Literasi adalah kemampuan  membaca, menulis, memahami, menafsirkan, dan menggunakan informasi. Literasi mencakup pemahaman teks, keterampilan berbahasa, berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi efektif1.Â
Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan  membaca dan menulis. Membaca adalah proses menerjemahkan simbol-simbol kebahasaan hingga diolah menjadi pemahaman, sedangkan menulis adalah proses mengungkapkan gagasan dengan mengolaborasi simbol-simbol kebahasaan hingga membentuk pemahaman.
Kemampuan literasi ini sangat penting untuk diajarkan pada siswa sejak dini, karena literasi sendiri dalam dunia pendidikan memiliki manfaat yang sangat baik yang dapat mempengaruhi pembelajaran siswa di sekolah. Beberapa contoh manfaat dari literasi, antara lain sebagai berikut:
1. Dapat memperbanyak kosa kata pada diri siswa. Literasi dapat membantu siswa mendapatkan lebih banyak kosa kata. Dengan membaca berbagai macam buku, siswa pasti akan lebih sering bertanya ketika ia mendapatkan atau menemukan kosa kata yang ia rasa asing di telinganya. Dengan begitu, ia akan jadi lebih mudah ingat kata-kata yang ia baca sebelumnya.
2. Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan siswa. Melalui literasi ini, siswa mampu memperluas wawasan dan pengetahuannya. Dengan membaca buku dan artikel-artikel menarik, mereka akan memahami dan mengenal berbagai topik dengan lebih baik.
3. Selalu berpikir kritis. Dalam kegiatan literasi, siswa melibatkan pemahaman dan analisis teks. Siswa yang terampil dan teliti pada saat literasi ini akan mampu berpikir kritis yang kemudian akan memancing ia bertanya sampai ia mendapat jawaban yang valid dan memuaskan.
4. Mengasah kemampuan untuk menangkap informasi yang benar. Siswa yang teliti terhadap literasinya cenderung lebih efisien dalam kegiatan belajarnya disekolah.
5. Membuat otak bekerja lebih optimal. Dengan adanya kegiatan literasi, siswa akan lebih aktif menggunakan otaknya untuk berpikir.
Nah kemudian setelah beberapa manfaat dari literasi telah disebutkan diatas, lalu bagimana ya cara atau strategi bagi seorang guru untuk meningkatkan minat anak-anak atau siswanya pada kegiatan literasi ini?
1. Metode pengajaran guru harus mampu membuat siswa mengonstruksi makna. Ini berarti konsep atau metode pembelajaran yang guru berikan harus mampu menyelenggarakan pendidikan dengan berorientasi pada aktivitas siswa dalam menemukan dan menentukan makna secara mandiri.
2. Penyampaian materi oleh guru harus melibatkan siswa. Dalam perspektif ini, belajar bukan dianggap sebagai siswa secara pasif menerima materi dari guru begitu saja. Melainkan, siswa yang terlibat aktif dengan pembahasan yang relevan. Serta memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sehingga makna dapat berkembang dan dikonstruksikan.
3. Guru harus bisa menguasai teknologi. Perubahan paradigma masyarakat memang mengharuskan penerapan teknologi pendidikan ke dalam proses pembelajaran. Agar kelak pengembangan makna literasi dapat diimplementasikan lewat teknologi tersebut dan anak-anak lebih tertarik.
Itulah beberapa contoh strategi untuk meningkatkan minat literasi anak-anak. Perlu diingat, anak-anak cenderung mudah bosan dengan hal-hal yang sudah sering ia lakukan. Oleh karena itu, metode untuk memberi pemahaman literasi harus diperbaharui oleh guru. Semoga pembahasan ini dapat membantu calon guru untuk meningkatkan minat belajar anak terhadap literasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI