Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akhir Sebuah Luka

17 September 2024   09:17 Diperbarui: 17 September 2024   09:26 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi beku sepi tak berujung
Menelisik celah muram seraut wajah

Desah nafasnya masih mendamba
Gelap malam seolah enggan beranjak
Masih melayang dibuai purnama putih
Hangat, indah, menyentuh udara

Tapi lidah telah kelu menggertak
Sorot matanya sembap tak peduli

Hatinya terkoyak pisau sekian janji
Yang terus merobek harapan palsu

kosong tak bernyawa

kian pias dimakan usia

Kata kata tercekat pilu di kerongkongan uzur
tak berdaya menolak takdir
Luka yang berakhir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun