Mohon tunggu...
Ratih Rubiyanto
Ratih Rubiyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Social Work Student in 🇩🇪

1172miles.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sisi Positif dari Segregasi di Negara Jerman

16 Juli 2018   05:48 Diperbarui: 16 Juli 2018   06:51 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendengar kata Segregasi kebanyakan orang menyimpulkan ke arah yg kurang positif, lain hal nya dengan segregasi di negara Eropa khususnya Jerman. seperti yang saya pelajari tentang segregasi di jerman, bahwa setiap penduduk memiliki hak untuk menetap ditempat yg akan di renovasi ulang dengan kata lain penduduk lama tidak perlu di ungsikan ketempat lain. Adanya kerjasama antara investor dan penduduk setempat juga menjadi salah satu nilai positif yang bias diambil.

Negoisasi para Investor terhadap penduduk setempat, dimana Penduduk lama wajib membayar uang sewa terhadap si penanggung jawab. uang itu lah yg dibuat untuk investasi pembangunan tsb. tanpa ada pihak yg dirugikan seperti pergusuran masal pada umumnya. 

Di negara Jerman sendiri jarang terjadinya Pergusuran masal, para Investor melakukan Segregasi pada umumnya ketika ada sekelompok orang yang ingin atau berniat menjual lahannya atau tempat tersebut sudah tidak layak untuk menghasilkan keuntungan misalnya seperti Toko. Tidak hanya itu, sebagian dari rumah-rumah penduduk setempat pun di renovasi dengan baik dan layak. 

Terlepas dari renovasi, hal yang terpenting dari segregasi adalah nilai-nilai Integrasi antar masayarakat setempat, bagaimana si penduduk menciptakan atmosfir kekeluargaan dan keamanan dalam menjalin hubungan komunikasi dan interaksi social, misalnya Diskusi tentang perancangan tatanan sub-urban yang mereka diami, seperti apa planning untuk kedepannya supaya tempat ini menjadi berkembang lebih baik lagi dan memperkuat kerjasama antar penduduk setempat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun