Mohon tunggu...
Rasyid Taufik
Rasyid Taufik Mohon Tunggu... Konsultan - SINTARA Leadership

Konsultan Manajemen SDM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Leader as a Father

2 Mei 2024   20:35 Diperbarui: 3 Mei 2024   14:04 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 22 Desember 2021, massa buruh melakukan aksi unjuk rasa menuntut revisi besaran kenaikan upah minimum kota/kabupaten (UMK) Provinsi Banten. Mereka menutup jalan di depan Kantor Gubernur Banten di Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten (KP3B) Kota Serang. Menjelang malam, buruh menjebol paksa masuk ke ruang kerja Gubernur Banten lalu bergantian duduk di kursi kerja gubernur bergaya seperti seorang pimpinan. Bahkan Sebagian menaikkan kaki diatas meja.

Ketika ada seorang jurnalis bertanya dalam sebuah wawancara, bagaimana mungkin kantor gubernur dimasukin? Kejadian itu menjadi catatan sejarah seorang gubernur yang diserbu dan diduduki ruang kerjanya oleh buruh. WH menjawab bahwa dia senang buruh masuk ruang kerjanya. "Karena saya disitu diuji soal keteguhan prinsip saya sebagai seorang gubernur. Saya komitmen pada undang-undang dan komitmen pada perintah presiden melalui kemnaker bahwa tidak boleh gubernur menaikkan rumusan sesuai formulasi."

Sebagaimana diketahui bahwa UMP dan UMK diputuskan melalui musyawarah. Melalui proses dewan pengupahan dengan indikator dan variabel yang jelas termasuk melibatkan BPS yang mengukur pertumbuhan ekonomi, inflasi, kelayakan hidup dan lain-lain. Perwakilan buruh juga mengikuti musyarawah tersebut. Selanjutnya direkomendasikan kepada gubernur.

"Saya hormati buruh yang menuntut. Ketika mereka tidak puas lalu masuk ke ruangan saya ya silahkan. Saya pribadi tidak merasa tersinggung. Saya tidak marah. Mereka ingin duduk di kursi kerja gubernur kenapa saya harus marah? Kalau kejadian itu mereka skenariokan, saya tidak berfikir itu politik. Saya hormati dan wajar mereka menuntut." ungkap WH

Meskipun sempat melaporkan buruh ke Polda Banten karena mengikuti arahan Presiden dan hasil koordinasi dengan Kapolri, tapi WH segera mencabut laporan itu ketika pimpinan serikat dan perwakilan buruh datang ke kediamannya untuk minta damai. Buruh yang masuk ke ruang kerja minta maaf dengan mencium tangan sambil menangis. WH maafkan dan doakan buruh tersebut.

"Saya prinsipnya tidak mau menyakiti siapapun, saya sendiri berpatokan pada akhlakul karimah. Tidak ada orang tua yang tega meyakiti rakyatnya. Karena baru datang hari ini ya kita selesaikan hari ini. Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran buat kita semua."

Bagaimana WH merespon aksi demo buruh mengingatkan saya pada prinsip kepemimpinan 'leader as father'. Seorang pemimpin harus memposisikan diri mereka sebagai seorang ayah bagi yang dipimpinnya. Seorang ayah yang memiliki empati dan ketulusan hanya menginginkan kebaikan untuk anak-anaknya.  Seorang ayah yang selalu bekerja keras tanpa mengenal lelah agar anak-anaknya hidup dengan nyaman.

Seorang ayah yang melindungi anak-anaknya dari pihak-pihak yang ingin mengganggu keluarga dan ingin merusak masa depan. Seorang ayah yang lembut hatinya dan mudah memaafkan kesalahan anaknya. Seorang ayah yang layak dijadikan role model atau panutan karena telah memberikan keteladanan dalam memotivasi dan mendidik anak-anaknya. Organisasi seperti keluarga. Dan pemimpin sesungguhnya adalah seorang ayah.

"Saya prinsipnya tidak mau menyakiti siapapun, saya sendiri berpatokan pada akhlakul karimah. Tidak ada orang tua yang tega meyakiti rakyatnya. Karena baru datang hari ini ya kita selesaikan hari ini. Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran buat kita semua."

H. Wahidin Halim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun