Mohon tunggu...
Rasyid Taufik
Rasyid Taufik Mohon Tunggu... Konsultan - SINTARA Leadership

Konsultan Manajemen SDM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harta Kita yang Sebenarnya

14 Maret 2024   10:26 Diperbarui: 14 Maret 2024   10:53 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita punya sesuatu hilang kemudian balik lagi, girang ngga kira-kira? Girang ya. Dulu ada seorang pengemis mendatangi Rasulullah. Apa yang diminta oleh pengemis? Berikan sedikit makanan untuk aku ya Rasul. Selayaknya orang dalam berumah tangga, kemudian Rasul bertanya kepada istri beliau. Wahai istriku, adakah makanan atau sesuatu yang bisa diberikan kepada pengemis ini? Kata istri Nabi, sudah tidak ada makanan lagi ya Rasul. Kamu ngga punya apa-apa? Ngga punya ya Rasul. Karena setiap yang Rasul dapatkan langsung dialirkan diberikan kepada yang lain oleh istrinya.

Kata Nabi, coba ambilkan pakaian saya. Diambilkan bajunya Nabi. Kata Nabi, saya punya nya hanya ini. Bila ini bermanfaat ambil baju saya. (Dan ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa orang yang membutuhkan sesuatu lebih baik jangan dikasih ikannya tapi kailnya). Nabi ngasih baju. Akhirnya sama pengemis itu dibawa ke pasar. Dilelang. Siapa yang mau beli baju Nabi. Semua orang pada denger. Ada berita di pasar ada orang mau menjual baju Nabi.

Ada orang sudah berumur, sudah tua, matanya buta, kemudian meminta kepada pembantunya kalau zaman dulu namanya budak. Coba kamu ikut lelang baju Nabi. Bayar itu baju berapa yang memang paling tertinggi. Dengan harga yang setinggi-tingginya. Biar kamu dapat. Kalau kamu dapat baju itu, nanti kamu akan saya bebaskan. Aku merdekakan engkau. Kata laki-laki tua yang buta itu.

Akhirnya berangkatlah budak itu untuk mengikuti lelang. Dapat dia lelang itu. Bajunya kemudian dibawa kepada tuannya yang buta. Wahai tuan, ini baju Nabi. Akhirnya tuan yang buta tadi mengusapkan baju Nabi ke wajahnya. Dengan ridho-Mu ya Allah dan dengan syafaat Rasulullah Muhammad Saw kembalikanlah penglihatan hamba ya Allah. Diusapkan bajunya. Melihat lagi orang tua itu. Begitu gembira sampai kemudian budaknya dibebaskan.

Kemudian orang tua itu mendatangi Nabi. Karena memang yang dia butuhkan adalah penglihatan. Baju Nabi sudah tidak dia butuhkan. Akhirnya dia datang kepada Nabi dan dia kembalikan baju itu kepada Nabi.

Sahabat                : Assalamualaikum ya Rasulullah.

Rasul                      : Ada apa wahai sahabat?

Sahabat                : Ini baju saya kembalikan.

Rasul                      : Lho, baju yang mana?

Sahabat                : Baju ini saya dapatkan lewat lelang melalui budak saya di pasar.

Akhirnya Nabi memanggil istrinya. Wahai istriku, coba engkau lihat sedekah itu. Sedekah itu pertama menghilangkan kemiskinan. Pengemis tidak miskin lagi. Beda dengan pengemis yang sudah kaya tapi masih pengen miskin. Kebanyakan begitu, pengemis sudah kaya masih pengen miskin. Masih pengen minta-minta lagi padahal di kampungnya rumahnya itu lebih mewahan dia daripada yang ngasih. Kalau itu bukan pengemis namanya tapi orang serakah.

Yang kedua kata Nabi, sedekah yang engkau keluarkan telah menyembuhkan orang yang buta. Yang ketiga, sedekah itu telah membebaskan budak  Yang keempat, sedekah yang telah kita keluarkan ternyata kembali lagi, pulang kepada kita. Jadi sedekah yang kita keluarkan, yang kita infakkan ke jalan Allah ternyata balik lagi. Jadi tidak ada cerita apa yang kita infakkan itu hilang. Tapi balik lagi. Makanya biar harta kita balik lagi jangan sampai kita tidak infakkan. Harta yang kita infakkan itulah yang menjadi harta kita yang sebenarnya. Karena hartamu adalah yang telah engkau infakkan. Itulah. Itulah hartamu yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun