Â
I
Engkau yang bersembunyi di antara embun
Lalu berlompatan seperti anak kecil di rerumputan yang tak pernah tumbuh
Lalu berlari di antara bara yang membakar jiwa rubah
Berhenti
Dan kembali
Memunguti aksara yg terlepas dari kepala kita
Memahat kembali wasiat purba ke dada
Engkau yang berlari bagai singa  memburu asa
Kembalilah agar kerontang senyummu tiada menjalari sukma
KembalilahÂ
Kita berpeluk bersama dalam ketelanjangan
Buanglah semua gemerlap baju keduniawian
Biarkan kesejatian mengalir di setiap pembuluh
Kembalilah pada cahaya yang lama kau simpan di balik impian.
Â
II
Kapan terakhir kita telanjang?
Tak terbalut lagi oleh utopia akan diri
Ataupun teracuni manisnya puji dan puja
Pernah ku coba telanjangi dirimu di setiap malamnya
Seperti yang kau pinta saat nafas kita menyatu
Entah kenapa kini, kau selalu berlari.
Pergi tanpa permisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H