Pagi beku sepi tak berujung
Menelisik celah muram seraut wajah
Desah nafasnya masih mendamba
Gelap malam seolah enggan beranjak
Masih melayang dibuai purnama putih
Hangat, indah, menyentuh udara
Tapi lidah telah kelu menggertak
Sorot matanya sembap tak peduli
Hatinya terkoyak pisau sekian janji
Yang terus merobek harapan palsu
kosong tak bernyawa
kian pias dimakan usia
Kata kata tercekat pilu di kerongkongan uzur
tak berdaya menolak takdir
Luka yang berakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H