Mohon tunggu...
Rastra Rochima Sitoresmi
Rastra Rochima Sitoresmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis dan bertukar pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Becanda Tapi Kok Kebangetan Sih

17 Januari 2023   17:24 Diperbarui: 17 Januari 2023   17:30 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kekerasan  fisik dan perundungan (bullying) sudah bukan menjadi hal yang mengejutkan lagi di Indonesia. Pengertian perundungan sendiri adalah suatu tindakan yang mengganggu, mengusik terus-menerus dan juga menyusahkan. Terdengar aneh dan sangat awam bukan ? Sehingga kata perundungan lebih dikenal dengan kata bullying. 

Diawali dengan niat becanda tapi malah kebablasan lah yang menjadi salah satu faktornya. Salah satu kasus terbaru adalah MS, siswa SMPN di kota Malang yang harus rela diamputasi jari tengahnya akibat dari perlakuan ketujuh teman-teman disekolah.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan telah mencatat pengaduan sebanyak 37.381 kasus kekerasan fisik dan bullying selama 9 tahun dari 2011-2019.  Untuk bullying dari pendidikan maupun medsos ada sekitar 2.473 laporan. Adapun korbannya telah mencapai angka 171 siswa dan 5 orang guru. Sungguh miris. 

Lalu mengapa di zaman se-millennial ini semakin marak dengan kasus kekerasan fisik dan bullying ? Mari kita mulai dari diri kita sendiri. Pernahkan kita berkata kepada teman sendiri seperti, "kok kamu gendutan sih ? Jelek tau", "ih rambut kamu aneh banget, keriting kek mi rebus", dsb. Mungkin niat kita adalah becanda, namun itulah tahap pertama benih-benih pem-bully an dimulai.

Setiap orang pasti pernah melakukan tindakan pem-bully an. Entah kepada dirinya sendiri, orang lain, kolom komentar di medsos, ataupun pem-bully an yang tidak disengaja atau terselubung. Akhirnya apa dampak dari itu semua ? Korban merasa insecure, tertekan, depresi, hingga yang paling parah adalah bunuh diri. Masih ingatkah dengan kasus SN, anak SMPN 147 Ciracas Jaktim yang lompat dari lantai 4 di sekolahnya dan diduga adalah korban bullying ? 

Dan dengan gampangnya sang kepala sekolah menyebutkan bahwa yang dilakukan oleh siswanya hanyalah sebuah candaan. Setelah lewat 2 hari korban pun meninggal dan baru dilaporkan ke pihak kepolisian. Sebenarnya apa sih yang pihak sekolah pikirkan sehingga kasus lompat dari lantai 4 hanya dipikir sebagai kecelakaan kecil ? Lucu !

Perlu ditekankan sekali lagi bahwa kekerasan fisik dan bullying bukanlah sebuah kasus yang sepele. Apalagi jika sudah menyangkut dengan hati hingga membuat kejiwaan seseorang terganggu. 

Mungkin tampak depan semua orang yang sehat bugar badannya tak terlihat punya masalah. Namun siapa yang bisa menjamin semua itu ? Bisa saja dia sedang memendam masalah dan menyembunyikan masalah tersebut dibalik senyum indahnya. Intinya jangan pernah merendahkan orang lain ataupun dirimu sendiri, karena setiap manusia itu adalah makhluk yang paling berharga. Becanda boleh kok, tapi jangan kebangetan ya guys.

Sumber  :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun