"Sama Reni, bukan sama kamu."
Reni pun sadar jika perkataannya siang tadi menyinggung Saroh dan merasa tidak enak hati.Â
"Maaf ya Sar. Omongan yang tadi nggak ada maksud menghina, cuma candaan aja kok." sesal Reni seraya ingin menjabat tangan Saroh.
"Yaudah saya maafin, biar puasanya afdhol. Tapi jangan ulangin lagi ya?" ujar Saroh sambil menerima uluran tangan Reni. Â
Memang akan terasa mengganjal bila dalam hati tersimpan salah yang barangkali tidak disadari. Apalagi hampir setiap hari kami bertemu dan berdekatan, jadi tentu akan lebih baik kalau semakin cepat berbaikan.Â
Dalam pikiran kami saat itu, tarawih merupakan waktu tepat untuk bertemu satu sama lain dan mengatur strategi permainan usai tarawih. Sepulang dari masjid, kami biasanya bertemu kembali di tempat yang telah disepakati untuk melakukan aneka permainan seperti : petak umpet, senapan air, lompat tali, kembang api, engklek, congklak, bola bekel maupun lainnya.Â
Setelah malam terasa semakin gelap dan sunyi, permainanpun kami akhiri dengan perjanjian untuk bertemu kembali saat shalat subuh di masjid. Dengan demikian, malam ramadan hari itu kami akhiri dengan tenang, senang dan melelahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H