangsung di tempat KKN kelompok 76 yang bertempat di kampung Batuloceng, Lembang 23 Juli 2022. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, terutama anak-anak untuk mendaur ulang sampah botol plastik, menjadi pot hidroponik.
Gambar 1. Sosialisasi mengenai ekoliterasi dan hidroponik
Dapat diartikan, bahwa tanaman hidroponik merupakan media tanam yang digunakan tanpa tanah. Tumbuhan yang dapat ditanam di hidroponik biasanya adalah tumbuhan musiman yang dapat dipanen dalam waktu yang relatif singkat, seperti pakcoy, sawi, kangkung dan lain-lain. Pengambilan hidroponik sebagai media daur ulang sampah adalah karena dapat dijadikan sumber bercocok tanam yang dapat menghasilkan penghasilan. Maka dari itu, dalam kegiatan ini KKN 76 melaksanakan workshop pembuatan pot hidroponik dengan tanaman kangkung yang nantinya dapat dijadikan sebagai kebutuhan pangan sehari-hari.
Gambar 2. Pembuatan pot hidroponik
Kegiatan edukasi dan workshop dilaksanakan oleh mahasiswa KKN dan anak-anak sekitar kampung. Kegiatan dibuka dengan pemaparan mengenai bahanyanya sampah dan pengetahuan ekoliterasi yang dilanjutkan oleh mahasiswa. Antusias anak-anak dalam mengikuti kegiatan ini sangat baik dikarenakan mereka dalam usia yang senang mencoba hal baru. Hal ini terlihat dari antusias anak-anak saat membawa peralatan, dan banyaknya anak yang hadir dari berbagai usia dalam kegiatan ini.
Setelah pembuatan pot hidroponik, dilanjutkan dengan pemberian media tanam dan bibit kangkung untuk ditanam. Tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran ini merupakan tanaman yang memiliki kemampuan tumbuh dalam waktu cepat dan serempak. Selain dari proses awal pembuatan hidroponik, anak-anak pun dibekali pengetahuan tentang cara merawat dan pemberian nutrisi pada hidroponik kangkung yang mereka buat.
Kesimpulan
Kegiatan workshop pembuatan hidroponik ini diharapkan dapat menjadi langkah awal, terutama bagi anak-anak dalam menerapkan pola pengelolaan sampah yang baik. Anak-anak yang kelak akan menjadi penerus para orang tua, diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat pada kegiatan ini untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Besar harapan kami, agar ilmu dan kegiatan yang kami lakukan, dapat menjadi dampak positif bagi keluarga di Kampung Batulonceng dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, terutama cara mengolah sampah menjadi barang tepat guna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H