Mohon tunggu...
Rastra Rochima Sitoresmi
Rastra Rochima Sitoresmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis dan bertukar pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Rumah Rehabilitasi Among Jiwo

15 Agustus 2024   23:35 Diperbarui: 15 Agustus 2024   23:37 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman sekarang kita sudah tidak asing dengan istilah pengemis, gelandangan, orang terlantar (PGOT) dan istilah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).  Semakin banyak PGOT dan ODGJ yang mengalami kurang dukungan dari masyarakat yang berakibat terlantarnya orang-orang dengan penyandang yang demikian. Sumber daya kesehatan jiwa juga belum mampu mengimbangi peningkatan ODGJ. 

Dukungan ini sebaiknya diberikan kepada masyarakat yang berisiko terkena gangguan jiwa agar kualitas kesehatan mentalnya tidak terganggu. Gangguan jiwa merupakan suatu masalah yang perlu segera diatasi dan tidak boleh diabaikan begitu saja.

ODGJ yang tidak mempunyai keluarga dan tidak sehat jiwanya, memiliki perasaan bahwa tidak mudah untuk meninggalkan panti sosial. Hal ini dikarenakan fasilitas yang ada di pansi sosial lebih terjamin tanpa adanya deskriminasi dari pihak manapun, dengan artian mereka aman. 

Pemerintah kota Semarang menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi ODGJ yang membutuhkan pengobatan. Salah satu balai rehabilitasi sosial yang menyediakan fasilitas tersebut bernama Among Jiwo. Pusat Rehabilitasi adalah fasilitas yang didedikasikan untuk menyediakan layanan rehabilitasi dan dukungan bagi ODGJ dan PGOT. Berlokasi di Kelurahan Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

Seiring bertambahnya jumlah ODGJ, Panti Sosial Among Jiwo mampu menampung lebih banyak orang dari maksimal daya tampungnya yang sebenarnya hanya bisa menampung sebanyak 45 orang saja, termasuk orang terlantar, pengamen, dan pengemis. Dengan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi, Among Jiwo berperan penting dalam peningkatan kesehatan mental, pengurangan stigma buruk dan mendukung reintegrasi sosial. Dukungan dari keluarga dan masyarakat setempat berperan penting untuk mencapai keberhasilan dalam proses rehabilitasi.

Among Jiwo memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi : “Terwujudnya kesejahteraan sosial bagi gelandangan, pengemis, maupun eks penderita sakit jiwa sebagai sumber daya yang mandiri dan produktif”.

Misi :

  • Meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup gelandangan, pengemis, maupun eks penderita sakit jiwa sebagai warga masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.
  • Memulihkan kemauan dan kemampuan gelandangan pengemis, maupun eks penderita sakit jiwa sebagai sumber daya yang mandiri dan produktif.
  • Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam penanganan gelandangan, pengemis, maupun eks penderita sakit jiwa sebagai upaya memperkecil kesenjangan sosial.

Berdasarkan visi dan misi diatas, Among Jiwo bekerja untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan efektif dengan menggunakan pendekatan SOAR (Kekuatan, Peluang, Aspirasi, Hasil). Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memahami dan mengembangkan kekuatan setiap orang, memanfaatkan peluang yang ada, merumuskan ide dan mencapai hasil yang diinginkan. Pendekatan SOAR berbeda dengan pendekatan tradisional yang berfokus pada kelemahan dan ancaman. 

Sebaliknya, SOAR berfokus pada kualitas dan kekuatan positif individu dan institusi. Fokus SOAR terkait dengan kondisi mental penghuni panti asuhan dan panti asuhan. Dengan menggunakan SOAR, organisasi masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung serta memberdayakan ODGJ dan masyarakat marginal. 

Among Jiwo adalah tempat penampungan atau rumah sementara dimana pasien ditempatkan di panti sosial provinsi, namun jika penghuninya kurang sehat atau masih sakit, biasanya dipulangkan terlebih dahulu ke Among Jiwo. 

ODGJ memperoleh manfaat dari peningkatan kesadaran dan dukungan terhadap kesehatan mental, kemajuan dalam pengobatan dan perawatan, dukungan keluarga dan masyarakat yang lebih kuat, serta peningkatan layanan kesehatan mental. Faktor-faktor ini memberikan landasan yang kuat untuk mendukung kesejahteraan dan pemulihan ODGJ.

Ada banyak peluang dalam bidang pendidikan dan kesadaran masyarakat untuk mengurangi stigma, mereformasi kebijakan yang mendukung, penggunaan teknologi untuk memperluas layanan, dan berkolaborasi antar pihak. Penggunaan akses ini akan meningkatkan ketersediaan, efisiensi dan penerimaan layanan kesehatan mental bagi ODGJ. 

Rumah rehabilitasi Among Jiwo telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Klaten dan RSJ Solo. Hal ini berkaitan dengan datangnya ambulans yang selalu bergilir setiap dua minggu sekali untuk menjemput salah satu warga Among Jiwo dan membawanya untuk berobat. Orang tersebut dirawat selama dua minggu, hingga kemudian dapat dipulangkan. Siklus ini selalu berputar setiap dua minggu sekali.

Hasil ini menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi ODGJ untuk mencapai potensinya dan menjadi lebih produktif dan produktif. Dengan lebih memahami keaadan yang ada di Among Jiwo, kita dapat mengidentifikasi dan meningkatkan kemampuan yang ada, memanfaatkan peluang yang ada, mengejar inisiatif strategis dan mencapai hasil positif dalam mendukung ODGJ. Kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak sangat penting untuk mencapai visi dan misi ini hingga pihak Among Jiwo dapat memastikan bahwa ODGJ dan PGOT dapat diterima dan mendapat dukungan yang kuat di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun