Mohon tunggu...
Rasna
Rasna Mohon Tunggu... Lainnya - Foresters

Menjadikan masyarakat sasaran menjadi mandiri dalam pembangunan kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menanam Alpukat sebagai Pohon Naungan dan Menambah Kesejahteraan Petani Kopi

14 Februari 2024   19:00 Diperbarui: 15 Februari 2024   15:09 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan menanam alpukat disela-sela tanamam kopi (dukumentasi Rasna).

Problematik yang dirasakan oleh petani kopi belakangan ini adalah menurunnya produksi kopi hampir setiap tahun. Faktor penyebabnya diantaranya iklim yang tidak setabil, varitas kopi asalan, kurangnya intensif dalam perawatan, serangan hama dan penyakit, usia tanaman kopi yang sudah tua dan turunya produksivitas tanah akibat erosi.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi kopi namun petani kopi belum merasakan keberhasilan yang maksimal dalam melakukan budidaya tanaman kopi. 

Upaya yang sering dilakukan adalah dengan sistem agroforestry, agrosilvopastura, dan agrofishery. Dengan sistem tersebut ada sedikit peningkatan dari hasil kegiatan tersebut.

Sistem agroforestry diperkebunan kopi yang selama ini dijalankan oleh masyarakat baik yang ada dalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan semakin diminati karena secara signifikan memberi penghasilan selain dari tanaman kopi. 

Sisitem agroforestry yang diterapkan pada lahan kebun kopi diluar kawasan hutan terkenal dengan nama kebun campuran yaitu memadukan tanaman kopi dengan tanaman yang produktif seperti buah-buahan dan tanaman merambat seperti lada dan cabe jawa. Sedangkan sistem agroforestry yang diterapkan dalam kawasan hutan mealui program Perhutanan sosial. 

Dalam pelaksanaanya antara sistem agroforestry lahan milik dan dan dalam kawasan hutan pola tanama dan pemilihan jenis tanaman hampir sama, namun di dalam kawasan hutan ada ikatan atruan tertentu yang sipatnya wajib dilaksanakan dan formulasi jenis tanaman minimal 60% tanaman buah-buahan dan 40 % tanaman kayu-kayuan.

Pemilihan jenis tanaman pada sistem agroforestry harus dicermati tanaman tersebut harus bersinergi dengan tanaman kopi, salah memilih tanaman yang akan dipadukan dengan tanaman kopi akan berakibat bersaing dalam hal pengambilan unsur hara maupun penyinaran matahari. 

Fungsi naungan itu yang menjadi acuan dalam memilih tanaman sebagai strata tinggi untuk tanaman kopi.

Ada-ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih jenis tanaman naungan untuk perkebunan kopi, kriteria tersebut antara lain :

1. Perakaran Tanaman

Kriteria perakaran tanaman sebagai tajuk tinggi yang akan ditanam disela-sela tanaman kopi mempunyai perakaran dalam dan tidak memiliki akar serabut yang tidak banyak seperti tanam Alpukat, Durian, Petai dan jengkol, sedangkan jenis kayu-kayuan seperti dadap, kayu hujan, sengon dan surian. Tanaman monokotil seperti pinang, aren rotan jugan baik dan berinergi karena mempunyai akar yang tidak telalu bersaing dengan akar kopi.

2. Batang

Batang yang akan dijadikan sebagai tanaman strata tinggi juga harus dipertimbangkan terutama pada tektur kayunya. Pertumbuhan kayu tidak terlalu cepat besat dan pertumbuhan kayunya lurus seperti kayu surian, sengon dan dadap. Tanaman kayu yang ditanam diluar kawasan hutan lindung jenis kayu apapun tidak bermasah karena kayunya bisa ditebang atau penjarangan, tetapi kayu-kayuan yang ditanam dalam kawasan hutan lindung kayunya tidak bisa diitebang maka hal ini pemilihan jenis kayu harus benar-benar dipertimbangkan.

3. Daun

Bentuk daun identik dengan jenis tanaman, bergan jenis tanamn juga bergam juga jenis daun. Daun salah satu kriteria dalam pemilihan jensi tanaman yang cocok hidup berdampingan dengan tanaman kopi. 

Daun sangat berpengaruh pada sistem penyinaran matahari, semakin jarang daun pada tanaman tajuk tinggi akan memberi celah sinar matahari tembus ke tanaman dibawahnya, namu daun lebar dan rimbun akan menutupi sinar matahari yang berakibat tanaman dibawanya kekurangan sinar matahari sehingga proses fotosintesis akan terganggu yang berakibat patal tanaman dibawahnya bisa kerdil dan mati.

Begitu juga bentuk daun juga sangat berpengaruh pada tingkat kelembaban dan kesuburan tanan, daun-daun yang berbentuk kecil mudah lapuk itulah yang harus dipertimbangkan sebagain tanaman naungan. Jenis kayu-kayuan seperti sengon, dadap, gamal dan surian mempunyai sipat daun pada musim tertentu daunya rontok dan mudah lapuk, sedangkan jenis tanaman buah-buahan seperti alpukat, jengkol, petai baik sebagai tanaman stra tinggi.

3. Bentuk tajuk

Tajuk pohon ada yang bersipat vertikal dan horizontal. Tajuk vertikal lebih baik dibanding dengan tajuk yang horizontal. Yang harus dicermati tajuk tersebut baik yang vertikal maupun horizontal mempunyai cabang yang jarang dan bentuk daun kecil sehingga tidak berpengaruh pada tanaman dibawahnya, seperi kayu Sengon dan tanaman buah alpukat.

4. Buah

Semua jenis tanaman pasti berbuah, begitu juga pohon naungan yang ditanam pada perkebunan kopi baik itu tanaman buah-buahan maupun tanaman kayu-kayuan. Buah yang kita harapkan bisa dimakan atau kita jual sehingga ada nilai ekomimi serta menambah penghasilan selain kopi. Pemilihan tanaman naungan harus memenuhi dua aspek yaitu sebagai tanaman pelindung dan aspek ekonomi.

Kegiatan menanam alpukat disela-sela tanamam kopi (dukumentasi Rasna).
Kegiatan menanam alpukat disela-sela tanamam kopi (dukumentasi Rasna).

Mengapa memilih tanaman Alpukat sebagai pohon naungan untuk perkebunan kopi ?

Tanaman alpukat sudah mulai booming di kalangan petani buah karena memilikin nilai ekonomi yang menggiurkan, selain mudah ditanam juga bersinergi dengan tanaman kopi.

Buah alpukat selain dikonsumsi juga bisa dimanfaatkan untuk kesehatan dan kecantikan terutama dikalangan kaum hawa. Buah alpukat yang telah matang bisa langsung dikonsumsi juga dibuat minuman yang sangat nikmat, abapagi penyajiannya dibuat jus alpukat dicampur gula merah.

Menaman tanaman alpukat bisa dilakukan dengan perbanyakan secara generatif (biji) maupun vegetatif.

1. Perbanyakan tanaman alpukat secara generatif

Perbanyakan generatif yang paling umum dilakukan oleh petani karena cara ini sangat mudah dilakukan caranya biji yang sudah mateng diambil bijinya lalu ditanam secara langsung pada lahan kebun kopi. 

Penaman biji alpukat dikebun kopi ditanam disela-sela tanaman kopi dengan jarak tanaman disusuaikan dengan keinginan dan tergantung jumlah yang mau ditanam. Idealnya jarak tanam 5 x 5 meter, 7 x 7 meter atau 10 x 10 meter. 

Sebaiknya kalau tanaman alpukat dijadikan sebagai pohon naungan kopi jangan terlalu rapat supaya tanaman kopi masih bisa menerima sinar matahari.

Ada beberapa keuntungan dan kelemahan menam alpukat secara geratif yaitu mudah untuk mendapatkan bibitnya, mudah dalam melakukan penanaman dan biaya ringan, tetapi kelemahannya sipat induknya tidak 100% menurun sekitar 10 % sipat indukannya menurun pada bibit yang kita tanam.

Bibit alpukat yang telah ditanam dikebun kopi (dukumentasi Rasna)
Bibit alpukat yang telah ditanam dikebun kopi (dukumentasi Rasna)

2. Perbanyakan tanaman alpokat secara vegetatif.

Perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif bisa dilakukan dengan cara okulasi, sambung (grafting), cangkok dan kultur jaringan. Untuk tanaman alpukat yang sudah umum dilakukan oleh masyarakat adalah dengan sambung pucuk karena cara ini sangat mudah dan hasilnya cukup baik.

Tenik sambung pucuk yang harus terlebih dahulu disiapkan adalah bibit batang bawah (undertam) baik yang ditanamdi polibag maupun ditanam langsung dikebun. Setelah bibit berumur 3-6 bulan barulah dilakukan penyambungan. 

Untuk batang atas (entres) harus mempunyai sifat unggul, berbuah lebat,tahan hama dan penyakit dan kualitas buah baik. Untuk mendapatkan entres bisa mencari indukan disekitar kita atau bisa mencari kedaerah lain yang dianggap tanaman alpukat tersebut bagus dan berbuah.

Cara sambung pucuk sangat mudah melakukannya yaitu batang bawah dipotong terlebih dahulu setinggi kurang lebih 10 cm dari panggkal batang lalu dibelah kurang lebih 2 cm, kemudian enters disayat agak lancip seperti baji kurang lebih 2 cm, lalu sabungkan dengan cara dimasukan pada celah batang bawah yang sudah dibelah lalu dililit dengan tali plastik yang sudah disediakan, setelah selesai sambungan tersebut disungkup dengan menggunakan plastik disesuaikan dengan ukuran. Sambungan dibiarkan selama 1-2 bulan apabila berhasil sambungan akan kelihatan hijau dan akan keluar tunas baru.

Tanaman alpukat hasil perbanyakan vegetatif 2 tahun sudah berbuah (dokumetasi Rasna).
Tanaman alpukat hasil perbanyakan vegetatif 2 tahun sudah berbuah (dokumetasi Rasna).

Teknik Memanamn bibit alpukat hasil perbanyakan vegetatif hasil sambungan.

Ukurlah jarak tanam sesuai keinginan, lalu buat lubang tanam dengan ukutan 50 cm x 50 cm dan dalam 50 cm untuk menetralisir PH tanah biarkan lubang tanam 3-6 hari, lalu taburkan pupuk kompos pada lobang tanam secukupnya. 

Sebelum bibit ditanam sebaiknya lobang tanam diberi pertisida untuk mencegah hama penggerek akar. Bibit alpukat yang masih dalam polybag terlebih dahulu dibuka lalu masukan kedalam lubang tanam lalu ditimbun, usahakan penimbunan pangkal batangnya sejajar dengan permukaan tanah.

Simak video cara menanam bibik alpukat sebagai berikut:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun