Mohon tunggu...
Rasyidi Bindhereh Biluk
Rasyidi Bindhereh Biluk Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Salah satu tenaga pengajar di SDN IV Ellak Laok Lenteng

Selanjutnya

Tutup

Book

Menolak Ajaran Wahabi

6 November 2022   16:16 Diperbarui: 6 November 2022   16:22 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pustaka kita

Kita membaca tulisan Sayid Ahmad Zaini Dahlan diajak merenung. Kitab yang membahas penolakan terhadap aliran wahabi. Dalam buku ini, wahabi digambarkan sebagai firqah/kelompok yang menyebarkan dakwahnya dengan kekerasan. Sebuah gerakan yang nantinya akan menguasai dan mengambil alih mekah. Praktik perbedaan madzhab yang umumnya di mekkah dilarang, meskiun akhirnya diperbolehkan lagi.

Gagasan utama yang diusung adalah mengembalikan dakwah islam tempat semula, yang menurut mereka penuh dengan kekerasaan dan paksaan sebagaimana bentuk awal yang diperkenalkan oleh Rasulullah. Dakwah yang orisinal tanpa embel-embel, tanpa terkontaminasi oleh berbagai kepentingan atau bahkan penyimpangan akidah.

Sayid Ahmad memulai tulisannya dengan sejarah wahabi. siapa pendiri dan bahkan sejarah panjang mengapa wahabi sekarang menguasai Arab Saudi. Aliran wahabi dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab yang berasal dari bani Tamim. Mulanya, putra Abdul Wahab ini menuntut ilmu di Madinah dan termasuk pelajar yang bolak balik mekah-madinah. Sejak awal guru-gurunya sudah memprediksi bahwa muridnya akan menyimpan. Dan ucapan mereka benar terbukti, prediksi mereka tidak meleset sama sekali. (5)

Ada sembilan poin yang dibantah oleh Sayid ahmad Dahlan terhadap ajaran wahabi. Tawasul, istighasah, ziarah kuburan, syafaat nabi, mencari berkah dari ulama shalih adalah sederet bantahan terhadap aliran wahabi.

Satu dari Sembilan yang menarik saat ini adalah perayaan bulan maulid. Buku ini sangat pas dibaca bulan ini untuk membantah serangan wahabi terhadap umat muslim yang sedang merayakan hari lahir nabi untuk semakin memperkuat cinta kita kepada sang baginda Nabi. (156)

Kita tahu bahwa alasan mereka menolak dan menganggap perayaan ini bid'ah karena nabi sendiri tidak pernah mengajarkan, merayakannya. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang tidak pernah diajarkan oleh nabi adalah bid'ah. Padahal, orang pertama yang merayakan kelahiran nabi memang nabi sendiri yang merayakan. Namun, bentuk perayaannya berbeda, yakni dengan berpuasa hari senin. Sebagai bentuk perayaan terhadap hari lahir beliau.

Situs-situs yang menjadi tanda bagi umat muslim generasi berikutnya dihandurkan dan mereka (wahabi )menilai bahwa itu akan menodai kemurnian hati kita dalam menjalankan ibadah. Dalam arti lain, kita dalam beribadah kepada tuhan tidak membutuhkan perantara secuil dan sekecil apapun.

Mereka menolak fiqih empat madzhab, sehingga mereka dalam melakukan ibadah hanya kembali pada al-qur'an dan hadits. Barangkali, mereka sangat berpegang teguh pada hadits nabi yang menyebutkan bahwa nabi meninggalkan dua perkara, yakni al-qur'an dan hadits. Jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, tidak akan pernah tersesat.

Secara argumentative, Sayid Ahmad memberikan bantahan bantahan terhadap pandangan keliru yang dibangun oleh kaum wahabi. Terkait penolakan selama ini yang dipakai untuk menyerang kalangan umat lain yang tidak sealiran dengan mereka.

Kita sebagai pemula tidak perlu khawatir jika mendapati beberapa istilah yang sukar dimengerti, buku in dilengkapi dengan glorasium untuk mempermudah para pembaca, lebih-lebih bagi para pemula. 

Buku ini merupakan sumbangsih yang sangat berharga dari ulama ahli fiqih, selain tentu buku-buku beliau lainnya, yang bisa menjadi rujukan penting umat islam dalam berbagai bidang keilmuan. Semoga hadirnya buku terjemah ini, bisa membentengi diri dari berbagai faham wahabi yang terus menggerogoti ahlu sunah wal jamaah. Selamat membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun