ulasan mengenai new normal yang dimana pemerintah begitu antusias menginginkan perubahan yang normal ,yang saya rasa terlalu terburu-buru pasalnya melihat fakta lapangan yang hanya sedikit penurunan kasus yang tidak semua di beberapa daerah yang mengalaminya, jika hanya mengambil sampel kasus penurunan misalnya hanya di 3 daerah maka hal itu buat saya tidak efektif. pasalnya  di beberapa daerah penurunan kasus yang notabenenya penduduknya tidak sebanyak daerah jawa dan jakarta.
PSBB( Pembatas Sosial berskala besar) yang dibeberapa daerah sudah melakukan tp belum juga mampu menurunkan secara signifikan dalam kasus perhari penanganan covid,seharusnya pemerintah melihat kondisi tersebut sebelum membuka wacana new normal yang terkesan terburu-buru,jagan sampai ketika new normal itu diberlakukan yang terjadi malah banyaknya penambahan kasus yang terinfeksi setiap sehari.
Covid ini sangat berdampak pada semua elemen baik ekonomi,sosial dan politik,dampaknya pun tidak rasakan sendiri dinegara ini, tp hampir semua negara mengalaminya.terpuruknya prekonomian yang  memaksakan pemerintah menginginkan kehidupan yang normal yang membiasakan diri hidup berdampingan dengan covid, memburu kehidupan normal sama halnya ketidak mampuam pemerintah menagani covid tersebut.
disisi lain untuk memutuskan mata rantai virus tersebut kita dianjurkan berdiam dirumah menjaga jarak terhadap orang lain (social Distancing),sangat bertentangan dengan new normal walaupun sudah diatur secara signifikan protokol kesehatannya yang dimana memaksakan kita untuk berdampingan dengan covid , ini yang hampir sama di istilahkan Herd immunity yang bahasa kasarnya" siapa kuat imunnya dia yang hidup", hal ini yang terjadi di jawa timurÂ
ada beberapa point ketidak mampuan  pemerintah menagani covid
1. lambatnya penaganan pencegahan covid sehingga kasus terinfeksi membludak
2. Ketidakmampuan Pemerintah ini semakin bertambah disaat Langkanya barang -barang Kebutuhan Pokok yang diakibatkan dengan adanya Penimbunan dan Melonjaknya Ratusan Masyarakat untuk membeli Kebutuhannya baik di Swalayan maupun Pasar Tradisional. Hal ini menyebabkan adanya kelangkaan serta kenaikan harga yang cukup signifikan dalam Neraca Perdagangan IndonesiaÂ
3. ketidak konsistenan pemerintah dalam pengambilan kebijakan seperti dilarang mudik tp pengoperasian transportasi dan maskapai masih berjalanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H