Cerita di atas menggunakan alur maju, di mana peristiwa-peristiwa berkembang secara kronologis dari awal hingga akhir.
Rangkuman :
Cerita di atas menceritakan ada  sebuah Raja Sulahkromo dan Perdana Menteri Raden Sidopekso di Banyuwangi. Sang raja ingin menikahi istri Perdana Menteri, Sri Tanjung, yang cantik. Lalu Raja menugaskan Sidopekso dalam misi panjang, dan ketika jauh, raja mencoba merebut Sri Tanjung. Namun gagal, raja marah dan menuduhnya tidak setia.
Sidopekso pulang, raja mem fitnah istrinya. Sidopekso marah, lalu membawa Sri Tanjung ke sungai dan sebelum membunuhnya, ia bersumpah bahwa kebenarannya akan terbukti setelah kematiannya. Mayatnya dilempar ke sungai, yang tiba-tiba menjadi bersih dan harum. Sidopekso menyebutnya "Banyuwangi," artinya "air harum" --- lahir dari cinta suci dan bukti keadilan.
Pesan moral :
Pesan moral dalam legenda Banyuwangi mencakup kesetiaan, keadilan, dan bukti cinta yang suci. Cerita menyoroti bahaya fitnah dan keputusan berdasarkan asumsi tanpa bukti yang akurat. Selain itu, pesan positif dapat ditemukan dalam transformasi sungai yang kotor menjadi bersih dan harum, menggambarkan bahwa tindakan mulia dapat membawa perubahan positif meskipun dihadapkan pada kesulitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H