Indonesia saat ini dihadapkan pada situasi dan kondisi yang sangat memprihatinkan. Dunia Pendidikan seakan gencar menyuarakan pembelajaran daring di masa pandemi ini. Hampir semua pihak membicarakan tentang penyebaran virus corona ini. Aktivitas manusia seakan terhenti sejenak, dan mulai mengalami masa transisi. Penyebaran virus corona ini seakan seperti laju angin yang secepat itu bisa menembus ke segala penjuru.Â
Tidak pandang bulu, virus bisa menyerang siapa saja. Kita dihadapkan pada situasi yang seperti sejak akhir Maret tahun 2020 ini. Sudah kurang lebih 8 bulan negara kita tercinta Indonesia dihadapkan pada kenyataan adanya virus corona ini yang tak kunjung hilang. Kita harus bisa menyesuaiakan diri dengan kondisi ini.Â
Dengan tetap berpedoman bahwa "Kesehatan itu mahal harganya", dan ingat pepatah "Lebih baik mencegah dari pada mengobati". Berbagai cara bisa kita lakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona ini. Pemerintah pun gencar menyuarakan cara pencegahan virus ini. Mulai dari media massa semua gencar menyuarakan pencegahan virus ini. mulai dari sering mencuci tangan dengan sabun, selalu menggunakan masker bila keluar rumah, dan jaga jarak aman dengan orang sekitar kita minimal 1 atau 1,5 meter untuk menjaga diri kita. Kita juga perlu menghindari kerumunan untuk memutus rantai penyebaran virus ini.
Pendidikan di Indonesia pun mulai menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh atau dikenal dengan istilah PJJ atau pembelajaran daring. Stasiun TV pun juga menayangkan pembelajaran daring sehingga siswa bisa belajar dari rumah dengan menyimak siaran TV tersebut. Â
Seorang guru dituntut untuk menguasai Teknologi dan Informasi untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring. Guru harus bisa menyampaikan materi pembelajaran yang menarik untuk siswanya di masa pandemi ini.Â
Agar siswa tertarik dengan pembelajaran daring, maka guru perlu mendesain sedemikian rupa agar materi yang disampaikan ke siswanya melalui daring mudah diterima siswa. Namun kenyataan di lapangan  pembelajaran daring memiliki sisi positif dan negatif. Masalah yang sering kita jumpai, tidak semua daerah bisa mengakses internet dengan baik dengan kondisi daerah yang berbeda-beda, selain itu tidak semua anak memiliki Handphone sendiri. Kebanyakan masih milik orang tua dan dibawa bekerja  orang tuanya.
Pembelajaran daring (dalam jaringan) memiliki sisi positif dan negatif.
Adapun sisi positif dari pembelajaran daring ini antara lain:
-Dapat memutus rantai penyebaran virus corona.
-Guru maupun siswa menjadi lebih paham dan mulai mempelajari tentang Teknologi dan Informasi. Karena pembelajaran daring dituntut untuk bisa mengakses internet baik guru maupun siswa.
-Guru dapat berinovasi membuat media pembelajaran yang menarik untuk siswa, sehingga siswa lebih mudah untuk menerima pembelajaran daring dan siswa juga mulai mengenal beberapa aplikasi pendukung pembelajaran daring.
-Guru maupun siswa mempunyai lebih banyak waktu untuk beraktivitas positif di rumah, mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa, berkumpul bersama anggota keluarga sehingga memperkuat ikatan batin dan emosional antar anggota keluarga.
 Selain memiliki berbagai kelebihan, pembelajaran daring juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya :
-Tidak semua daerah bisa mengkases internet dengan mudah. Di beberapa daerah masalah sinyal menjadi kendala. Sehingga pembelajaran daring terhambat. Ini bisa disiasati dengan siswa mengambil tugas ke sekolah satu minggu sekali lalu mengumpulkan tugas ke sekolah kembali pada waktu yang sudah ditentukan. Atau dengan layanan konsultasi belajar di sekolah, yaitu siswa bisa datang ke sekolah dengan tetap menerapkan ptotokol kesehatan dengan waktu dan jumlah siswa terbatas yang sudah ditentukan guru. Selain itu, guru bisa melakukan home visit ke rumah-rumah siswa baik secara mandiri maupun siswa berkelompok kecil yang didatangi oleh guru.
-Siswa yang memiliki Handphone sendiri terkadang malah memanfaatkan Handphone untuk kegiatan lain di luar pembelajaran. Misalnya dengan mengakses game online atau aplikasi pembuat video  yang baru marak akhir-akhir ini, sehingga konsentrasi siswa ke pelajaran menurun.
-Pengumpulan tugas siswa sering terlambat dikarenakan Handphone yang dibawa bekerja oleh orang tuanya. Sehingga anak terlambat dalam menyetorkan tugas harian ke guru lewat aplikasi WA.
-Siswa kesulitan dalam menerima penjelasan guru lewat daring. Misalnya untuk muatan pelajaran Matematika, beberapa siswa masih merasa kesulitan dengan penjelasan guru lewat media daring. Penyampaian materi daring muatan pelajaran Matematika tentang langkah-langkah penyelesaian soal-soal Matermatika, siswa masih merasa kesulitan jika tidak tatap muka langsung dengan guru. Hal ini bisa disiasati dengan konsultasi belajar di sekolah untuk materi Matematika, dengan terbatas beberapa siswa saja dan waktu yang sudah disepakati bersama.
-Tugas yang diberikan guru kadang tidak diselesaikan tepat waktu oleh siswa. Disini peran orang tua penting dalam pendampingan belajar siswa. Orang tua perlu mengecek tugas anak setiap harinya sehingga tidak menumpuk beberapa tugas yang harus disetorkan melalui WA maupun yang dikumpul ke sekolah.
Itulah beberapa sisi positif dan negatif dari pembelajaran daring
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H