Mohon tunggu...
Rastiwati
Rastiwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1

Menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teori emotional intelligence dari Daniel goleman

17 Januari 2025   17:42 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:42 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional) dari Daniel Goleman adalah konsep yang menggambarkan kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, mengelola, dan memanfaatkan emosi mereka sendiri dan orang lain dengan cara yang positif dan konstruktif. Goleman, seorang psikolog dan penulis, mengembangkan teori ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Peter Salovey dan John Mayer, yang pertama kali memperkenalkan konsep kecerdasan emosional pada tahun 1990. Goleman kemudian mempopulerkan ide tersebut melalui bukunya yang berjudul Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ (1995), yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (EQ) dapat mempengaruhi kesuksesan dalam kehidupan pribadi dan profesional jauh lebih besar daripada IQ (kecerdasan intelektual).

 Lima Komponen Kecerdasan Emosional Menurut Daniel Goleman

Goleman membagi kecerdasan emosional menjadi lima komponen utama yang saling berkaitan. Kelima komponen ini berfokus pada kemampuan individu untuk mengenali dan mengelola emosi, serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif.

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)

   Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri serta pengaruhnya terhadap pikiran dan perilaku. Individu yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta mengetahui bagaimana perasaan mereka memengaruhi keputusan dan tindakan mereka. Ini juga mencakup kemampuan untuk memahami bagaimana perasaan bisa memengaruhi hubungan sosial dan interaksi mereka dengan orang lain.

   Contoh: Seseorang yang memiliki kesadaran diri yang tinggi mampu merasakan ketika mereka merasa stres atau cemas, dan memahami bahwa perasaan tersebut dapat memengaruhi perilaku mereka di tempat kerja atau dalam hubungan pribadi.

2. Pengelolaan Diri (Self-Regulation)

   Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi yang kuat dan impulsif, serta untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat dan konstruktif. Ini melibatkan kemampuan untuk mengelola stres, menjaga ketenangan dalam situasi sulit, dan tidak mudah terbawa emosi negatif. Individu dengan pengelolaan diri yang baik cenderung lebih stabil, dapat berpikir jernih, dan tidak terburu-buru dalam membuat keputusan.

   Contoh: Jika seseorang merasa marah saat rapat, mereka dapat menahan diri untuk tidak meluapkan kemarahan tersebut dan memilih untuk berbicara dengan tenang serta berbasis pada pemikiran rasional.

3. Motivasi (Motivation)

   Motivasi dalam konteks kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan dan mempertahankan komitmen terhadap pencapaian tersebut meskipun menghadapi hambatan atau kegagalan. Individu yang memiliki motivasi yang kuat biasanya optimis, berorientasi pada tujuan, dan memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai keberhasilan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun