Mohon tunggu...
Rasyadi Azzahro
Rasyadi Azzahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat yang memiliki minat dan komitmen tinggi dalam bidang kesehatan masyarakat. Selain itu, saya juga bersemangat untuk bekerja sama dengan berbagai pihak guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seni Komunikasi Teraupetik : Menunjukkan Empati Lewat Kata

22 Desember 2024   10:05 Diperbarui: 22 Desember 2024   10:05 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia kesehatan, komunikasi tidak hanya sekedar bentuk proses penyampaian informasi medis. Keberadaan tenaga kesehatan, terutama di bidang kesehatan masyarakat menjadi sangat vital karena kemampuan mereka dalam melakukan pendekatan holistik, konsep yang menekankan pemerhatian aspek manusia secara menyeluruh meliputi fisik, mental, dan sosial. Komunikasi terapeutik adalah suatu bentuk seni-sebuah pendekatan yang mengutamakan empati, profesionalisme dan kejujuran yang memungkinkan tenaga kesehatan membangun hubungan yang lebih mendalam dan mendukung proses pengambilan keputusan pasien. Selain itu, komunikasi teraupetik juga berfokus untuk mendukung perubahan perilaku dalam upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Peran Empati dalam Komunikasi Terapeutik

Komunikasi teraupetik berbeda dengan bentuk komunikasi medis lainnya, hal ini dikarenakan komunikasi teraupetik melibatkan unsur empati yang amendallam. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, serta memberikan dukungan untuk membantu pasien mengatasi tantangan kesehatan.

Tenaga kesehatan yang terampil dalam mengimplementasikan komunikasi teraupetik tidak hanya memberikan informasi yang berkaitan dengan kesehatan, namun juga membangun hubungan interpersonal dengan masyarakat. Dengan menunjukkan empati, tenaga kesehatan dapat membangun kepercayaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam program kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat dan mencapai tujuan kesehatan masyarakat yang lebih luas.

Peran Komunikasi Terapeutik 

  1. Meningkatkan Pendidikan Kesehatan

Kesehatan masyarakat seringkali melibatkan promosi kesehatan di tingkat sasaran yang lebih luas. Dalam hal ini, komunikasi terapeutik digunakan untuk menyampaikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan, pola makan sehat, serta pencegahan penyakit menular. Penyuluhan melalui pendekatan yang mudah dipahami akan memungkinkan masyarakat untuk lebih menerima dan menerapkan informasi yang diberikan.

  1. Mendorong Perubahan Perilaku

Salah satu tantangan terbesar sebagai tenaga kesehatan masyarakat adalah mengubah perilaku masyarakat. Komunikasi terapeutik memainkan peran dalam yang sangat vital dengan merancang pesan yang bisa memotivasi individu untuk melakukan perubahan. Misalnya, tenaga kesehatan yang berinteraksi dengan kelompok berisiko tinggi seperti perokok dapat menggunakan komunikasi terapeutik untuk membantu mereka memahami konsekuensi dari perilaku tersebut dan memberikan dorongan untuk beralih ke pola hidup yang lebih sehat.

  1. Meningkatkan Kepatuhan terhadap Program Kesehatan

Program kesehatan seperti imunisasi, penyuluhan tentang HIV/AIDS, dan upaya pencegahan penyakit kronis memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Peranan komunikasi terapeutik sangatlah penting. Dengan melakukan pendekatan yang empatik, tenaga kesehatan dapat membangun kepercayaan dan mengatasi keraguan yang mungkin ada di masyarakat, sehingga partisipasi dalam program kesehatan dapat meningkat.

Dalam penerapannya di lapangan, tenaga kesehatan masyarakat harus mampu menguasai teknik komunikasi teraupetik dengan baik. Hal ini termasuk kemampuan mendengarkan dengan baik, memahami dan menyesuaikan teknik berkomunikasi sesuai sasaran, kemampuan mempersuasi sasaran untuk mengambil tindakan sesuai kebutuhan kesehatan mereka. Misalnya, dalam memberikan informasi tentang pencegahan penyakit HIV, maka promotor kesehatan tidak hanya menjelaskan informasi medis, tetapi juga melakukan pendekatan emosional sehingga individu merasa lebih aman dalam berbagi pengalaman dan termotivasi untuk melakukan pengobatan.

Tantangan dalam Komunikasi Terapeutik

  1. Keterbatasan Akses dan Sumber Daya

Di beberapa wilayah terutama daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal), tenaga kesehatan mengalami keterbatasan akses teknologi maupun sumber daya sehingga sedikit sulit untuk berkomuniikasi dengan masyarakat langsung. Untuk mengatasi tantangan ini, tenaga Kesehatan melakukan pendekatan komunikasi berbasis komunitas. Pemberian pelatihan kepada komunitas dengan membentuk kader kader berkualitas, akan menjadi solusi untuk tantangan ini.

  1. Perbedaan Budaya dan Bahasa

Sebagai negara dengan berbagai macam keanekaragaman, tentunya diperlukan suatu bentuk pendekatan komunikasi yang disesuaikan dengan latar belakang masyarakat sehingga, tenaga kesehatan harus mampu beradaptasi dengan kondisi ini agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan diterima.

Komunikasi terapeutik adalah kunci dalam mewujudkan komunitas masyarakat yang lebih sehat. Melalui seni berkomunikasi dengan empati, tenaga kesehatan dapat memotivasi masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, mengurangi faktor risiko penyakit, dan mendukung upaya promotif serta preventif yang berkelanjutan. Dengan demikian, tenaga kesehatan tidak hanya menjadi garda terdepan dalam penyembuhan penyakit tetapi juga garda terdepan dalam perbaikan kualitas kesehatan masyarakat secara luas dan menyeluruh.

Mari kita hargai peran tenaga kesehatan yang setiap harinya memberikan dedikasi terbaik untuk melayani masyarakat. Karena di balik setiap senyum pasien yang sembuh, ada kerja keras dan ketulusan seorang tenaga kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun