2. Penanaman Bibit
Bibit pala dapat diperoleh dari stek batang atau biji. Setelah memilih bibit yang berkualitas, siapkan lubang tanam dengan jarak yang sesuai (sekitar 6-8 meter antar tanaman). Setelah ditanam, jaga kelembapan tanah dengan penyiraman yang cukup. Penanaman bibit pala dilokasi hutan kemasyarakatan disesuaikan dengan kondisi lahan. Kalau lokasi yang akan ditanami pala masih lahan kosong maka jarak tanam bisa di atus 5 x 5 meter sehingga jumlah 400 batang per hektar namun apa bila lokasi sudah banyak tanaman MPTS yang lainya maka tanaman pala sebagai tanaman campuran.
3. Perawatan Tanaman
Pala membutuhkan perawatan yang baik untuk pertumbuhan optimal. Beberapa langkah perawatan meliputi pemupukan secara teratur, pemangkasan cabang yang mati, dan pencegahan hama dan penyakit. Pada umumnya lokasi hutan kemasyarakatan di KPH liwa atau KPH sebagian besar tanaman kopi, maka perawatan tanaman pala bisa dilakukan bersamaan dengan pemeliharaan tanaman kopi.
4. Panen dan Pascapanen
Tanaman pala biasanya mulai berbuah setelah 3-5 tahun. Tanaman pala bisa dipanen 3-4 kali, dalam satu pohon bisa menghasilkan 20-40 kg buah pala gelondongan atau 3-7 kg biji pala basah. Buah pala akan berubah warna dari hijau menjadi merah ketika matang. Panen dilakukan dengan hati-hati, kemudian biji pala dikeringkan secara alami. Setelah itu, biji pala siap untuk dipasarkan.
5. Pasar dan Pemasaran
Cari informasi mengenai pasar biji pala dan peluang untuk ekspor. Pemasaran yang tepat akan membantu meningkatkan pendapatan dan memperluas jaringan bisnis. Buah pala dari Indonesia banyak di ekspor ke mancanegara dan Negara Eropa.
Video refensi budidaya tanaman pala :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H