Belakangan ini lagi ramai-ramainya masalah tentang sistem COD (Cash on Delivery). Ramai sekali masyarakat kita tercinta yang mungkin asal-asalan milih metode pembayaran padahal belum ngerti metodenya macam mana. Dan pelakunya disini tentulah Ibu-Ibu serta Bapak-Bapak yang gue rasa masih gagap soal apa yang namanya teknologi khususnya belanja online
Sudah jelas-jelas disana, diperaturannya jika mau membaca, prosedurnya adalah bayar dulu baru barangnya dapat dibuka. Seandainya pun barangnya ada yang rusak atau salah pengirimnya, itu bukan menjadi TANGGUNG JAWAB kurir. Ya tentu saja, mereka kan cuma mengantar
Disinilah para orang tua itu salah kaprah. Mungkin dipikiran mereka, kurir itu adalah si penjual sehingga dialah yang harus bertanggung jawab yang tentu saja itu adalah tindakan yang konyol
Bukan sekali atau dua kali. Dari hasil pengamatan gue, sekitar beberapa bulan kebelakang. Hampir tiap minggu setidakny ada satu kasus seperti ini. Gue ga tau mereka itu memang beneran kagak ngerti atau hanya cuma numpang tenar. Namun bagaimanapun itu tetap saja salah. Kasihan kurirnya, ga tahu masalahnya apa tiba-tiba kena omel.
Hingga terjadilah sebuatn baru untuk sistem COD ini dari Cash On Delivery menjadi 'Crash on Delivery' atau 'Cash or Duel'. Sungguh kreatif sekali pemuda bangsa kita di internet kan
Tapi disamping pelanggan yang kagak ngerti konsep COD, penjual juga bisa dikatakan sebagai tersangka atau pelaku karena menjual barang yang tidak sesuai dengan harapan. Sebaiknya, next para marketplace dimanapun, seperti Shopee, Tokopedia dan lain-lain, mengawasi produk-produk yang dijual disana agar tidak terjadi penipuan. Syukurnya sih gue kagak pernah tertipu di marketplace manapun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H