Hari ini ada kabarkan berita duka musibah banjir bandang dan tanah longsor terjadi di pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung. Banjir Bandang di Sumatera selatan terjadi di kabupaten Lahat, sedangakan di Lampung terjadi di Desa Sidomulyo Kecamatan Pagar Kabupaten Lampung Barat, sekitar dua jam perjalanan dari tempat kediaman penulis. Kabar lain terjadi lagi tanah longsor beberapa jam yang lalu yang terjadi di ruas jalan yang biasa di lalui di jalan lintas antara kabupaten Lampung Barat dan Lampung utara. Beberapa bulan yang lewat dapat kabar berita banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Pulau jawa dan sebagian Wilayah Indonesia Timur, namun kekejadian sekarang beritanya terasa kian mendekat.
Berita - berita mengerikan kejadian bencana alam seakan tidak ada hentinya negara indonesia yang tercinta, banyak musibah bencana alam terjadi di mana-mana, kadang hati menjadi miris dan merenung apakan ini akibat Faktor alam atau akibat ulah manusia sendiri. Apakah musibah ini sebagai azab dari Alloh SWT Tuhan Semesta Alam atau peringatan bagi kita selaku umat manusia untuk senantiasa istiqomah.
Mengutif dari beberapa ayat Al Quran di antaranya :
Surat al-Baqarah ayat 156, Alloh SWT Berfirman :
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innâ lillaâahi wa innâ ilaihi râji'ûn" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Surat asy-Syura ayat 30, Alloh SWT Berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِ
Artinya: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."
Dan masih banyak ayat- ayat lainnya di dalam Al Quran tetang bencana yang menimpa alam dam umat manusia.
Menyimak ayat ke dua Surat asy-syura bahmwa musibah yang menimpa kita adalah di akibatkan oleh ulah dan perbuatan kita sendiri.
Kalau melihat realita yang ada saat ini musibah yang sering terjadi merupakan sebab akibat dari kerusakan alam, banjir bandang dan tanah longsor mustahil terjadi kalau alam sekitar kita bagus. Atau kah benar yang di syairkan oleh Ebit G Ade dengan judul Berta kepada kawan "Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat tingkah kita Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa Atau alam mulai enggan Bersahabat dengan kita " Sungguh lagu ini kalau kita renungi seakan membenarkan musibah yang sedang terjadi di lingkungan sekitar kita seperti itu adanya.
Ketidak puasan kita pada alam yang seakan tidak ada cukupnya, menguras kekayaan alam sudah hal yang wajib demi kepetingan pertumbuhan ekomomi dengan berbagai alasan dan analisa. Padahal negara kita negara yang subur bagaikan hamparan Zamrud di garis khatulistiwa artinya negara kita sangat subur yang menjadikan laut sebagai kolam susu dan tongkatpun jadi tanaman.
Semestinya dengan kekayaan negara kita mungkin tidak ada lagi kemiskinan dan ketimpangan sosial kalau Tek Pancasila butir ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Kembali ke musibah Banjir Bandang dan tanah longsor melihat realitanya secara umum setiap terjadi Banjir Badang dan tanah longsor berawal dari daerah perbukitan di lahan yang terbuka dan hutan sudah gundul di sertai intensitas hujan yang tinggi. Banjir bandang di sertai tanah longsor turun dari hulu ke hilir membawa matreal lumpur dan pepohonan mengerus apa yang dilewati, tampa pandang bulu, sungguh mengerikan.
Ada beberpa penyebab Bajir Bandang dan Tanah Lonsor :
1. Curah Hujan yang tinggi
Negara indonesia merupanan negara tropis yang berada di garis khatulistiwa yang mempunyai curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan di indonesia rata-rata berkisar 2.000-3.000 mm/tahun, walaupun ada beberapa wilayah di indonesia yang memiliki curah hujan yang sedikit. Wilayah Indonesia umumnya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar di bulan April sampai bulan oktober sedangkan Musim Penghujan berkisar di bulan November sampai dengan bulan Maret.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa musim penghujan akan terjadi sepanjang tahun, Perlu kita waspadai ketika terjadi musim hujan sepanjang tahun dengan intensitas yang tinggi ini sangat berpotensi terjadinya bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsong.
2. Tofografi
Tofografi merupakan tinggi rendanya permukaan bumi, topografi di gambarkan seperti gunung dan lembah serta fiktur sungai dan jalan. Permukaan bumi di indonesia umumnya bergelombang atau berbukit dan sebagian lembah atau datar. Alam yang sudah tersusun sedimikian rupa merupakan ekosistem yang saling berkaitan, Daerah hulu merupakan daerah yang banyak terdapat sumber mata air lalu di alirkan melalui sungai ke daerah rendah dan bermuara di laut. Ketika terjadi kerusakan alam bi bagian hulu di tambah intensitas hujan yang tinggi maka air akan melimpah mengenangi daerah hilir.
3. Kerusakan Lingkungan.
Kerusakan lingkungan adalah salah satu penyebab yang selalu menjadi sorotan, kerusakan lingungan di antaranya kerusakan hutan, lahan kritis dan Pendangkalan Sungai.
a. Kerusakan Hutan
Hutan lindung mempunyai peranan penting sebagai fungsi mengatur tata air, penetapan hutan lindung sudah sejak jaman belanda, sebelum indonesia merdeka belanda sudah membagi hutan sesuai dengan fungsinya. Ada tiga kreteria bisa di sebut hutan lindung yaitu Kemiringan Lahan, Kepekaan terhadap erosi dan intensitas curah hujan. Dari tiga faktor tersebut hutan lindung mempunyai peranan yang sangat penting, maka dari itu hutan lindung harus terhindar dari berbagai kegiatan manusia yang dapat mengurangi fungsinya. Ketika terjadi penggundulan hutan lindung akan berakibat patal yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor. Dari tiga unsur hutan lindung kalau terganggu maka akan terjadi bencana.
b. Kerusakan tanah
Kerusakan tanah disini dengan adanya lahan terbuka baik di wilayah kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan. Lahan yang terbuka tidak ada penyangganya seperti pepohonan dan bangunan konservasi akan mengakibatkan erosi dan tanah longsor. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan seperti tanah, sedimen, batuan, dan lain-lain yang disebabkan oleh angin, air, es, hujan, gravitasi, atau makhluk hidup . sedangkan tanah lonsor Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng . Akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng maka akan terjadi bencana.
Hal ini kalau di biarkan secara terus menerus dan tidak ada upaya rehabilitasi lahan seperti menanam pepohonan tajuk tinggi serta tidak ada upaya konservasi tanah (terasering, gullyplug dll) ini akan berakibat banjir bandang dan tanah lonsor.
c. Kerusakan Sungai.
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Disadari atau tidak di sadari banyak prilaku manusia yang kurang menyadari pentingnya sungai, prilaku yang kurang terpuji membuang sampah ke sungai kegiatan tersebut akan mengaibatkan penumpukan sampah di sungai sehingga menyumbat aliran sungai maka air sungai akan meluap maka terjadi banjir. ini biasa terjadi pada sungai yang melalui pemukiman padat atau sungai yang melewati kota-kota besar.
Begitu juga erosi tanah yang masuk kedalam sungai ketika musim penghujan akan tertumpuk menjadi sedimentasi di dasar sungai, akibatnya sungai menjadi dangkal, ketika datang musim penghujan air akan meluap yang mengakibatkan banjir di daerah sekitarnya.
Berikut beberapa cara mengatasi banjir bandang dan tanah longsor:
- Bangun sistem peringatan dini: Sistem peringatan dini dapat membantu orang-orang mengambil tindakan pencegahan atau evakuasi lebih cepat ketika terjadi banjir bandang atau tanah longsor. Sistem peringatan dini dapat berupa sirene, pemberitahuan melalui pesan teks, atau peringatan melalui media sosial.
- Lakukan reklamasi lahan: Reklamasi lahan dapat dilakukan dengan cara membangun sistem drainase yang baik dan mengurangi jumlah beton atau aspal yang digunakan dalam pembangunan bangunan. Hal ini dapat membantu mengurangi jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengurangi resiko banjir bandang atau tanah longsor.
- Tanam pohon dan vegetasi: Tanaman dan vegetasi dapat membantu mengurangi resiko tanah longsor dengan mengurangi erosi tanah. Pohon juga dapat membantu menyerap air hujan, sehingga dapat mengurangi resiko banjir.
- Pembersihan sungai dan saluran drainase: Saluran drainase dan sungai yang bersih dapat membantu mengalirkan air hujan dengan lebih lancar dan mencegah terjadinya banjir.
- Bangun tanggul: Tanggul dapat dibangun untuk melindungi wilayah dari banjir bandang. Tanggul harus dirancang dengan baik dan harus diuji untuk memastikan bahwa mereka dapat menahan air dengan kuat.
- Evakuasi dini: Penting untuk selalu siap untuk menghadapi banjir dan tanah longsor dengan melakukan evakuasi dini jika diperlukan. Pastikan Anda memiliki rencana evakuasi yang telah disusun sebelumnya dan tetap waspada terhadap peringatan dini yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
- Konsultasi dengan BadanNasional Penangulangan Becana: Jika Anda tinggal di daerah yang sering terkena banjir bandang atau tanah longsor, konsultasikan dengan PNPB untuk mengetahui cara terbaik untuk mengatasi resiko tersebut. PNPB dapat memberikan saran tentang cara membangun rumah yang tahan bencana atau cara mengurangi resiko banjir dan tanah longsor di wilayah Anda.
Setelah melakukan uapaya seperti diatas namun masih juga terjadi musibah kita tinggal menanyakan pada diri kita sendiri apakah kita masih melakkan dosa di negeri ini.
Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H