Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Refleksi: Begitulah Hidup Berjalan

23 Oktober 2024   08:08 Diperbarui: 23 Oktober 2024   08:42 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipaksa dewasa oleh usia. Dituntut kuat oleh keadaan. Diuji oleh luka dan kekecewaan. Dan dipukul mundur oleh keadaan. Namun dipaksa bertahan oleh impian dan tanggung jawab.

Ada yang pernah merasakan itu semua? Atau sebagiannya?
Karena memang hidup bukan tentang benar atau salah tetapi hidup adalah menjalani kesadaran dan tujuan.

Hanya sedikit introspeksi diri saja...
Tentang apapun yang kita kira abadi ternyata tetap sama saja mudah hilang, mudah lepas, dan mudah terabaikan. Berhelai - helai kesalahan yang ikut membentuk kepribadian pun terasa percuma bila tidak mampu mengambil hikmahnya. Karena kesalahan itu telah berganti rupa menjadi kebodohan... Sampai kapan?
Sampai diri merasa terpuruk jauh dibawah nadir...
Bilakah perasaan mati?
Bisa jadi...
Mungkin sudah tak peduli pada hobi dan minat  kesenangan kita pun tak peduli pada diri kita sendiri.
Alam pikiran hanya penuh dengan apapun yang bisa membuat diri kita tenang juga nyaman.
Apapun...
Terkadang merasa tidak perlu buang waktu dan tenaga untuk menilai pun menghakimi yang berbeda dengan prinsip ataupun keyakinan kita.
Dalih mengingatkan seringnya sinis berprasangka, bukannya jadi baik malah bisa jadi menimbulkan kebencian.
Dan ketika sudah tidak ada lagi keinginan, tak percaya adanya harapan apakah itu berarti telah tiba akhir waktunya, telah tiba kematiannya...?

Seperti kelahiran, kematian hanya datang sekali, namun hidup adalah urusan yang harus dilakoni setiap hari, dan segala hal baik dan buruk yang kita lakukan dalam hidup ini pada akhirnya menjadi catatan, menjadi kenangan.

Maka sembuhlah dalam kerapuhan sebab tidak ada yang bisa membantumu lagi kecuali dirimu sendiri.
Dalam kesendirian itu dirimu akan mencoba untuk bangkit tanpa mengungkit.
Berusaha sabar dalam keadaan hati yang ambyar juga mengutamakan tabah daripada gundah
Kita akan memahami itu semua secara perlahan sebab untuk sembuh dibutuhkan hati yang teguh.
Jangan pernah takut kehilangan apapun dan siapapun, karena kehilangan diri sendiri itu jauh lebih sakit.

Sesuai dengan hakikatnya semesta, demikian pula hidup adalah tentang apapun yang kita tanam akhirnya akan kita tuai.
Entah kapan masanya.
Begitulah hidup berjalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun