Mohon tunggu...
Ratih Fatimah
Ratih Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sejak kecil suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ESBN: Alternatif dari ISBN untuk Buku Pendidikan

8 Oktober 2024   16:29 Diperbarui: 8 Oktober 2024   17:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ISBN (International Standard Book Number) bukanlah istilah asing terutama bagi para penulis dan penerbit buku. ISBN terdiri dari nomor unik 13 digit yang menjadi identifikasi penting untuk setiap buku, baik itu novel maupun buku pendidikan. Namun, di tengah meningkatnya minat dan penerbitan buku ber-ISBN, muncullah isu krisis ISBN dalam periode 2018-2023. Krisis tersebut dipicu oleh keterbatasan kuota ISBN di Indonesia. Kecurigaan dari International ISBN Agency mengenai ketidakwajaran dalam pengajuan ISBN Indonesia membuat ISBN Indonesia menerima teguran. Menurut laporan dari Perpustakaan Nasional, Indonesia diberi block number dari International ISBN Agency sejumlah 1 juta ISBN dalam periode tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kuota ISBN terbatas.

Akibatnya, pembatasan kuota diterapkan untuk mencegah mencapai batas maksimum sebelum mendapatkan kuota baru. Situasi ini berdampak signifikan, terutama bagi guru dan dosen yang ingin menerbitkan buku dengan ISBN. Oleh karena itu, muncul kebutuhan untuk mencari alternatif.

ESBN: Alternatif untuk Buku Pendidikan

Sebagai solusi, ESBN (Educational Serial Book Number) diusulkan sebagai alternatif ISBN, khususnya untuk buku pendidikan. ESBN menyediakan sistem penomoran standar dan universal yang dirancang khusus untuk buku pendidikan. Dengan ESBN, penerbit dan penjual buku dapat memastikan aksesibilitas buku mereka bagi pendidik, siswa, dan orang tua di seluruh dunia.

Apa itu ESBN?

ESBN adalah sistem penomoran unik untuk buku pendidikan yang memungkinkan identifikasi dan pelacakan buku secara global. Menggunakan format 13 digit, ESBN terdiri dari tiga digit kode negara, tujuh digit nomor unik buku, dua digit tahun terbit, dan satu digit kode jenis buku. Sistem ini mudah diintegrasikan ke dalam proses pengelolaan buku, baik untuk penerbit kecil maupun lembaga pendidikan besar.

Di beberapa negara seperti Belgia dan Palestina, ESBN sudah digunakan. Di Indonesia, penerapannya dimulai dengan kerjasama bersama pemerintah Kabupaten Kayong Utara. Seperti ISBN yang terdaftar di GS1 US, ESBN sejak 2023 juga terdaftar sebagai anggota GS1 US, otoritas dunia dalam bidang Barcode dan Penomoran. Dengan Global Trade International Number (GTIN) 197644309436, ESBN mendapatkan nomor Company Prefix 197644 yang menjadi angka awal ESBN di setiap negara.

Asal Usul ESBN

ESBN dikembangkan di bawah konsorsium ESAA Project European Commission ID2021048, melibatkan organisasi nasional dan internasional seperti Oceans-Network European dan Indonesian Literacy Association. Inisiator dan pencipta pengkodean ini adalah Rahmat Putra Yudha, M.Ed TESOL, yang juga koordinator dari proyek internasional ini.

Keunggulan ESBN

 1. ESBN merupakan sistem standar dan universal untuk mengidentifikasi dan membuat katalog buku pendidikan. Ini membantu menghindari kebingungan dan kesalahan saat mencari, memesan, dan membeli buku pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun