Mohon tunggu...
Rasyid Taufik
Rasyid Taufik Mohon Tunggu... Konsultan - Coach & Entrepreneur

Tinggal di Tangerang. Menulis untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mindfulness Menurut Jon Kabat-Zinn

8 September 2020   10:17 Diperbarui: 8 September 2020   10:25 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jon kabart-ziin. medium

Mindfulness merupakan suatu keterampilan dalam memberikan perhatian dengan berfokus pada niat, saat ini, dan tidak menilai.

 (Kabat-Zinn, 1990)

Dari definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa mindfulness adalah memberikan perhatian penuh dengan cara tertentu. Perhatian yang kita berikan dilakukan dengan cara yaitu:

Kita berniat artinya menyengajakan diri dalam memberikan perhatian pada sesuatu. Misalnya, saat kita ingin pergi ke kantor dengan menyetir kendaraan.

Apakah kita sudah berniat bekerja? Apakah kita menyadari perasaan kita? Apakah kita menyadari apa yang kita lihat, apa yang kita dengar saat berkendara?

Banyak di antara kita yang melakukan sesuatu tanpa berniat atau menyengajakan diri. Karena sudah terbiasa pergi ke kantor atau karena sudah terbiasa menyetir kendaraan akhirnya kita melakukan semuanya secara otomatis saja. 

Kita tidak memperhatikannya dan tidak menyadarinya apa yang apa dalam diri kita dan lingkungan sekitar. bahkan seringkali kita kaget ketika tiba -tiba sudah sampai di kantor.

Mempraktikkan mindfulness artinya memperhatikan diri kita secara sengaja. Mendengarkan apa yang kita dengar, melihat apa yang kita lihat dan merasa apa yang kita rasa. Semua kita lakukan dengan sengaja dan sadar.

  • Perhatian pada apapun yang dialami saat ini.

Memberikan perhatian pada apa yang sedang kita lakukan. Saat bicara dengan orang lain, kita perhatikan raut wajahnya, kata-katanya, intonasinya sehingga pesan yang disampaikan lawan bicara dapat kita terima dengan baik.

Hal itu bisa terjadi jika kita hadir dengan kesadaran penuh. Bayangkan jika sambil bicara kita juga memikirkan hal yang lain, maka seringkali kita lupa dan tidak paham apa yang disampaikan orang kepada kita.  

  • Tanpa menilai/menghakimi

Kita bisa memperhatikan saja pikiran dan perasaan yang datang dan pergi tanpa perlu dianalisa atau dinilai, melainkan diamati saja. Ada pikiran ini, ada perasaan ini, ada pikiran itu, ada perasaan itu.

Hanya memperhatikan pikiran dan perasaan akan meningkatkan kemampuan kita untuk melihat sesuatu apa adanya, tidak berdasarkan persepsi dan standar pikiran kita sendiri.

Saya tidak tahu lagi fakta yang lebih membesarkan hati

Dibandingkan kemampuan manusia yang tidak diragukan lagi

Untuk meningkatkan kehidupannya melalui upaya yang disadari

Hendry David Thoreau

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun