Seiring menurunnya kasus positif Covid-19 di Indonesia, banyak sektor dalam negeri yang mulai menunjukkan geliatnya, salah satunya adalah sektor pendidikan dimana sekolah kembali dibuka dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal tersebut disambut sukacita baik oleh guru maupun orang tua murid yang sekolahnya sudah mendapatkan izin untuk kembali mengadakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Sesuai dengan Surat Edaran Bupati Kendal, PTM sekolah dasar sudah diadakan setiap hari, namun untuk jadwalnya masih kami buat selang-seling, dimana untuk kelas 1-3 hari Senin-Rabu, dan kelas 4-6 hari Kamis-Sabtu dengan durasi pembelajaran selama 3-4 jam." Tutur Kepala SD Jawisari, Limbangan Kendal.
Selain ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), diharapkan para orangtua juga membekali putra-putrinya dengan perlengkapan prokes pribadi, apa sajakah itu?
1. Masker kesehatan
Masker kesehatan menjadi barang yang wajib untuk selalu dikenakan oleh para siswa saat bersekolah, sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan, penggunaan masker dua lapis juga diperuntukkan bagi para siswa.
2. Handsanitizer
Barang yang wajib ada disaku tas para siswa selanjutnya adalah handsanitizer, meskipun sekolah sudah menyediakan tempat untuk mencuci tangan beserta sabun, terkadang masih saja ada siswa yang merasa malas untuk mencuci tangan atau terkesan lama, maka solusi terbaiknya adalah menggunakan handsanitizer sesaat setelah bermain di luar kelas, sehabis memegang benda, dan lain-lain. Namun, mencuci tangan harus diutamakan, jika tidak ada air atau sabun barulah menggunakan handsanitizer.
3. Masker cadangan
Para siswa terutama siswa SD, SMP, sampai SMA pasti memiliki banyak kegiatan saat di sekolah maupun sepulang sekolah. Masker cadangan harus ada di tas para siswa untuk mengganti masker yang sudah kotor, atau sudah basah oleh keringat.
4. Bekal makanan
Ada sebagian sekolah yang masih melarang kantin sekolah untuk dibuka, namun sekalipun ada kantin sekolah yang diperbolehkan beroperasi selama PTM (pembelajaran tatap muka) ada baiknya untuk membawa bekal sendiri dari rumah, selain terjamin kebersihan dan kesehatannya, membawa bekal dari rumah juga menghemat pengeluaran siswa saat bersekolah.
Selaras dengan anjuran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi,
"Sebanyak 20 PAUD, 20 SD, dan 20 SMP diperbolehkan mengadakan pembelajaran tatap muka (PTM) diselingi PJJ (pembelajaran jarak jauh) dengan kapasitas 50% dari total siswa per kelas dan jadwal rombongan belajar (rombel) dibuat bergantian. Perilaku yang wajib diterapkan yaitu penggunaan masker tiga lapis, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak minimal 1,5 meter, menghindari kontak fisik seperti bersalaman dan cium tangan, hingga menerapkan etika bersin dan batuk."
Sebagai wujud pengabdian masyarakat di masa pandemi inilah, mahasiswa UIN Walisongo Semarang membagikan masker juga handsanitizer bagi para siswa diselingi sosialisasi pentingnya menjaga protokol kesehatan untuk anak-anak. Diharapkan kegiatan ini dapat mendorong anak-anak untuk selalu semangat dalam bersekolah dengan penerapan protokol kesehatan.
"Pembagian masker dan handsanitizer untuk anak-anak tentunya ditujukan sebagai bekal mereka saat bersekolah, juga sebagai pengingat bagi para orangtua siswa yang mungkin sudah menggampangkan protokol kesehatan anak saat sekolah agar kembali memberikan masker saat anak-anak berangkat sekolah, menyediakan handsanitizer di tas, dipakai maupun tidak sebagai bentuk perlindungan diri." tutup Ratih Dwi Pratiwi, selaku mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah (RDR) 77 UIN Walisongo Semarang.
Penulis: Ratih Dwi Pratiwi (1805036099/KKN RDR 77 UINWS Kel. 13)
Kendal, Jawa Tengah 6 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H