Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melestarikan Budaya Melalui Nasehat Leluhur

21 Oktober 2024   20:23 Diperbarui: 21 Oktober 2024   20:27 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai salah seorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga berbudaya Jawa khususnya Jawa Tengah, saya banyak mendapatkan nasehat baik dari orang tua maupun dari embah atau nenek (orang tua dari pihak mama maupun papa) . Salah satu nasehat yang selalu saya ingat sampai sekarang itu adalah tentang pengendalian diri atau bisa juga disebut pengekangan diri. Dan pada kesempatan kali ini ingin saya sharing melalui tulisan yang mudah- mudahan bisa diterima syukur bisa menginspirasi teman - teman.

Nasehat yang disampaikan kepada saya tentu berbahasa Jawa yaitu; aja leren lamun durung sayah, aja mangan lamun durung luwe.

Secara tersurat nasehat ini memiliki arti; jangan berhenti jika belum payah ( lelah), jangan makan jika belum lapar.

Sementara secara tersirat nasehat ini mengingatkan kita untuk selalu rajin bekerja dan jangan suka menganggur atau tidak berbuat apa-apa. Sekali - kali bolehlah kita beristirahat untuk mengembalikan kekuatan dan kesegaran tubuh, tetapi hendaknya kita jangan suka beristirahat jika belum merasa benar-benar lelah. Selain itu hendaknya kita dapat mengekang kecenderungan kita untuk selalu makan, sebab jika kita terlampau mengalah terhadap nafsu makan, martabat kita sebagai manusia dapat menurun. Sebaiknya kita makan, jika benar-benar merasa lapar.

Selain itu nasehat ini juga mengandung nilai pendidikan ke arah pengekangan diri. Kemampuan mengekang diri adalah suatu hal yang amat penting. Kemampuan itulah yang membedakan manusia dari binatang. Demikian pula kemampuan ini yang membedakan antara manusia yang beradab dengan manusia yang tidak beradab.

Seseorang yang dapat mengekang diri pasti berperi halus, sopan dan memiliki sikap tenggang rasa terhadap orang lain. Sebab seseorang yang dapat mengekang diri tidak mungkin bersikap rakus, mau menang sendiri ataupun sewenang-wenang terhadap orang lain.

Demikian tulisan ini saya akhiri semoga kita dapat melestarikan budaya dengan menjalankan nasehat yang baik dari orang tua maupun leluhur kita. Sehingga hidup menjadi lebih tenang dalam kebaikan yang makin selaras dalam hubungan kita bersama dengan orang lain. Maturnuwun..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun