Mohon tunggu...
RASYIQA ATHAYA KUSWARA
RASYIQA ATHAYA KUSWARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Film dan Televisi (Universitas Pendidikan Indonesia)

Saya hobbi menulis , memasak dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengulik Tuntas Serba-serbi Menjadi Ibu Muda

27 Maret 2023   00:04 Diperbarui: 27 Maret 2023   00:10 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang ibu adalah seorang wanita yang telah melahirkan dan merawat anak-anak secara biologis, sosial, dan emosional. Ibu memainkan peran penting dalam kehidupan anak dan keluarga mereka, memberikan dukungan emosional, kesehatan dan keselamatan. Selain itu, ibu juga memiliki tanggung jawab untuk mengasuh anaknya, membimbingnya ke jalan yang benar, dan membesarkannya menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mandiri, termasuk pengasuhan dan perhatian wanita lain, seperti ibu asuh, pengasuh, dan pengasuh anak. guru sekolah, yang memberikan perawatan dan bimbingan untuk anak-anak. Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak dan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Sebagai pengasuh, pengasuh dan penyayang anak-anaknya, ibu dapat membentuk dan mempengaruhi masa depan generasi berikutnya.

Seperti hal nya yang dialami oleh ibu muda asal Jakarta selatan ini bernama Bintang Syafarina, wanita kelahiran 17 januari 1999. Selain menjadi seorang ibu bagi dua anak, Haskara Lintang Kartikoputri berusia 24 bulan dan Nalastu Taranggajati Kartikoputra usia 7 bulan, ia juga ternyata seorang content kreator di aplikasi Tiktok dengan jumlah pengikut 13 ribu+ dalam akun @Mamibi dan pendiri komunitas Birth Club Juli 2022.

Seperti yang kita ketahui TikTok adalah platform media sosial yang berfokus pada pembuatan dan berbagi video pendek. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat video singkat dengan durasi 15 detik hingga 1 menit yang biasanya ditampilkan dalam format vertikal. TikTok awalnya dikenal sebagai Douyin dan diluncurkan di China pada September 2016 oleh perusahaan teknologi ByteDance. Namun, pada Agustus 2018, perusahaan ini meluncurkan versi global TikTok.

Pada TikTok, pengguna dapat membuat video dengan berbagai efek visual, musik, dan suara. Fitur-fitur ini membantu menjadikan video TikTok sangat kreatif dan menghibur. TikTok menjadi sangat populer di seluruh dunia terutama di kalangan anak muda. Dalam aplikasi ini, pengguna dapat menonton video dari pengguna lain, memberikan komentar dan likes, serta mengikuti akun pengguna lain.

TikTok juga menjadi platform yang populer bagi para kreator konten atau content creator. Mereka dapat memanfaatkan platform ini untuk membangun audiens, mempromosikan merek, dan membagikan konten yang kreatif dan menghibur. Banyak influencer dan selebriti yang mulai memanfaatkan platform ini untuk menjangkau penggemar mereka.

TikTok telah menjadi fenomena media sosial yang sangat populer di seluruh dunia dan terus tumbuh dalam popularitas. Meskipun ada beberapa kontroversi seputar privasi data, regulasi konten dan keamanan anak-anak, platform ini tetap menjadi salah satu aplikasi media sosial paling populer saat ini. Tiktok adalah platform media sosial yang populer di Indonesia, dengan basis pengguna yang besar dan komunitas kreator konten yang berkembang pesat. Aplikasi ini telah mendapatkan popularitas yang luar biasa di kalangan anak muda Indonesia dan telah menjadi platform bagi mereka untuk menampilkan kreativitas dan bakat mereka.

Pemerintah Indonesia memiliki tanggapan yang beragam terhadap Tiktok, dengan beberapa pejabat menyatakan keprihatinannya tentang potensi dampak negatif dari platform ini terhadap anak muda, sementara yang lain menyambut popularitasnya sebagai cara untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia.

Pada Juli 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk melarang Tiktok, dengan alasan kekhawatiran akan "pornografi, konten yang tidak pantas, dan penistaan agama." Namun, larangan tersebut dicabut hanya beberapa hari kemudian, setelah pertemuan antara pejabat pemerintah dan perwakilan dari perusahaan induk Tiktok, ByteDance. Terlepas dari kontroversi singkat ini, Tiktok terus menjadi platform yang sangat populer di Indonesia, dengan jutaan pengguna yang membuat dan berbagi konten setiap hari.

Di platfrom Tiktok kita dapat melihat beragam macam konten yang diberikan, dari keseharian Bintang bersama anak dan suaminya, sharing tips mengenai seputar parenting anak serta juga konten yang mencuri simpati netizen dengan sharring kehidupannya sebagai seorang ibu yang tidak mudah. “Aku tau itu semua enggak mudah ya mam. Bangun setiap pagi dengan kekacauan anak-anak. Aku tau terkadang kita ngerasain kehidupan kita sempit banget. Aku cuman mau ngingetin, bahwa kamu tuh dunianya anak-anak, kamu loh mam. Kamu tuh rumahnya anak-anak kamu. Kamu tuh tempat ternyamannya anak-anak kamu. Kamu tuh se spesial itu. Aku berharap bahkan pada saat saat terberat kamu menjalani hari sebagai ibu, kamu tau betapa berharganya dirimu.” Dikutip dari wawancara bersama Bintang.

Bintang dan suaminya Pandu terjarak perbedaan usia 14 tahun, karena sang suami lahir pada 5 Juli 1985. Pertemuan keduanya pun sangat menarik dan tidak terduga, “Aku ketemu suami itu dijodohin sama temen online aku. Ternyata temen aku ini ngajak aku kenalan sepertinya buat dikenalin ke sahabatnya. Terus minta nomor WhatsApp. Ternyata aku klop sama dia sampe akhirnya pacaran. Lalu dari kapan menjalin hubungan sampai pernikahan? Aku awal pacaran 2018 menikah 2020.” Dikutip langsung dari wawancara bersama Bintang.  

Pada kenyataannya Bintang menikah pada saat usia 21 tahun, dimana hal itu sudah diperbolehkan oleh negara karena diketahu, di Indonesia perkawinan usia muda diatur dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Menurut undang-undang ini, usia minimum untuk menikah adalah 21 tahun untuk pria dan 19 tahun untuk wanita. Dalam keadaan tertentu, misalnya B. Namun, jika calon pasangan memiliki izin dari orang tua atau wali yang sah, mereka boleh menikah di usia yang lebih muda dari batas usia minimum. Namun, pada tahun 2019, pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-undang menetapkan bahwa usia minimum untuk menikah adalah 19 tahun untuk pria dan wanita.

Hal ini dilakukan untuk mencegah perkawinan anak di bawah umur dan menekan angka pernikahan dini di Indonesia. Meskipun usia minimum untuk menikah telah ditetapkan di Indonesia, karena berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, budaya, dan adat istiadat, masih banyak daerah yang masih sering terjadi pernikahan dini, dan masih ada daerah yang masih mengakar kuat. Menurut sebuah artikel berita yang diterbitkan pada 26 Maret 2023, usia legal pernikahan muda sedang diperdebatkan di beberapa negara. Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan untuk menaikkan usia minimum pernikahan dari 19 menjadi 21 tahun untuk melindungi anak dari pernikahan dini. Di negara lain, seperti Amerika Serikat dan Inggris Raya, beberapa negara bagian dan teritori telah menetapkan usia minimum yang lebih tinggi untuk menikah daripada usia federal saat ini yaitu 18 tahun. Beberapa negara bagian AS menetapkan usia minimum untuk menikah pada usia 21 tahun.

Secara ilmiah, keputusan seorang perempuan untuk meninggalkan pendidikan dan menikah pada usia muda dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada kehidupannya dan masa depannya. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa meninggalkan pendidikan atau tidak menyelesaikan pendidikan dapat membatasi pilihan karir dan peluang finansial di masa depan. Hal ini juga sama terjadi oleh Bintang yang memutuskan dia berani mengambil risiko berhenti kuliah dan memilih menikah dengan suaminya sekarang, “Aku merasa pada saat itu aku sudah cukup dengan duniaku. Kebetulan pacarku yang sekarang sudah jadi suami, usianya sudah matang, jadi saat itu yang membuat aku berfikir bahwa sepertinya aku siap menikah.” Dikutip langsung dari wawancara bersama Bintang.

Selain itu, menikah pada usia yang relatif muda juga dapat membawa risiko yang lebih tinggi terhadap perceraian dan ketidakbahagiaan dalam hubungan pernikahan, karena kurangnya kematangan emosional dan pengalaman hidup. Beberapa studi menunjukkan bahwa pernikahan pada usia muda dapat meningkatkan risiko stres, depresi, dan kecemasan pada wanita. Tidak dipungkiri pengalaman ini juga dirasakan oleh Bintang sebagai Ibu dua anak, “Jujur enggak mudah sih. Butuh support dari suami dan keluarga. 

Kehilangan waktu buat diri sendiri. Fokus terbagi-bagi, jadi insecure banget enggak pede ketemu orang. Apalagi ketika ngeliat temen yang seusia kok masih pada bebas hidupnya, kaya ga memikul beban berat. Sedangkan aku mau makan mie sampe mie rebus jadi mie goreng alias kuahnya hilang, mau minum kopi panas sampe dingin, mau nikmatin itu aja tuh susah. Jujur jadi ibu itu ternyata susah pake banget. Tapi aku berusaha enjoy buat ngejalaninnya karena aku tau ini enggak selamanya.” Dikutip dari Bintang.

Namun, ada juga beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi keputusan seorang perempuan untuk meninggalkan pendidikan dan menikah pada usia muda. Misalnya, keputusan tersebut mungkin didasarkan pada nilai-nilai budaya atau agama yang kuat, atau karena adanya faktor ekonomi yang mempengaruhi pilihan tersebut. Sama halnya dengan kasus yang dijalani Bintang, memilih berhenti melanjutkan pendidikannya di Universitas Terbuka dengan jurusan Ilmu Komunikasi. Meski begitu Bintang menyebutkan., “Tidak sama sekali. Sesekali berfikir tentang hidup orang lain mungkin iya. Tapi kalau menyesali apa yang udah aku lakuin enggak sih.” 

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa keputusan seperti ini sangat pribadi dan konteksnya mungkin berbeda-beda untuk setiap individu. Namun, keputusan semacam itu harus dipertimbangkan dengan matang dan berdasarkan pada informasi dan pengetahuan yang akurat tentang konsekuensi dan risiko yang mungkin terjadi. Begini pula pesan yang disampaikan Bintang pun terhadap perempuan yang memilih menikah muda dan juga calon- calon Ibu muda di luar sana, “Aku cuma mau bilang, punya anak itu enggak gampang, ga punya anak juga ga gampang, menikah ga gampang, ga menikah juga enggak a gampang. So, pilih betul2 ‘ga gampangnya’ untuk dirimu sendiri dan jangan pernah menyesalinya.” 

Alasan peningkatan usia minimum untuk menikah didasarkan pada risiko yang terkait dengan pernikahan dini, termasuk risiko kekerasan dalam rumah tangga, peningkatan risiko kesehatan reproduksi, dan penurunan risiko pendidikan dan pekerjaan bagi pasangan yang menikah di usia sangat muda. dan kelompok agama berpendapat bahwa menaikkan usia minimum untuk menikah akan membatasi kebebasan beragama dan hak untuk menikah pada usia dini. Ia berpendapat bahwa usia bukan satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah seseorang siap. Ada sekitar 9,4 juta wanita berusia 10 hingga 24 yang merupakan calon ibu. Menjadi seorang ibu muda di Indonesia memiliki dampak yang kompleks terhadap kehidupan seorang perempuan, anaknya, keluarganya dan masyarakat di sekitarnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengaruh ibu muda Indonesia adalah:

  • Kesehatan ibu dan anak: Wanita yang hamil dan melahirkan pada usia yang relatif muda dapat menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu muda juga dapat mengalami komplikasi kesehatan seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pengasuhan dan pendidikan anak-anak di masa depan.
  •  Stigma Sosial: Di Indonesia, ibu muda, terutama ibu yang belum menikah, masih menghadapi stigma negatif. Hal ini dapat mempengaruhi citra diri dan kesejahteraan psikologis mereka, serta mempengaruhi hubungan mereka dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
  • Kendala Finansial: Ibu muda seringkali belum berpendidikan atau tidak memiliki penghasilan tetap. Hal ini dapat menciptakan kendala keuangan yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga dan anak-anak mereka.
  • Peran Ganda : Banyak ibu muda di Indonesia yang tidak hanya mencari nafkah untuk keluarganya, tetapi juga harus menghadapi tuntutan mengurus keluarga dan memenuhi kewajiban sosialnya. Secara keseluruhan, menjadi ibu muda di Indonesia memiliki dampak yang kompleks terhadap kehidupan perempuan dan masyarakat di sekitarnya.

Upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak, pendidikan, menghilangkan stigma sosial, mendukung perekonomian dan mengurangi peran ganda dapat membantu mengurangi efek negatif menjadi ibu muda.Menjadi ibu muda dapat menjadi pengalaman yang menantang dan sulit bagi banyak wanita. Beberapa berita yang terkait dengan sulitnya menjadi ibu muda antara lain:

  1. Masalah Kesehatan Mental: Sebuah studi oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa ibu muda memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan yang dirasakan dalam mengurus anak dan memenuhi tuntutan kehidupan sehari-hari.
  2. Kesulitan Keuangan: Menjadi ibu muda dapat menjadi sulit secara finansial karena biaya yang terkait dengan kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi yang terus meningkat. Banyak ibu muda juga harus berjuang dengan tanggung jawab keuangan tambahan seperti menyewa atau membeli rumah, membayar tagihan, dan menyediakan makanan yang sehat untuk keluarga mereka.
  3. Kesulitan dalam Mengambil Keputusan: Memiliki anak pada usia muda juga dapat membuat seseorang merasa sulit dalam mengambil keputusan penting seperti keputusan tentang pendidikan dan karir. Seorang ibu muda harus memikirkan bagaimana mengurus anak-anak mereka, sekaligus mencoba untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
  4. Stigma Sosial: Ibu muda seringkali menghadapi stigma sosial dan diskriminasi karena kehamilan atau persalinan mereka yang terjadi pada usia yang masih relatif muda. Banyak orang mungkin memiliki asumsi negatif tentang ibu muda, yang dapat mengakibatkan merasa tidak nyaman atau tidak dihargai.
  5. Tantangan dalam Mempertahankan Hubungan: Menjadi ibu muda juga dapat menempatkan tekanan pada hubungan dengan pasangan atau orang tua. Ketika ada tanggung jawab yang besar dalam mengurus bayi, sulit untuk menemukan waktu dan energi untuk menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain di sekitar kita.

Namun, meskipun menjadi ibu muda dapat memiliki tantangan yang unik, banyak wanita yang berhasil melewatinya dengan dukungan dan sumber daya yang tepat. Penting bagi ibu muda untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, dan sumber daya lainnya untuk membantu mereka mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi.

Kelemahan dan kelebihan menjadi seorang ibu muda dapat bervariasi tergantung pada kondisi dan situasi individu. Beberapa kelemahan dan kelebihan yang dapat terkait dengan menjadi seorang ibu muda antara lain:

Kelemahan:

  1. Keterbatasan pengalaman: Ibu muda mungkin memiliki keterbatasan pengalaman dalam merawat anak, sehingga mereka dapat mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah dan tantangan dalam merawat anak.
  2. Keterbatasan keuangan: Ibu muda seringkali masih dalam tahap pendidikan atau belum memiliki penghasilan yang stabil, sehingga keterbatasan keuangan dapat menjadi hambatan dalam memberikan dukungan dan perawatan yang dibutuhkan anak.
  3. Rendahnya tingkat pendidikan: Ibu muda seringkali memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang lebih matang, sehingga dapat mempengaruhi kualitas pengasuhan dan pendidikan anak-anak di masa depan.

Kelebihan:

  1. Energi dan semangat: Ibu muda cenderung memiliki energi dan semangat yang lebih besar dalam menghadapi tantangan dalam merawat anak.
  2. Memiliki lebih banyak waktu: Ibu muda seringkali masih memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengasuh anak, belajar dan mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang lebih baik.
  3. Lebih dekat dengan anak: Ibu muda cenderung lebih dekat dengan anak-anak mereka dan memiliki hubungan yang lebih akrab dengan mereka.
  4. Lebih fleksibel: Ibu muda seringkali lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan yang muncul dalam peran sebagai ibu.

Dalam keseluruhan, menjadi ibu muda memiliki kelemahan dan kelebihan. Penting bagi seorang ibu muda untuk memahami tantangan dan kekurangan yang mungkin dihadapi, dan bekerja untuk memaksimalkan kelebihan yang dimilikinya untuk merawat anak dengan baik dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Perlu diketahui dengan kelebihan yang telah disebutkan di atas sosok Bintang merealisasikan wujud semangat nya sebagai ibu muda kepada orang banyak dengan dia memutuskan untuk mendirikan sebuah Komunitas untuk para ibu-ibu yang memiliki anak pada Bulan Juli 2022. Hal ini juga dijelaskan oleh Bintang pada wawancara melaui platfrom WhatsApp.

“Untuk komunitas yg aku buat namanya Birth Club Juli 2022 . komunitas Birth Club Juli 2022 dibentuk sebagai wadah berkumpulnya para ibu yang memiliki anak yang lahir pada bulan Juli 2022 (karena anak keduaku lahir Juli). Birth Club Juli 2022 berawal dari sebuahInstagram (@bcjuli2022) yang dibuat pada 24 Februari 2022 dan saat ini sudah memiliki 603 followers serta berlanjut dibuatnya whatsapp group dengan 198 anggota aktif untuk memudahkan komunikasi antar anggota. Komunitas ini dibentuk sebagai support system, tempat berbagi cerita,informasi, dan keluhan dengan bebas. Rutinitas kami berdiskusi mengenai pola mengasuh anak, tumbuh kembang anak, tips rumah tangga, resep makanan, rekomendasi produk, info promo, dsb.” 

Dapat disimpulkan perkembangan yang semakin modern membuat Ibu muda zaman sekarang, lebih mudah untuk berinteraksi satu sama lain bahkan berbagi informasi. Dengan Komunitas ini juga membuat jalinan hubungan para ibi-ibi dari sabang sampai merauke bisa tetap terjalin dengan Online meskipun terhalang oleh jarak. Ya, menjadi seorang mamah muda juga dapat memberikan dampak positif. Beberapa dampak positif yang dapat dirasakan oleh ibu muda antara lain:

  1. Memberikan kebahagiaan: Meskipun menjadi seorang ibu muda dapat menjadi tantangan, kehadiran bayi di kehidupan dapat memberikan banyak kebahagiaan dan cinta. Bayi yang baru lahir seringkali menjadi pusat perhatian bagi keluarga dan teman-teman, dan kehadiran mereka dapat membawa sukacita dan kebahagiaan.
  2. Membangun ikatan dengan pasangan: Proses kehamilan dan persalinan dapat membawa pasangan yang sedang menunggu anak menjadi lebih dekat satu sama lain. Pada beberapa kasus, menjadi orangtua muda dapat membantu membangun ikatan yang lebih erat antara pasangan.
  3. Membangun keterampilan dan kemampuan: Merawat bayi yang baru lahir dapat membantu seorang ibu muda untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan dalam merawat anak. Ibu muda dapat belajar tentang perawatan bayi, kesehatan anak, dan pola asuh yang baik untuk membantu mempersiapkan mereka dalam merawat anak mereka.
  4. Mendorong perkembangan pribadi: Proses menjadi ibu muda dapat mendorong perkembangan pribadi. Ibu muda dapat mengembangkan keterampilan manajemen waktu, multitasking, dan beradaptasi dengan situasi baru yang dapat membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Meningkatkan tanggung jawab: Menjadi ibu muda juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap keluarga dan anak. Hal ini dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang tepat dan memprioritaskan kebutuhan keluarga dan anak mereka.

Namun, tetap penting bagi seorang ibu muda untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan dan sumber daya yang cukup untuk membantu mereka dalam perannya sebagai ibu dan dalam menjaga kesehatan fisik dan mental mereka sendiri. Oleh karena itu pasan yang disamapikan Bintang sangatlah berkolerasi, dimana sosok Ibu harus tetap bisa menjaga kestabilan emosi dan mental. Apalagi jika itu berhadapan langsung dengan anak-anak, para ibu-ibu harus bisa mengolah waktu dimana mereka punya waktunya sendiri untuk beriistirahat. “Sejauh ini cara yang aku temukan adalah aku berusaha tetap ada waktu untuk diri sendiri misalnya pijat atau spa, atau sekedar nongkorng- nongkrong di coffe shop deket rumah, atau ngobrol sama ibu- ibu dikomunitas yang aku buat atau dirikan.”

Ada beberapa faktor yang dapat membuat seorang ibu muda lebih rentan terkena stres, di antaranya:

  1. Perubahan hormon: Setelah melahirkan, hormon dalam tubuh seorang ibu berubah secara drastis, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati, perasaan lelah, dan kecemasan. Perubahan hormon ini dapat membuat ibu muda lebih rentan terkena stres.
  2. Peran ganda: Seorang ibu muda seringkali harus mengurus anak dan keluarga, sambil juga menjalankan tugas-tugas pekerjaan dan sosial. Tuntutan ini dapat meningkatkan tekanan dan membuat ibu muda lebih mudah terkena stres.
  3. Kurangnya dukungan: Ibu muda seringkali merasa terisolasi atau kurang didukung oleh keluarga atau lingkungan sekitar. Hal ini dapat meningkatkan risiko stres dan kecemasan.
  4. Tuntutan sosial: Ibu muda seringkali dihadapkan pada tekanan sosial untuk menjadi ibu yang sempurna, yang dapat meningkatkan rasa tidak percaya diri dan kekhawatiran yang berlebihan.
  5. Masalah keuangan: Menjadi ibu muda yang baru saja memulai keluarga seringkali menimbulkan masalah keuangan, yang dapat menambah beban stres dan kecemasan.

Sebagai sebuah kesimpulan, dalam pembahasan materi Menjadi Ibu Muda dapat diambil beberapa poin penting sebagai berikut:

  • Ibu muda membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga, pasangan, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan yang dihadapi saat mengasuh anak.
  • Perawatan prenatal yang baik sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Perawatan prenatal mencakup pemeriksaan kesehatan, konsumsi makanan yang sehat, dan menghindari kebiasaan yang merugikan kesehatan.
  • Setelah melahirkan, ibu muda harus memperhatikan asupan nutrisi dan makanan yang seimbang serta menjaga kesehatan mental dan fisiknya agar dapat memberikan perawatan yang baik kepada anaknya.
  • Memahami tumbuh kembang anak adalah penting bagi ibu muda untuk membantu anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Perhatian dan stimulasi yang baik pada masa balita akan membantu perkembangan anak secara optimal.
  • Keterampilan parenting yang baik akan membantu ibu muda dalam menghadapi tantangan dalam mengasuh anak. Keterampilan parenting dapat dipelajari melalui bimbingan atau konseling dari para ahli atau praktisi di bidang parenting.

Dalam kesimpulan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ibu muda membutuhkan dukungan dan bimbingan dalam menghadapi peran barunya sebagai ibu. Dengan perawatan prenatal yang baik, perhatian pada asupan nutrisi dan kesehatan mental dan fisik, serta pemahaman yang baik tentang tumbuh kembang anak dan keterampilan parenting yang baik, ibu muda dapat memberikan perawatan yang optimal bagi anak mereka dan membantu anak tumbuh dan berkembang dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun