Pendahuluan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, setiap keluarga berupaya mencapai ketahanan keluarga agar dapat memenuhi kebutuhan fisik, sosial, mental, dan spiritual anggota keluarganya. Deacon & Firebaugh (1988) mengemukakan bahwa untuk mencapai tujuan keluarga, ada tiga jenis sumber daya yang harus dikelola, yaitu manusia, materi, dan waktu.
Salah satu bagian dari keluarga ialah anak. Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada orang tua, dan kehadiran mereka dapat menambah keceriaan dalam kehidupan keluarga. Mereka juga merupakan generasi penerus bangsa yang sedang mengalami perkembangan fisik dan mental. Diener  (2009)  memiliki  definisi terkait kesejahteraan subjektif.  Kesejahteraan  subjektif  merupakan  evaluasi  kognitif  dan  afektif  individu  terhadap  keseluruhan  hidupnya.  Evaluasi  kognitif  merupakan  penilaian  individu  atas  kepuasan  hidup  mereka  yang  pada  umumnya  dilakukan  dengan  membandingkan  keadaannya  saat  ini  dengan  keadaannya  yang  secara  pribadi  dianggapnya  ideal.  Sedangkan  evaluasi  afektif  atau  emosional  berkaitan  dengan  beberapa  situasi di mana seseorang mengalami afek positif (perasaan  menyenangkan)  dan  efek  negatif  (perasaan tidak menyenangkan).
Anggota keluarga berkebutuhan khusus memerlukan perlakuan yang istimewa dalam hal mendidik. Faktor keluarga dan kesejahteraan keluarga bisa berpengaruh karena adanya anggota keluarga yang berkebutuhan khusus. Faktor lainnya yaitu tempat tinggal juga dapat menentukan kesejahteraan dalam kehidupan keluarga khususnya bagi keluarga yang mempunyai anggota dengan kebutuhan khusus agar dapat hidup layaknya orang normal. Adanya anggota keluarga berkebutuhan khusus dalam keluarga khususnya di desa merupakan tantangan tersendiri bagi keluarga tersebut, bukan hanya dari sisi ekonomi, namun mobilisasi jika terjadi hal-hal yang diluar dari kendali layanan masyarakat contohnya akses ke rumah sakit yang jauh serta memerlukan biaya yang mahal untuk sekali konsultasi. Kebanyakan para keluarga memutuskan untuk merawat dengan keadaan seadanya dan jika terjadi sesuatu, akan cenderung mengatasi sendiri tanpa saran dari profesional dan ahli jiwa.
Penyandang orang dengan gangguan jiwa merujuk kepada individu yang mengalami gangguan fisik dan mental. Manusia adalah agen yang memiliki kendali atas dirinya sendiri, dan proses pemberdayaan bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada masyarakat sehingga mereka dapat berkembang menjadi budaya yang lebih baik. Untuk mendorong dan memotivasi individu agar memiliki kemampuan atau pemberdayaan, ini harus ditujukan kepada kelompok atau lapisan masyarakat yang kurang beruntung. Dengan kata lain, upaya pemberdayaan masyarakat adalah langkah untuk memberikan kemandirian kepada masyarakat dengan mengaktifkan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh mereka, sehingga masyarakat menjadi entitas yang peduli dan mampu memberdayakan diri mereka sendiri.
Pembahasan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, setiap keluarga berupaya mencapai ketahanan keluarga agar dapat memenuhi kebutuhan fisik, sosial, mental, dan spiritual anggota keluarganya. Salah satu bagian dari keluarga ialah anak. Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada orang tua, dan kehadiran mereka dapat menambah keceriaan dalam kehidupan keluarga. Mereka juga merupakan generasi penerus bangsa yang sedang mengalami perkembangan fisik dan mental.Â
Anak adalah potensi, tunas, dan generasi yang akan mewarisi impian bangsa, memainkan peran penting dalam memastikan kelangsungan hidup negara di masa depan. Untuk menjalankan peran tersebut dengan baik, anak-anak perlu diberikan kesempatan yang maksimal untuk tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, mental, sosial, maupun spiritual. Dalam hal ini, anak berkebutuhan khusus dapat menjadi penyumbang kesejahteraan dalam kehidupan keluarga karena menjadi anggota keluarga dengan perlakuan yang berbeda dan harus awasi perkembangannya. Anggota keluarga berkebutuhan khusus memerlukan perlakuan yang istimewa dalam hal mendidik.Â
Faktor keluarga dan kesejahteraan keluarga bisa berpengaruh karena adanya anggota keluarga yang berkebutuhan khusus. Faktor lainnya yaitu tempat tinggal juga dapat menentukan kesejahteraan dalam kehidupan keluarga khususnya bagi keluarga yang mempunyai anggota dengan kebutuhan khusus agar dapat hidup layaknya orang normal. Adanya anggota keluarga berkebutuhan khusus dalam keluarga khususnya di desa merupakan tantangan tersendiri bagi keluarga tersebut, bukan hanya dari sisi ekonomi, namun mobilisasi jika terjadi hal-hal yang diluar dari kendali layanan masyarakat.Â
Dalam problematika orang tua dengan anak berkebutuhan khusus memiliki dua aspek yakni, aspek pertama kesulitan orang tua dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus. Aspek kedua pemahaman orang tua dengan anak berkebutuhan khusus bahwa pemahaman akan kondisi anak dan hakikat anak kebutuhan khusus dapat membantu orang tua dalam memberikan pengasuhan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan anak dan pengarahan pengembangan bakat dan minat anak serta orang tua menjadi lebih toleran dengan kekurangan yang dimiliki anak.Â
Berdasarkan hasil wawancara, para narasumber mengetahui bagaimana perubahan sikap dan perilaku anak  menjadi tanda bahwa anak mereka berkebutuhan khusus. Mereka juga menghadapi tantangan serius dalam fasilitas yang terbatas, terutama jika dibandingkan dengan di kota. Ketika mengetahui bahwa anak mereka  berkebutuhan khusus, orang tua merespons dengan beragam emosi, termasuk kesedihan, dukungan, dan menjadikannya bagian terbaik dari hidup mereka.
Penerimaan dan dukungan orang tua berpengaruh pertumbuhan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus. Penerimaan dan dukungan dari orang tua dapat memberikan energi kepada anak untuk mempelajari dan mencoba hal baru, membuat anak berkebutuhan khusus lebih berusaha meningkatkan setiap kemampuan yang dimiliki, sehingga memiliki dorongan untuk berprestasi dengan keterampilan hidup yang dimiliki.