Assalamualaikum warohmatullohhi wabarokatuh.
Tak terasa bulan suci Ramadhan sudah bergulir di ujung waktu, hari Raya idul fitri tinggal beberapa hari lagi, namun bagi seorang muslim yang taat berakhirnya bulan suci ramadhan sangatlah sedih karena ibadah di bulan suci ramadhan pahalanya sangat besar di banding bulan-bulan biasa.
Tradisi seluruh umat islam yang sangat di nantikan adalah hari raya idul fitri 1 syawal merupakan hari yang sakral merupakan hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa dan kita di wajibakan untuk saling maaf memaafkan sesama umat manusia. Kerabat dekat,tetangga, handaitolan dengan penuh keikhlasan saling maaf memaafkan.
Namun untuk menggapai itu di kalangan masyarakat pedesaan yang hidupnya mengandalkan usahannya dari bercocok tanam kedatangan hari raya membuat kecemasan tersendiri ketika tanaman belum menghasilkan sedangkan hari raya idul fitri kian mendekat.
Melihat tahun tahun ke belakang sebelum hari raya idul fitri petani sudah di sibukan dengan panen kopi, kemeriahan saat hari rayapun terasa di peloksok-peloksok kampung, hilir mudik, lalu lalang saling kunjung menunjungi bahkan tempat wisatapun sesak dengan kerumunan masyarakat, namun tahun ini di hahapkan dengan penomena lain, buah kopi pun belum saatnya panen masih dalam kondisi paceklik.
Kondisi hari raya tahun ini bagi sebagian petani kopi sangat kurang mendukung, mengingat menjelang hari raya tentunya banyak sekali kebutuhan keluarga yang harus di penuhi, sudah hal yang lumrah untuk merayakan hari besar bisanya banyak sekali kebutuhan yang harus di persiapkan seperti bahan makanan, pakaian baru dll, dan yang terpenting lagi untuk membayar zakat fitrah.
Alhamdulillah sebelum menjelang hari raya petani kopi yang mempunyai sawah sudah mulai panen padi ada titik terang untuk lepas dari beban kebutuhan hidup yang banyak menjelang hari raya idul fitri.
Panen padi saat bulan ramadhan memang terasa berat, di tengah sengatan sinar matahari harus bekerja memanen padi walaupun keringat bercucuran, rasa dahaga yang tak terhingga namun tetap semangat ada harapan bisa mendapatkan hasil untuk memenuhi kebutuhan menjelang hari raya idul fitri.
Rata-rata petani kopi di kampungku selalu berusaha untuk menanam padi baik yang di lahan milik sendiri atau dengan cara bagi hasil menggarap milik orang lain dengan sistem pembagian separoh (50%) untuk yang punya dan separo (50%)untuk yang menggarap itu ketika padi musim utama, tetapi kalau musim gadu cara pembagian hasilnya satuperempat bagian (0,25%) untuk pemilik, sedangkan tiga perempat (0,75%) untuk sipenggarap dengan alasan ketika musim gadu ada gangguan burung sehingga sipenggarap harus kerja ektra menunggu padi hingga panen. Budaya ini sudah umum di kalangan masyarakat, namu ada juga pembagian hasil terima bersih berupa beras, dalam satu hektarnya sipenggarap mebayarkan beras 500 kg kepada pemiliknya, mau untung atau rugi si penggarap tetap bayaran sesuai dengan perjanjian.
Wilayah kami daerah pengunungan sawah haya di buat di luang-luang/lembah antar bukit dengan sistem sawah tadah hujan serta memanfaatkan mata air dari pengunungan dan jarang sekali yang menggunakan sistim irigasi. Untuk dataran tinggi tanaman padi bisa tumbuh dan berbuah namun produksi agak rendah. Untuk dataran rendah produksi padi pada bisa mencapai 6-7 t0n gabah kering namum untuk dataran tinggi rata-rata menghasilkan 3-5 ton gabah kering.
Pada umumnya budidaya padi di daerah dataran tinggi bukan merupakan usaha pokok namun sekedar untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok berupa beras, serta setelah panen jarang petani untuk menjual seluruhnya namun sebagian hasil penennya berupa gabah kering di simpan untuk stok makan selama beberapa bulan kedepan, lalu ketika habis beras, gabah tersebut lalu di giling pada penggilingan milik kelompok tani dengan sistim hasil penggilingan di potong per 100 kg di ambil 10 kg. Penyimpanan gabah untuk stok di sesuaikan dengan kebutuhan makan sampai ke musim panen padi berikutnya lalu sisanya di jual untuk biaya budidaya padi berikutnya dan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Untuk bulan ramadhan tahun ini 1444 H petani kopi sangat terbantu oleh hasil dari panen padi, bisa menjual sebagian dari hasilnya untuk memenuhi kebutuhan menjelang hari raya idul fitri. Melihat pertumbuhan padi tahun ini cukup baik petani padi menyabutnya dengan suka cita bisa menjual padinya agak banyak sehingga kebututuhan-kebutuhan selama bulan ramadhan bisa terpenuhi.
Alloh Berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut ayat 17 :
فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.” (QS al-Ankabut:17).
Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H