3. Norma Sosial
  Beberapa kelompok atau budaya mungkin memandang bullying sebagai cara untuk mempertahankan hierarki sosial. Di lingkungan tertentu, seperti sekolah atau tempat kerja, tekanan kelompok dapat memicu individu untuk melakukan bullying agar diterima atau tidak dianggap lemah.
4. Penyalahgunaan Kekuasaan Â
  Bullying juga dapat terjadi karena penyalahgunaan kekuasaan. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi atau lebih kuat, baik di lingkungan sekolah, tempat kerja, atau komunitas, bisa menggunakan posisi mereka untuk merendahkan orang lain.
Dampak Bullying
Bullying dapat memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi korban. Beberapa dampak tersebut meliputi:
1. Dampak Emosional dan Psikologis
  Korban bullying seringkali merasa tertekan, cemas, atau depresi. Rasa takut, rendah diri, dan perasaan terisolasi bisa mengganggu kesehatan mental mereka, bahkan hingga usia dewasa.
2. Kesehatan Fisik
  Dalam kasus bullying fisik, korban mungkin mengalami luka-luka atau cedera tubuh. Namun, bahkan bullying verbal dan sosial bisa memengaruhi kesehatan fisik, seperti gangguan tidur, penurunan nafsu makan, atau masalah kesehatan lainnya yang berhubungan dengan stres.
3. Penurunan Prestasi Akademik dan Sosial
 Anak-anak atau remaja yang dibuli mungkin merasa tertekan dan kesulitan untuk fokus pada studi mereka. Mereka mungkin juga menghindari interaksi sosial, yang bisa mengarah pada isolasi dan kesulitan dalam membangun hubungan positif.
4. Mengulang Pola Bullying
  Individu yang menjadi korban bullying, terutama jika tidak mendapatkan dukungan yang tepat, dapat berkembang menjadi pelaku bullying di kemudian hari, menciptakan siklus kekerasan yang berkelanjutan.
Cara Mengatasi Bullying
1. Pendidikan dan Kesadaran
  Langkah pertama dalam mengatasi bullying adalah meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang dampaknya. Sekolah, tempat kerja, dan masyarakat perlu mendidik individu tentang pentingnya saling menghormati dan empati terhadap orang lain.