Ratu juga mengalami masalah mobilitas episodic, terlihat saat Ratu menggunakan tongkat ketika menyambut Perdana Menteri Liz Truss. Ratu telah mengalami gangguan mobilitas yang berkelanjutan dalam melaksanakan tanggung jawab utama di retretnya di Aberdeenshire, bukan di Istana Buckingham.
Namun, penyebab resmi kematian Ratu Elizabeth II mungkin tidak akan pernah terungkap, karena Istana Buckingham tetap bungkam tentang keadaan yang memicu kematian Ratu. Tetapi para ahli medis mengatakan kepada News Corp bahwa kelemahan dan sindrom geriatri mungkin yang menjadi pemicu akan kesehatannya yang menurun.
Selama Ratu Elizabeth II memimpin Inggris lebih dari 70 tahun, ia telah banyak memberikan warisan kepada penerusnya serta warga Negara Inggris dan juga seluruh dunia.
Siti Rokhmawati, Dosen HI FISIP Unair dalam program Liputan6 Update (Senin, 12 September 2022) mengatakan bahwa, "Dalam kurun waktu 70 tahun, Ratu Elizabeth II sudah berhasil memberikan banyak legacy atau warisan kepada penerusnya dan juga tidak hanya warga Inggris saja tetapi juga seluruh dunia, salah satunya adalah bagaiman monarki Inggris bisa mempertahankan dirinya di tengah modernitas dan globalisasi,"
"Karena sebagaimana yang kita tahu, banyak sekali kerajaan-kerajaan yang ada di dunia termasuk salah satunya yang saat ini mengalami kebertahanan adalah di Eropa, tetapi jika dibandingkan dengan monarki yang ada di dunia, Inggris merupakan monarki yang paling bertahan dan paling populer,"
"Sudah sejak dini dididik oleh keluarga monarki sehingga menjadikan Ratu Elizabeth II bisa memutuskan sesuatu di saat masa krisis sekalipun, dalam konteks kepemimpinannya ia berhasil bertahan dengan beberapa Perdana Menteri termasuk salah satunya Liz Truss,"
"Dari sini ia terasah dan mampu mempertahankan 'balancing' pemerintahannya meskipun beliau adalah kepala negara bukan kepala pemerintahan, tetapi tetap bisa eksis karena biasanya kepala negara parlementer atau monarki tidak terlalu menonjol dalam hal ini, tetapi Ratu Elizabeth II bisa melakukan seperti itu,"
"Berikutnya, Ratu Elizabeth II bisa bertahan menghadapi berbagai macam krisis internasional, mulai dari akhir perang dunia kedua, dimana negara-negara Eropa menjadi salah satu medan perang dunia kedua itu hancur lebur, namun Inggris menjadi salah satu pemimpin untuk bangkit kembali dan menjadi salah satu Negara yang memiliki performa ekonomi yang sangat tinggi selama tahun 80-90an, bahkan sampai awal tahun 2000 masih tetap konsisten,"
"Dan ini masih berlanjut dalam masa kepemimpinan Ratu Elizabeth II, dimana ada krisis dengan Irlandia Utara, perang Iran-Irak, perang Malvinas, semuanya berhasil ia lalui tentunya bekerja sama dengan Perdana Menteri yang ada. Sementara untuk beberapa perang, anak dari sang ratu harus ada yang terjun ke medan perang, yang membuatnya ikut cemas karena sebagai seorang ibu. Sebagai sebuah tradisi anak dari raja atau ratu harus  terlibat dalam proses upaya pertahanan negara di Angkatan Laut Inggris yang terkenal sebagai Angkatan Laut paling kuat pada abad 18-19, dan ini merupakan hal yang sangat monumental bagi warisan Ratu Elizabeth II," terangnya.
Sumber: