Mohon tunggu...
Rasuna Siswodiharjo
Rasuna Siswodiharjo Mohon Tunggu... -

Mencoba beraktivitas dan berlatih untuk menulis wacana, opini, dan reportasi. Karena masih belum menjadi wartawan, copywriter, atau pun profesi penulis lainnya. Masih belum yakin dengan kemampuan menyusun kata yang seharusnya mulai dicobakan. Apakah ada yang tertarik menggunakan jasa menulis saya yang belum berpengalaman ini dengan harga bersaing?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balada Jembatan Busway Karet

18 Maret 2011   03:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:41 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jembatan busway Karet merupakan lokasi strategis yang berada di persimpangan antara Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Casablanca/Jl KH Mas Mansyur di pusat kota Jakarta. Jalan Jendral Sudirman merupakan nadi utama transportasi Jakarta yang menghubungkan antara Blok M dengan daerah Monas/Kota. Begitu juga Jalan KH Mas Mansyur merupakan urat nadi strategis yang menghubungkan ke Pasar Tanah Abang. Sedangkan Jalan Casablanca merupakan jalan baru yang menjadi alternatif penghubung antara Jalan Sudirman dan Jl HR Rasuna Said, sekaligus membuka daerah tersebut sebagai lahan eksklusif dengan hunian dan kantor kedutaan asing serta hotel-hotel eksklusif. Halte Busway Karet merupakan tempat hentian busway yang strategis karena menjadi tumpuan kaum metropolitan Jakarta yang masih mengandalkan transportasi umum. Halte Busway Karet dihubungkan oleh jembatan dari arah Jalan KH Mas Mansyur di bagian utara dan Jl Casablanca (Jl Prof Dr Satrio) di selatan. Sehingga halte busway Karet merupakan kolektor bagi penumpang-penumpang busway dari arah Tanah Abang, Casablanca, mau pun dari perkantoran di sekitar Jl Jendral Sudirman. Kehidupan jembatan busway Karet dimulai dari sekitar pukul 6 pagi, di mana sudah ada aktivitas beberapa pejalan kaki dan pesepeda yang melakukan B2W (Bike To Work) alias gowes sepeda untuk pergi ke kantor. Selain pengguna jembatan tersebut, jembatan busway Karet juga menjadi tumpuan hidup bagi pekerja sektor informal. Yang paling rajin mangkal di jembatan busway Karet justru adalah pengemis. Sekitar pukul 5.30 atau pukul 6.00 pagi, mereka sudah bersiap di lapak masing-masing. Selain pengemis, di halte busway pada pagi hari juga sudah siap penerima sumbangan. Mereka bermodalkan selebaran dalam amplop yang dibagikan pada pejalan yang lewat. Ternyata kredo para pengemis untuk bertahan hidup juga cukup unik, karena justru mereka rajin (dalam artian selalu mencoba untuk siap di awal waktu) untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengemis. Selain pengemis, sekitar pukul 6 pagi, para pengusaha ojek pun sudah mulai bersiap di lokasi masing-masing, yaitu tepatnya di ujung jembatan busway, terutama di arah Jl Prof Dr Satrio (Casablanca). Sehingga bagi pejalan kaki dapat langsung dilayani oleh pengusaha ojek untuk sampai ke tujuan masing-masing. Sekitar pukul 6 pagi lewat, para pedagang kaki lima mulai bersiap menghamparkan dagangannya di jembatan busway Karet. Pedagang paling awal biasanya adalah ibu-ibu penjual jajanan pasar. Kemudian disusul oleh pedagang aksesoris, seperti sisir, jepit rambut dan sebagainya. Tidak lama kemudian akan diikuti oleh pedagang CD/DVD. Jadi, meski pun banyak dilakukan operasi untuk melarang penjualan CD/DVD bajakan, tetapi CD/DVD bajakan tersebut masih bisa dijual oleh pedagang kaki lima. Artinya juga, kita warga Jakarta masih bisa mendapatkan CD/DVD bajakan asal rajin lewat daerah yang banyak dilanggani oleh pedagang kaki lima seperti Jembatan Busway Karet ini. Begitulah balada jembatan busway Karet di pagi hari, tempat strategis yang masih menjadi tumpuan warga masyarakat pinggiran untuk mengais sesuap rezeki. Saya tidak tahu, apakah fenomena pedagang kecil dan kakilima ini masih dapat terus bertahan ataukan akan segera hilang dibersihkan oleh Pemda DKI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun