Mohon tunggu...
Ratih Azizah
Ratih Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Supply and Demand: Minyak Nabati di Uni Eropa

29 Maret 2023   03:03 Diperbarui: 29 Maret 2023   03:06 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada data yang ditemukan, Konsumsi minyak nabati di Uni Eropa menunjukkan bahwa RSO merupakan minyak nabati dengan tingkat konsumsi paling tinggi. Disusul dengan CPO menduduki tingkat konsumsi tertinggi kedua setelah RSO. Sedangkan SBO menduduki peringkat ketiga dengan persentase sebanyak 21% dan SFO di peringkat bawah dengan persentase 18%. 

Sebenarnya, Uni Eropa merupakan produsen untuk minyak nabati jenis RSO, SBO, dan SBO. Tetapi CPO yang menduduki tingkat konsumsi tertinggi nomor 2 bukan salah satu produk dari Uni Eropa. CPO merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman tropis. 

Uni Eropa bukanlah negara dengan iklim tropis sehingga tanah Uni Eropa tidak dapat ditumbuhi dengan tanaman tropis. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Uni Eropa, maka diperlukan Impor dari negara yang menjadi produsen CPO.

Uni Eropa terus meningkatkan produksi minyak nabatinya dari tahun ke tahun. Namun tingkat konsumsi juga ikut meningkat. Pada tahun 2000, produksi minyak nabati Uni Eropa menginjak 9,75 juta ton dengan jumlah konsumsi sebanyak 12 juta ton. Dapat disimpulkan bahwa Uni Eropa sendiri dapat memenuhi sekitar lebih dari 80% kebutuhan konsumsi minyaknya. 

Tahun 2016 minyak nabati di Uni Eropa diproduksi sebanyak 15,36 juta ton sedangkan tingkat konsumsi sebanyak 22,7 juta ton. Artinya pada tahun 2016 produk domestik hanya mampu memenuhi tidak lebih dari 70% konsumsi minyak nabati Uni Eropa. Supply and demand Uni Eropa meningkat sekiranya 2 kali lipat dari 12,6 juta ton menjadi 24,34 juta ton.

Perbedaan antara produksi dan konsumsi pada minyak nabati di Uni Eropa terlihat jelas. Hal ini mendorong Uni Eropa untuk melakukan impor minyak nabati jenis CPO untuk memenuhi kebutuhan minyak nabatinya. 

Tercatat pada tahun 2016 CPO telah diimpor sebanyak 7,2 juta ton. Impor CPO turut membantu bagi Uni Eropa untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati. Rata-rata pemasok CPO berasal dari negara tropis tidak terkecuali Indonesia. 

Dalam kegiatan ekspor impor CPO untuk Uni Eropa, Indonesia juga memiliki peran penting. Tercatat hampir 60% CPO yang masuk ke Uni Eropa merupakan ekspor produk dari Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun