Mohon tunggu...
Muhammad Khairur Rasyid
Muhammad Khairur Rasyid Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Deparpolisasi sebagai Fenomena Baru Jelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017

4 April 2016   17:32 Diperbarui: 5 April 2016   07:53 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan Terhadap Deparpolisasi

Majunya Petahana Basuki Tjahaja Purnama melalui jalur independent bukanlah sebuah rekonstruksi dalam rangka Deparpolisasi, majunya Ahok melalui jalur tersebut adalah sebuah hak warga negara yang dilindungi oleh konstitusi dan pengejawantahan dari perkembangan demokrasi. Fungsi Partai Politik dalam UU No 2 Tahun 2008 adalah salah satunya adalah melakukan pendidikan politik dan rekrutmen politik, ketika pendidikan politik dan rekrutmen politik dilakukan secara konsisten oleh parpol maka wacana Deparpolisasi tidak perlu dikhawatirkan, dan patut dicatat calon independent bukan bentuk dari deparpolisasi.  

Wacana tentang Deparpolisasi tentu adalah teguran, evaluasi dan koreksi terhadap fungsi partai politik yang belum berjalan secara maksimal. Andaikata dua fungsi tersebut dijalankan secara maksimal, maka pemahaman masyarakat akan politik semakin baik, serta mekanisme rekrutmen politik yang bagus tentu membuat calon yang diusung oleh partai politik mempunyai kualifikasi yang sangat baik, ketika partai politik mempunyai para calon kepala daerah yang berkualitas, tentu saja masyarakat akan memilih kandidat yang disung oleh partai politik. Ketika ada pemahaman dari masyarakat mengenai calon dari partai kurang layak dipilih, maka ada yang salah dalam pendidikan dan rekrutmen politik selama ini, apalagi banyak masyarakat melihat bahwa parpol tak segan melakukan transaksi dalam memberikan dukungan kepada calon yang diusungnya.

 

Konklusi

Akhirnya, pilgub DKI Jakarta 2017 tentu menjadi sebuah momentum tidak hanya buat Parpol, calon independent , Volunteer , dan masyarakat DKI Jakarta pada umumnya untuk untuk melakukan perbaikan dalam sistem perpolitikan dan demokrasi di Indonesia. Partai politik tentu harus berkaca terhadap kinerjanya, wacana deparpolisasi tentu akan membuat partai tergerak melakukan perbaikan mendasar dalam melakukan pendidikan politik dan dalam memformulasi rekrutmen politik kedepan supaya lebih baik lagi. Bagi calon independent hal tersebut tentunya ada celah dan peluang dalam rangka memikat masyarakat untuk memilih mereka, selama ada program dan komitmen yang sangat jelas. Sedangkan untuk para calon pemilih, jelang pemilihan ini tentu mereka mempunyai banyak waktu melihat rekam jejak para calon pemimpinnya, oleh sebab itu jadilah calon pemilih yang cerdas. (Rasyid)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun