Jember – Kasus pernikahan dini di Desa SumberWringin masih banyak dilakukan oleh masyarakat terutama bagi anak yang berada di bangku sekolah menengah pertama. SMP 4 Sukuwono merupakan salah satu sekolah yang terjadi pernikahan dini dan mengakibatkan putus sekolah. Faktor utama terjadi pernikahan dini yaitu tingkat pendidikan orang tua yang rendah dan faktor budaya di lingkungan desa sumberwringin. Hal tersebut membuat sebagian anak di bawah umur yang sedang menempuh pendidikan mengalami putus sekolah lantaran dinikahkan oleh kedua orang tuanya.
Bu Maya selaku guru bimbingan konseling di SMP 4 Sukuwono dalam diskusi ringan menyampaikan bahwa di Desa SumberWringin ini masih banyak terjadi pernikahan dini dan ada beberapa faktor. “Memang permasalahan remaja di SumberWringin adalah pernikahan dini, faktor yang melatarbelakanginya seperti faktor ekonomi, budaya, tingkat pendidikan, bahkan ada juga yang disebabkan karna broken home,” tuturnya pada Rabu (10/8).
Untuk pernikahan dini di Desa SumberWringin tidak melihat umur ataupun tingkat pendidikan. Kepala Sekolah SMP tersebut mengungkapkan bahwa di sekolahnya itu banyak yang putus sekolah akibat pernikahan dini. “Disini ada siswi kelas 2 sudah tunangan dan mereka masih sekolah sampai sekarang, biasanya yang sudah tunangan begitu setelah lulus tidak lanjut, bahkan belum lulus sudah putus sekolah,” tuturnya pada Rabu (10/8).
Oleh karena itu, KKN kolaboratif yang terdiri dari mahasiswa Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas dr. Soebandi, dan STIKES Bakti Al-Qodiri melakukan sosialisasi tentang dampak pernikahan dini yang dilaksanakan di SMPN 4 Sukowono. Output yang didapat dari sosialisasi tersebut cukup memuaskan, siswa siswa yang hadir dalam sosialisasi tersebut menjadi lebih paham tentang makna pernikahan, faktor yang perlu dipersiapkan, dan hal-hal yang perlu dipelajari sebelum menikah. Dari kegiatan tersebut, besar harapan kami agar masyarakat lebih teredukasi tentang dampak pernikahan dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H