Mohon tunggu...
Rasna
Rasna Mohon Tunggu... Lainnya - Foresters

Menjadikan masyarakat sasaran menjadi mandiri dalam pembangunan kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Studi Banding UPT KPHP Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi ke UPTD KPH Liwa Provinsi Lampung

7 Juli 2023   19:10 Diperbarui: 8 Juli 2023   07:22 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim studi banding belajar cara roasting di rumah kopi kopi jenderal (doc. Rasna).

Tim studi banding belajar budidya kopi di sekolah kopi lampung barat.
Tim studi banding belajar budidya kopi di sekolah kopi lampung barat.

b. Siang (13.00-15.00 wib) Kunjungan Ke KTH Mitra Wana Lestari Sejahtera (MWLS).

Setelah sampai di balai pertemuan KTH mitra wana lestari sejahtera tim studi banding disambut baik oleh pengurus yang berjumlah 3 orang, pak Lasimin selaku sekretaris kelompok menyambut dengan ramah. Kunjungan ke MWLS tujuan utama dari tim studi banding ingin belajar dan melihat langsung pengelohan biji kopi setelah dipanen, mulai cara penggilingan, penjemuran, penjualan serta cara bermitra dengan pembeli kopi.

Pak Lasimin menjelaskan mulai dari cara panen, yang dilakukan oleh KTH MWLS, pemanen dilakukan dengan 2 cara yaitu petik merah dan petik lelesan disesuikan dengan kebutuhan. Lalu praktek cara pengolahan biji kopi petik merah dengan menggunakan mesin pemisah kulit kopi basah (pulper) dan cara penjemuran. Untuk mendapatkan kopi yang berkualitas penjemuran biji kopi yang sudah dipisahkan dari kulitnya harus menggunakan alas terpal, tidak boleh dijemur dengan alas tanah atau lantai semen karena akan berpengaruh pada aroma dan citra rasa kopi.

Tim studi banding belajar cara pengelohan kopi petik merah di KTH MWLS (doc. Rasna).
Tim studi banding belajar cara pengelohan kopi petik merah di KTH MWLS (doc. Rasna).

c. Sore (14.30-17.00 wib) Kujungan ke pembeli kopi kering ( Green Bean) 

Tim studi banding melihat langsung proses pembelian oleh pengepul/tengkulak kopi asalan, bagai mana cara mementukan harga kopi dan mengukur kadar air (cerra tester). Kadar air 16- 18 % biji kopi di hargai Rp. 38.000-40.000/kg tergantung kualitas kopi dan harga bazis dari eksportir kopi, sedangkan kadar air antara 12-15 % biji kopi di hargai Rp. 42.000-45.000/kg tergantung kualitas biji kopi. Naik turunnya kopi ditentukan ditingkat eksportir yang ada di Teluk betung lampung, para pengepul lokal mereka mendapatkan ke untungan dari selisih harga, kalau bazis Rp. 45.000 maka harga ditingakt pengepul lokal Rp. 42.000.

Sedangkan untuk pembelian kopi petik merah yang dilakukan oleh KTH MWLS dijual tersendiri kepada mitra yang khusus (caffee) membeli kopi merah dengan harga saat ini berkisar Rp. 50.000-55.000.

Setelah seluruh rangkaian kegiatan studi banding selama 3 hari, pada sesi terakhir adalah  acara penutupan dari UPT KPHP Tanjung Jabung Barat mengucapkan terimakasih atas pendampingannya serta kami merasa senang dan kami akan menerapkan apa yang kami dapat dari studi banding sebagai pembelajaran yang berharga dan kami mohon maaf telah merepotkan dan kami pamit undur diri untuk pulang kembali ketempat kami.  Dari  KPH liwa mengucapkan selamat jalan semoga selamat sampai tujuan dengan selamat dan semoga ilmu yang didapat selama kunjungan diwilayah KPH Liwa semoga bermanfaat serta bisa diterapkan di UPT KPHP Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi.

Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun