Melalui pelatihan tersebut, anak-anak diberikan latihan bertahap dimulai dari mendapatkan informasi seputar bullying, membagikan pengalaman jika mereka teringat akan peristiwa yang mirip yang pernah mereka lihat atau mereka alami sendiri, dan menarik kesimpulan tentang pelatihan tersebut serta mempersiapkan diri jika kemudian mereka dihadapkan dengan peristiwa bullying.
Pelatihan ini sudah dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta yaitu SD Islam Terpadu Nurul Islam Yogyakarta dan hasilnya terdapat peningkatan perilaku tanggung jawab pada siswa (Fachrosi, 2015).
Mungkin sudah banyak intervensi/pelatihan serupa untuk mengatasi ataupun meminimalisir tindakan bullying di sekolah. Namun yang terpenting adalah bagaimana cara menciptakan lingkungan yang aman bagi setiap anak di sekolah. Untuk itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah, baik guru piket, wali kelas, maupun kerjasama dengan orang tua.Â
Mengingat pihak sekolah hanyalah "orang tua" anak selama anak berada di sekolah, setelah itu tanggung jawab mengenai keamanan anak berada di tangan orang tuanya. Sehingga untuk benar-benar mengatasi perundungan ini, harus ada kontrol dan kerjasama penuh antara orang tua dan pihak sekolah.
 Bagi anak, tindakan yang seharusnya mereka lakukan dengan teman-teman mereka adalah dengan mempererat persabahatan mereka, menjalin komunikasi yang baik. Sehingga ketika melihat teman mereka menjadi korban perundungan mereka dapat bekerjasama untuk menolong, dengan melaporkan peristiwa tersebut dan bersedia menjadi saksi jika dipanggil untuk dimintai keterangan oleh guru tentang peristiwa yang mereka lihat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H