Mohon tunggu...
Chotim Rataya
Chotim Rataya Mohon Tunggu... -

Kesejukan adalah hak setiap yang bernyawa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terima Kasih Sembutopia, Sudah Menginsyafkan Aku

25 April 2018   00:20 Diperbarui: 25 April 2018   07:18 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri. Pemaparan Pak Khun dan Pak Kafi

Sebagai seorang perempuan, aku merasa tidak nyaman saat baju baju yang akupakai semakin sesak. Tanda bahwa ada yang salah dengan badanku. Yah, aku semakin merasa melar.  Selain membuat badan rasanya tidak bisa lincah, rasa percaya diriku seperti sedikit terkikis. Apalagi jika ada moment untuk foto foto di pekerjaan atau kegiatan santai.  Ahh.. rasanya mending tidak usah foto.

Pernah beberapa kali ikut program diet tetapi tidak bertahan lama. Yang terakhir aku ikuti adalah diet dengan mengkonsumi air putih dan telur beberapa biji tiap harinya. Beberapa waktu aku niatkan untuk benar benar bisa mencapai kondisi ideal. Dan memang, benar hasilnya terasa.

Tetapi sayangnya, ternyata aku tidak kuat untuk menahan beberapa jenis makanan yang aku suka. Apalagi bila ada kegiatan yang mengharuskan ikut makan yang semestinya dihindari  program diet tersebut. Alhasil, badanku rasanya kembali menjadi sesak saat masuk ke dalam baju-bajuku.

Beberapa waktu lalu, aku diberitahu seorang teman, tentang sebuah event yang membahas tentang pola hidup sehat.  Langsung aku iyakan, karena sangat menarik dan erat kaitannya dengan  bagaimana cara  untuk hidup sehat. Aku merasa, memang keseharianku, sangat jarang untuk memperhatikan diriku sendiri, karena aktivitas yang bisa dibilang sangat padat. Pola makan dan pola istirahatku tidak beraturan.

Hingga pada hari acara, yaitu  hari Sabtu, tanggal 14 April 2018 di Hotel Grand Aston aku datang  untuk mendapatkan ilmu  tentang bagaimana cara hidup sehat. Tapi sayang, karena perjalanan yang cukup menyita waktu aku datang terlambat.

Kami datang setengah jam setelah acara dimulai. Kami langsung dipersilahka untuk makan. Jika dilihat dari menunya merupakan menu dengan nutrisi yang memang sudah diperhitungan kandungan isinya.

Tapi sayang, aku termasuk vegetarian, jadi tidak bisa makan yang berbau daging.  Setelah mengisi buku tamu, seseorang memberiku sebuah buku yang berisi buku resep. Saat kubuka dan kubaca, buku resep yang keren.

Meskipun aku datang, terlambat, aku masih beruntung masih bisa menjelaskan  Bapak Kafi Kurnia yang merupakan Founder Sembutopia.  Beliau menjelaskan, bahwa Sembutopia hadir berangkat dari keprihatinan kondisi masyarakat Indonesia dalam hal manajemen kesehatan  yang ternyata bikin dahi berkernyit.

Orang Indonesia  itu pemalas.  Sudah malas, banyak yang salah kaprah lagi. Khususnya di jawa, ada budaya makan itu harus pakai nasi. Jika tidak, tidak dianggap makan. Padahal selain nasi, seringkali makan berbagai panganan yang juga sama seperti nasi, yaitu  yang mengandung karbohidrat. Dengan persepsi salah tersebut, akhirnya tidak terperhatikan asupan gisi yang terkandung saat mengkonsumsi makanan  di tiap harinya.

Pada ujungnya, banyak kasus obesitas. Aku jadi khawatir jika aku sendiri tidak bisa mengerem laju pertumbuhan berat badanku.  Apa yang disampaikan Bapak Kafi menjadi catatan penting. Pola makanku harus aku perbaiki. Bagaimanapun aku orang yang termasuk suka makan. Gimana ini? Pikirku..

Selain pola makan makan, juga dijelaskan tentang pentingnya olahraga dalam hal ini olahraga yang sederhana murah dan dapat dilakukan setiap saat, yaitu jalan kaki. Saat ini ternyata masyarakat Indonesia berbudaya malas jalan kaki. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa  orang Indonesia menjadi nomer paling buncit dalam hal aktifitas olahraga jalan kaki.

Memang aku sendiri akui bahwa aku hampir bisa dibilang tidak pernah olhraga, bahkan lebih banyak duduk. Duduk di motor, juga duduk di tempat duduk saat aku harus mengerjakan pekerjaanku. Rasanya jadi  tersentil.

Hal-hal yang harus dibenahi.

Sembutopia yang merupakan platform digital yang ingin menampilkan sebuah media yang bisa bermanfaat untuk melakukan kegiatan komunitas seperti -- edukasi -- inspirasi dan motivasi di self -- healing atau pemberdayaan kesehatan nasional. Dalam event di Grand Aston tersebut dipaparkan beberapa keadaan yang harus dibenahi yaitu :

  • Konsumsi kalori yang berlebih dan tidak seimbangnya kalori yang dalam pola makan kita
  • Kurangnya konsumsi buah di masyarakat kita. Bila rekomendasi WHO suatu bangsa hendaknya mengkonsumsi buah mencapai 73 kilogram perkapita pertahun, di masyarakat kita ternyata hanya mencapai 47, 35. Sangat rendah bila mengacu ukuran standar WHO
  • Kurangnya konsumsi buah dan sayur yang mengakibatkan meningkatnya sejumlah penyakit tidak menular

Selain itu terungkap fakta bahwa :

  • Data Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) tahun  2016 menunjukkan penduduk dewasa berusia diatas 18 tahun yang mengalami kegemukan atau obesitas sebesar 20,7 persen. Angka itu menunjukkan peningkatan pesat dari tahun 2013 ketika penduduk yang kegemukan mencapai 15,4 persen.
  • Kajian Global Burden of Diseases yang dipublikasikan jurnal Lancet pada 2014 mengungkapkan ada 10 negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia dan Indonesia berada di peringkat 10. Padahal, obesitas rentan mengundang penyakit berbahaya. Beberapa resiko dari obesitas itu adalah diabetes atau tekanan darah tinggi dimana keduanya merupakan penyebab utama gagal ginjal.

Para peneliti menemukan adanya kesenjangan di setiap negara antara penduduk yang paling rajin beraktivitas dan paling malas bergerak. Semakin besar kesenjangan itu, semakin besar pula taraf obesitasnya.

Aku hanya bergumam, aku berpikir, rasanya sudah saatnya tidak lagi bermalas-malas lagi untuk mengubah pola hidupku. Dari pola makan, juga kegiatan hidup lainnya.  Terimakasih Sembutopia sudah membikin aku insyaf   Xixixi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun