Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka-Luka Purba

11 Oktober 2024   08:29 Diperbarui: 11 Oktober 2024   08:36 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di puncak semua sepi adalah keheningan
Dan di puncak keheningan itu, aku melukis kepak camar, matahari tenggelam, keping - keping ombak
Dan sepotong senyum milikmu dulu

Selalu kita bertukar cerita tentang sepotong senja yang kadang jingga, kadang merah saga
Kita terus berbicara, sekedar untuk mencoba merasa
Bahwa kehidupan yang fana itu masih ada

Kita seperti batu, lapuk terkikis menjadi debu
Terajam oleh jejak - jejak menapak yang riuh
Bertahan dalam angkuh yang gagah

Tahun - tahun beranjak tua
Dan kita tetap menangisi luka - luka purba
Yang kita sendiri sudah lupa penyebabnya apa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun