Dakwah, sebagai upaya menyampaikan ajaran Islam, telah mengalami perkembangan signifikan dalam metode dan pendekatannya. Dengan kemajuan teknologi, media sosial kini menjadi alat utama dalam menyebarkan pesan dakwah secara efektif kepada masyarakat. Artikel ini membahas analisis kasus dakwah kontemporer dan pentingnya simulasi praktik berbasis teori keilmuan dalam pengembangan strategi dakwah yang lebih relevan. Â
Dakwah Kontemporer Melalui Media Sosial: Studi Kasus @husein_hadar Â
Salah satu contoh dakwah kontemporer yang berhasil adalah akun Instagram @husein_hadar. Akun ini menggunakan pendekatan dakwah bil hikmah---metode bijaksana yang menyampaikan pesan dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan audiens. Konten yang disajikan berupa video pendek seperti Reels, gambar inspiratif, dan teks singkat, sehingga mudah diterima oleh generasi muda yang menjadi mayoritas pengguna media sosial. Â
Menurut penelitian, akun ini efektif dalam: Â
1. Menyampaikan Pesan: Menggunakan format yang sederhana namun menarik perhatian. Â
2. Membangun Komunitas: Interaksi melalui komentar atau fitur lain di Instagram memungkinkan audiens terlibat lebih aktif. Â
3. Memberikan Pengaruh Positif: Banyak pengikut melaporkan bahwa konten tersebut memberikan motivasi dan wawasan baru tentang Islam. Â
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa media sosial bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana strategis untuk menyampaikan dakwah secara luas dan mendalam. Â
Simulasi dan Strategi Dakwah Berbasis Teori Keilmuan
Untuk meningkatkan efektivitas dakwah, diperlukan simulasi praktik yang didasari teori keilmuan. Hal ini melibatkan: Â
1. Pemahaman Teori Dakwah